Lumbung Nusantara Membagikan APD RS Medika Tangerang Dan Membantu Sembako STT IKAT


Perwakilan Ruah Sakit Medika di Tangerang dan Pdt. Dr. Ir. Rachmat Manulang mewakili LUMBUNG NUSANTARA
REFORMATANEWS.com, Banten - Merebaknya virus corona atau covid 19 di Indonesia hingga kini belum berakhir, para pasien Corona setiap waktu terus bertambah. Para tenaga medis Rumah sakit di Indonesia masih terus berupaya menangani pasien virus Corona. 

Berjalannya waktu rumah sakit yang menjadi tempat perlindungan masyarakat, mulai kewalahan dalam menghadapi virus tersebut. Selain itu, tidak sedikit jumlah tenaga medis yang merupakan garda terdepan dalam berjuang menghadapi virus Corona, terkena dampak penularan virus dan berakhir dengan meregang nyawa. Tidak hanya itu, rumah sakit di Indonesia pun mulai kewalahan dengan minimnya Alat Perlindungan Diri/APD.  

Mensikapi minimnya Alat Perlindungan Diri di rumah sakit, komunitas masyarakat yang mengatas namakan LUMBUNG NUSANTARA ikut serta membantu rumah sakit Medika di Tangerang dalam program Berbagi Anak Negeri atau BERANI, dalam program tersebut LUMBUNG NUSANTARA mengadakan Alat Perlindungan Diri,  komunitas masyarakat tersebut terbeban melihat kesulitan rumah sakit dalam menghadapi virus Corona namun minimnya APD. 

Hari ini Rabu, 29/04/20, LUMBUNG NUSANTARA, menghampiri rumah sakit Medika BSD yang berada di Tangerang Selatan. Pertemuan antara Lumbung Nusantara dan rumah sakit medika BSD, di saksikan wartawan yang tergabung di Pewarna Indonesia membagikan Alat Perlindungan Diri sebanyak 50 APD baik itu masker serta alat perlindungan lainnya sesuai kebutuhan rumah sakit setempat.

Pdt. Dr. Ir. Rachmat Manulang mewakili LUMBUNG NUSANTARA ketika ditemui awak media mengatakan bahwa pembagian alat perlindungan diri bagi para tenaga medis, merupakan bantuan dari beberapa donatur yang terbeban melihat kesulitan rumah sakit dalam menangani pasien virus corona. 

Pembagian APD beberapa hari sebelumnya juga sudah membagikan ke beberapa tempat yang membutuhkan, dengan mengirimkan alat perlindungan diri ke sejumlah rumah sakit di Indonesia, sesuai dengan data yang di miliki pihak  LUMBUNG NUSANTARA.

Dalam program Berbagi Anak Negeri,  LUMBUNG NUSANTARA juga membagikan sembako di Serang Provinsi banten di tengah situasi seperti saat ini. 

Pdt. Dr Ir. Rachmat Manulang mengajak semua pihak untuk saling bergotong royong di tengah berjuang mengatasi virus corona di Indonesia. 

Sementara itu, di tempat yang sama Giftar perwakilan Rumah Sakit Medika BSD menyambut baik bantuan dari LUMBUNG NUSANTARA dalam membagikan Alat Perlindungan Diri bagi para tenaga medis kami, dengan adanya bantuan APD sangat bermanfaat dalam melindungi para tenaga medis dalam menghadapi pasien virus corona. 
Pdt. Ruben dari STT IKAT
LUMBUNG NUSANTARA  dalam hari yang sama juga memberikan bantuan sembako kepada STT IKAT Jakarta, Pdt. Dr Jimmy Lumintang Rektor STT IKAT ketika dimintai tanggapannya tentang program BERANI (Berani Anak Negeri) ini, mengucapkan rasa terimakasihnya terutama kepada Pdt. Dr Antonius Natan, M.Th yang telah menjadikan STT IKAT sebagai tujuan berbagi.

“Saya 140 mahasiswa dan keluarga besar STT IKAT menyampaikan banyak terimakasih atas perhatian dan care dari LUMBUNG NUSANTARA dalam hal ini kepada Pdt Antonius”, ujar Bapak yang ramah ini.

Bantuan yang diberikan dari LUMBUNG NUSANTARA diambil oleh ketua IV dan sudah diterima di kampus, sekali lagi selaku pimpinan STT IKAT Pdt. Jimmy.

“Kami tidak bisa membalas kebaikan bapak ibu pimpinan serta pengurus LUMBUNG NUSANTARA, hanya doa kiranya Tuhan memberikan kesehatan dan terus dipakai sebagai saluran berkat bagi banyak orang”, tandas penerima penghargaan sebagai figur pendidikan dari PEWARNA Indonesia. 

Related Posts:

Arief Budiman Dan Pembangunan Demokrasi Berkemanusiaan Dan Berkeadilan

Reformatanews.com - Catatan Firman Jaya Daeli Menghormati (Alm) Prof. Dr. Arief Budiman

Ketika usia SMA, saya mulai biasa membaca sejumlah majalah, koran, buku-buku pengetahuan umum dan relatif sedikit bacaan "pergerakan". Tentu membaca juga buku standar mata pelajaran sekolah sebagai bacaan wajib pendidikan formal. Tradisi membaca ini turun dari kebiasaan orangtua (ayah) saya yang banyak menyimpan, mengoleksi, dan terbiasa membaca buku dan media cetak. Materi dan sasaran bacaan terutama buku pengetahuan umum dan pergerakan. Perihal ini mungkin karena berkaitan dengan latarbelakang orangtua saya yang pernah menjadi pimpinan Gerakan Pemuda Marhaen, pimpinan Persatuan Tani Nasional, pimpinan Lembaga Kebudayaan Nasional tahun 1950-an dan menjadi salah seorang Pimpinan Partai Nasional Indonesia (PNI) tahun 1960-an di daerah saat itu. Selama proses membaca dan dalam beberapa bacaan, muncul nama Arief Budiman, sehingga saya mulai mengenali, mengetahui. Dan juga mendengar dari berbagai pihak mengenai sosok Arief Budiman. Sejak itu, saya sepertinya sudah "berkenalan" dengan Arief Budiman padahal belum berkenalan benaran. Terminologi berkenalan dalam konteks ini menjadi penting. Arief Budiman berkategori figur yang relatif paripurna dengan kekuatan kapasitas dan keragaman atribusi yang dimiliki di antara akademisi lain. Arief Budiman adalah akademisi, intelektual, cendekiawan, budayawan, sastrawan, filsuf, pemikir, penulis, demonstran, pejuang, dan aktifis sepanjang hayat.

Kami baru bertemu langsung sembari berdiskusi ketika saya menjadi mahasiswa di Yogyakarta pertengahan tahun 1980-an. Arief Budiman sudah menetap beberapa tahun sebelumnya di Salatiga, Jateng menjadi Dosen Tetap di Kampus Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) yang merupakan sebuah Perguruan Tinggi (Universitas) terkenal, ternama, kredibel, dan berkualitas, yang turut dibesarkan Arief Budiman. Sosok Arief Budiman berpembawaan sederhana, bersahaja, humanis, egaliter, familiar, lugas, kritis obyektif-jernih-terukur dan solutif, "tajam menggigit", juga arif dan budiman sebagaimana nama yang disandang. Perihal ini merupakan sifat luhur mulia dan kepribadian kuat teguh yang melekat di dalam keseluruhan dinamika pergerakan dan dialektika perjuangan Arief Budiman. Saya merasakan betul sifat dan kepribadian kemanusiaan yang dibumikan dan watak keadaban yang dipraxiskan Arief Budiman.

Ada sedikit momen evaluatif dan kesempatan reflektif yang saya saksikan dan alami berkaitan dengan Arief Budiman. Tentu masih amat banyak lagi berbagai kalangan, para aktifis dan senior-sesepuh lain yang pasti lebih sering dan lebih banyak lagi mengalami momen pergerakan dan perjuangan bersama Arief Budiman. Demikian pula sahabat-sahabat dan handai taulan/sanak famili Arief Budiman. Suatu ketika di akhir tahun 1980-an atau di awal tahun 1990-an, diselenggarakan sebuah Seminar Nasional di Yogyakarta. Seminar berlangsung atas kerjasama informal Senat Mahasiswa sejumlah kampus, yang diselenggarakan di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) sekarang Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga. Ada juga aktifis dan jurnalis pers mahasiswa yang tergabung dalam komunitas Majalah Arena (UIN Sunan Kalijaga). Pembicara Utama adalah Arief Budiman. Sebelum dan setelah seminar berlangsung, Arief Budiman dan saya berdiskusi dengan hangat dan dinamis yang berintikan pada penguatan kerakyatan dan kebangsaan menuju perubahan politik. Arief Budiman mengajak dan mengundang saya datang ke Salatiga melanjutkan diskusi secara khusus karena belum selesai diskusi kami berdua ketika di kampus UIN Sunan Kalijaga tersebut.

Seminar Nasional tersebut turut didukung dan didorong oleh Forum Komunikasi Mahasiswa Yogyakarta (FKMY). Organ FKMY adalah satu-satunya elemen gabungan kalangan aktifis mahasiswa dari berbagai kampus Pergururuan Tinggi di Yogyakarta di era tahun 1980-an sampai di awal era tahun 1990-an. FKMY senantiasa dan terus menerus melakukan aksi pendampingan dan pembelaan rakyat dan yang menjadi korban massal dan struktural akibat dari kebijakan represif dan perlakuan diskriminatif dari sistem dan struktur kekuasaan rezim ketika itu dengan topangan bangunan politik otoritarian orba. Saya saat itu selain sebagai salah seorang Ketua Senat Mahasiswa, juga sebagai salah seorang Ketua Presidium FKMY, sehingga saya terlibat dan hadir dalam penyelenggaraan Seminar Nasional tersebut.

Ketua-Ketua Presidium FKMY saat itu selain saya yang bergantian dengan Heroe (Nongko) Waskito, juga adalah : Johnsony Tobing (Pencipta Lagu "Darah Juang") ; Brotoseno ; Burhanudin bergantian dengan Ngatawi Al-Zastrow ; Hendra Budiman bergantian dengan (Alm) M. Yamin ; Aam Sapulete ; Sugianto bergantian dengan Yudi. Kepemimpinan dan keanggotaan ini merupakan representase strategis dari beberapa kampus utama yang merupakan basis pergerakan dan perjuangan aktifis mahasiswa saat itu. Ada dari kampus Universitas Gadjah Mada (UGM), IAIN/UIN Sunan Kalijaga, Institut Seni Indonesia (ISI), Universitas Islam Indonesia (UII), Universitas Janabadra (UJB), Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW), dan beberapa kampus lain lagi. Organ FKMY selain membangun aliansi taktis dan strategis dengan sejumlah organ pergerakan dan perjuangan mahasiswa di beberapa kota/daerah di Jawa dan di Indonesia pada umumnya, juga memiliki relasi emosional kuat secara mandiri dan independen dengan Arief Budiman dan sejumlah simpul pergerakan dan perjuangan lainnya yang seide, segagasan, senafas, dan segerakan.

Arief Budiman dalam sebuah kesempatan lain, pernah diundang dan bersedia datang menghadiri Sarasehan Kebangsaan sebagai salah seorang Pembicara. Sarasehan tersebut diselenggarakan oleh organisasi kemahasiswaan yang tergabung dalam Kelompok Cipayung tingkat nasional (GMNI, HMI, GMKI, PMII, PMKRI), di awal pertengahan tahun 1990-an. Ada sejumlah Pembicara lain selain Arief Budiman. Ada beberapa fungsionaris penanggungjawab dan pengarah penyelenggara gabungan, selain saya tentunya, yaitu : Ayi Vivananda, Ahmad Basarah, Arief Wibowo, Abidin Fikri, Taufik Hidayat, Anas Urbaningrum, Viva Yoga Mauladi, Saan Mustafa, Immanuel Blegur, Audy WMR Wuisang, Daniel Yusmik Pancastaki FoEkh, Febry Calvin Tetelepta, Abdul Muhaimin Iskandar, Refra, Syaiful Bahri Anshori, Khatibul Umam Wiranu, Antonius Doni, Riza Primahendra, dan lain-lain. Ada satu sesi dalam sarasehan yang menghadirkan dua orang Pembicara, yakni Arief Budiman dan Enggartiasto Lukita (mantan Menteri Perdagangan RI). Saya menjadi moderator dan berperan memandu dan memimpin sesi kunci sarasehan tersebut.

Sesi kunci sarasehan pada dasarnya relatif representatif dan strategis. Selama sesi berlangsung, terbangun dialog kritis dan dinamis bahkan sampai pada tingkat perdebatan keras dan sengit di antara kedua Pembicara. Silang pendapat kreatif dan solutif yang tumbuh terbangun, sempat menyita sebagian waktu alokasi untuk sesi berikut, sampai-sampai Prof. Dr. Emil Salim bersama Pembicara lain mesti menunggu beberapa saat di ruangan lain. Hakekat dan intisari dialog dan perdebatan terletak pada pemikiran strategis dan pernyataan analitis kedua Pembicara dalam menilai dan membedahi mengenai "bangunan sistem dan struktur kekuasaan kepemimpinan nasional dan tatanan politik orde baru terhadap kondisi dan masa depan Indonesia". Perspektif pemikiran dan hakekat pernyataan kedua Pembicara berbeda dan amat diametral walau masih dalam bingkai Indonesia Raya. Pada akhirnya sesi kunci tersebut selesai, dan saya sebagai moderator mengakhiri dengan menyampaikan catatan umum dan kesimpulan sementara khusus untuk sesi tersebut. Meski kedua Pembicara terpaut usia minimal sepuluh (10) tahunan lebih, namun kedua Pembicara sesungguhnya sama-sama aktifis. Arief Budiman adalah aktifis sejak kuliah sampai akhir hayat sebelum sakit serius. Enggartiasto Lukita juga adalah aktifis sejak kuliah, pernah menjadi Ketua Dewan Mahasiswa IKIP Negeri Bandung, pernah menjadi salah seorang Pengurus Pusat GMKI dan aktifis Kelompok Cipayung pada zamannya. Bedanya adalah Arief Budiman menjadi akademisi kawakan dan cendekiaran besar serta tetap menjadi aktifis ; dan Enggartiasto Lukita menjadi pengusaha sukses dan politisi handal sampai menjadi Anggota DPR-RI dan Menteri. Saya sebelumnya sudah kenal lama dan kenal baik dengan kedua Pembicara.

Forum Kelompok Cipayung mengusulkan dan memutuskan mengundang kedua-duanya menjadi Pembicara selain para Pembicara lain. Saya turut mengusulkan Arief Budiman menjadi Pembicara. Sungguh-sungguh ada banyak calon Pembicara dan Pembicara cadangan yang diusulkan dan dibicarakan di forum untuk dipilih, yang pada akhirnya diputuskan setelah dibahas secara kritis, analitis, evaluatif, dan dinamis. Arief Budiman relatif diterima dan diletakkan sebagai Pembicara yang secara simbolik amat kuat melambangkan etos semangat pergerakan dan perjuangan serta melambangkan watak kuat perubahan Indonesia. Aura lingkungan dan suasana kebatinan tersebut memiliki relasi ideologis dengan mainstream Kelompok Cipayung, dan arus utama atau aspirasi umum Indonesias saat itu yang sedang menguat dan melembaga untuk melakukan perubahan mendasar dan menyeluruh. Saya sebagai salah seorang Komite Pengarah Penyelenggara seminar/sarasehan, menghubungi Arief Budiman untuk menjadi Pembicara. Saya saat itu sudah keluar dari Yogyakarta dan tinggal di Jakarta sambil persiapan melanjutkan studi di Program Pascasarjana (S2) di Universitas Indonesia (UI).

Ketika sejak kuliah sampai beberapa bulan setelah wisuda, saya sering ke Salatiga karena berbagai kegiatan kemahasiswaan, tugas pergerakan, dan tanggungjawab perjuangan. Saya justru amat jarang bahkan tergolong sangat lama tidak ke Salatiga lagi setelah saya sudah menetap di Jakarta di pertengahan tahun 1990-an. Juga di awal tahun 2000-an, meski saat itu, saya menjadi Dewan Pengawas Yayasan Bina Darma di Salatiga namun saya tidak atau kurang aktif sebagai Dewan Pengawas karena kesibukan ekstra sebagai Anggota DPR-RI dan salah seorang Pimpinan Fraksi PDI Perjuangan serta Anggota Panitia Khusus Pembahasan sejumlah RUU dan revisi UU serta Panitia Khusus Penyelidikan beberapa kasus. Juga ada kegiatan di alat kelengkapan DPR-RI dan kegiatan kunjungan ke lapangan. Saya jauh sebelumnya masih sering ke Salatiga di awal tahun 1990-an ketika suatu masa terjadi dinamika pergolakan dan konflik pertarungan di internal Kampus Satya Wacana (UKSW) Salatiga. Saya ke Salatiga dalam era suasana tersebut tetapi dalam kegiatan dan urusan lain tentunya. Saya tidak dalam posisi berpendapat dan menilai mengenai issue sentral dan konten pokok beserta keseluruhan permasalahan saat itu. Saya hanya mengikuti dan mengamati secara umum sebagai orang luar yang sedang menunaikan tugas dan tanggungjawab lain di Salatiga meski saya juga sering bertandang ke dalam kampus UKSW jika kebetulan diundang berdiskusi dalam urusan tematik lain. Saya juga tidak hanya sekali saja menyaksikan ketika ada aksi demonstrasi dari para pihak dan elemen berkaitan dengan dinamika dan konflik internal tersebut.

Meskipun saya sedikit mengetahui secara umum dan normatif tetapi saya hanya mau mengatakan bahwa di antara elemen yang berkonflik dan bertarung maupun yang tidak terlibat tersebut adalah warga UKSW sendiri. Dan sebelumnya saya sudah kenal lama dan mengenal baik di antara sebagian para pihak tersebut. Saya mengenal Arief Budiman dan sejumlah dosen di sekitar lingkungannya beserta elemen mahasiswa, antara lain Erry Sutrisno, Dermawan Zagoto, dan lain-lain. Saya juga mengenal John Titaley (mantan Rektor UKSW) dan sejumlah dosen di sekitar lingkungannya beserta elemen mahasiswa, antara lain Neil Rupidara (kini Rektor UKSW), Theo F. Litaay, Jhon Theodore Weohau, dan lain-lain. Saya juga kenal Rektor UKSW saat itu John (JOI) Ihalauw dan Ketua Yayasan UKSW saat itu Prof. Dr. Ir. Haryono Semangun (Guru Besar UGM). Point saya adalah bagaimana sebuah dan serangkaian pergumulan tersebut sungguh berdampak amat luas jauh dan berakibat sangat tajam dalam - terhadap perkembangan kampus UKSW selanjutnya walau sekarang sudah stabil kembali serta semakin berkembang bagus dan maju pesat. Menurut saya, Arief Budiman sungguh-sungguh merindukan dan menyayangi Kota Salatiga beserta Indonesia. Arief Budiman juga sangat merindukan dan menyayangi keberadaan dan "kebesaran" UKSW karena Arief Budiman sangat proaktif secara langsung dan terlibat maksimal secara serius "membangun dan membesarkan" UKSW bersama pihak lain tentunya.

Arief Budiman di kemudian waktu bermukim di Australia karena menjadi Dosen dan Guru Besar di Universitas Melbourne, Australia. Namun kadang kala berkunjung ke Indonesia, sampai akhirnya menetap di Salatiga setelah pulang dari Australia. Suatu ketika di awal tahun 2000-an, saya diundang menjadi peserta aktif sekaligus menjadi narasumber aktif bersama peserta lain yang mengikuti Forum Group Discussion (FGD). Penyelenggara saat itu mengundang dalam kapasitas dan atribusi saya secara informal meski saya juga Anggota DPR-RI dan Anggota MPR-RI. Ada beberapa peserta aktif yang diundang dalam jumlah terbatas karena format FGD, datang menghadiri dan menyampaikan pemikiran dan berdialog. Peserta berasal dari berbagai lintas profesi, kultural, dan latar belakang. Ada pengamat, akademisi, cendekiawan, budayawan, politisi, jurnalis, aktifis, dan lain-lain. Salah seorang di antaranya adalah Arief Budiman. Jajaran Pemerintahan Nasional NKRI saat itu di bawah kepemimpinan Presiden RI K.H. Abdurrahman Wahid (Gusdur) dan Wakil Presiden RI Hj. Megawati Soekarnoputri. FGD menjadi sangat berkualitas dan bermakna. Arief Budiman menyampaikan pemikiran segar jernih, bernas kontekstual, dan relevan visioner. Juga berbicara jelas dan tegas tentang masa transisi demokrasi dan penguatan Indonesia berbasis kualitas keadilan, kesejahteraan, dan kemakmuran.

Arief Budiman selalu berpendirian kukuh, teguh, dan konsisten untuk bergerak dan berjuang dalam berbagai ruang lingkup dan skala kesempatan dengan keluasan dan kedalaman spektrum kebeningan hati nurani dan kejernihan akal budi. Keseluruhan ini ditumbuhkan dan diabdikan Arief Budiman melalui materi-materi tematik : Pembangunan Demokrasi Berkemanusiaan Dan Berkeadilan. Arief Budiman telah meninggalkan kita tetapi Arief Budiman juga amat banyak dan sangat beragam "meninggalkan" kebersahajaan, kebersamaan, kebajikan, keadaban, dan sejumlah nilai-nilai "keluhuran, dan kebesaran" lainnya. Inilah warisan monumen kehidupan berkelas tak terbatas dan tak terhingga yang berguna bagi kebangkitan dan kemajuan masyarakat dan bangsa Indonesia bahkan kawasan regional dan internasional. Kita kehilangan Arief Budiman tetapi kita "tidak kehilangan" kebaikan, kesederhanaan, ketulusan, keteguhan, kejuangan, dan kehangatan yang telah dibumikan, dipraxiskan, dan akhirnya ditinggalkan Arief Budiman untuk kita. Kemudian untuk kita transformasi dan maknai dalam tugas panggilan dan tanggungjawab pengabdian kita, yang berfungsi penanda simbolik yang otentik dan konkrit sebagai penghormatan kepada Arief Budiman, yang sungguh-sungguh arief dan budiman. Selamat Jalan Mas Arief Budiman (Soe Hok Djin). RIP.

Related Posts:

PSBB SUDAH BISA UNLOCK PADA 21 MEI 2020

  Prof. Dr. dr. James Tangkudung.,  Sportmedicine., M.Pd.
REFORMATANEWS.com, Jakarta, - Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang telah diberlakukan  pemerintah pusat sudah bisa dibuka secara bertahap atau unlock khususnya di DKI Jakarta mulai Tanggal 21 Mei 2020. Pada Tanggal tersebut umat kristiani merayakan hari kenaikan Isa Almasih dan pada Tanggal 24-25 Mei umat muslim merayakan hari raya idul fitri. Pembukaan secara berahap ini tentunya dilakukan dengan tetap menjaga  jarak dan menggunakan masker. Pernyataan ini disampaikan  Prof. Dr. dr. James Tangkudung.,  Sportmedicine., M.Pd. ketika diwawancarai  awak media PEWARNA Indonesia ketika mengisi  siaran di RPK 96.3 FM. 

Prof.  James  Tangkudung mengatakan “Saya menggunakan teori  plasma, teori serum atau teori  antibody yang ada dalam dunia kedokteran bahwa masa inkubasi covid-19 itu selama dua puluh satu hari dimulai pemeritah mengumumkan Indonesia terpapar covid-19 pada tanggal 2 Maret 2020. Dari Tanggal 2 Maret 2020 sudah lebih dari tiga bulan atau 81 hari atau akan berakhirnya fase ke empat. Jadi mulai Tanggal 21 Mei 2020 sudah bisa dibuka secara bertahap. Hanya ketentuan jaga jarak dan tetap menggunakan masker” terangnya.

Prof. James Tangkudung  melanjutkan “Untuk mengalahkan dan membasmi  covid-19 harus mengetahui kelemahan covid-19 itu seperti  covid-19 itu memiliki mahkota yang dinamakan corona dilapisi oleh lemak, lemak akan hancur oleh alkohol, disinfektan, dan cuka. Yang paling penting adalah apabila kita merasakan panas diatas 37 derajat, batuk, pilek, alat indra perasa tidak berfungsi  jangan panic, minum obat penurun panas, minum vitamin C dan E, terus bergerak jangan dibawa tidur, bawaan covid-19 itu malas ingin tidur dengan kita tidur covid-19 semakin kuat menyerang tubuh kita, seperti air diselokan yang mampet semakin dibiarkan tergenang maka kuman kuman akan semakin banyak dilokasi yang mampet itu tetapi ketika saluran yang mampet itu dibersihkan air kembali mengalir kuman kuman yang ada diselokan akan hilang dibawa arus air. Demikian juga dengan tubuh kita apabila terus bergerak sel sel tubuh, serum akan bergerak memakan virus covid-19. Demikian juga dengan bergerak ber-olahraga selama 30 menit membuat panas tubuh kita naik diatas 35 derajat celcius sampai dengan 39 derajat celcius dengan sendirinya panas tubuh kita membunuh virus covid-19. 

Demikian juga dengan persedian oksigen didalam paru paru kita harus selalu diisi dengan sebanyak mungkin oksigen karena covid-19 menghalangi oksigen masuk kedalam paru paru dengan pengentalan dahak sangat kental pada saluran pernafasan hingga menyebabkan infeksi paru. Dengan menarik nafas sebanyak mungkin virus covid-19 akan kalah dan tidak berhasil menghambat saluran pernafasan” terang Prof. James Tangkudung yang sampai saat ini mash mengajar sebagai guru besar di program Pasca Sarjana Universitas Negri Jakarta.
 Prof. Dr. dr. James Tangkudung.,  Sportmedicine., M.Pd. didampingi Pengurus PEWARNA Indonesia Thony Ermando dan Dony Leonardo
Sebagai penutup statemennya Prof. James Tangkudung mengatakan “Umat manusia adalah mahluk tertinggi yang diciptakan Tuhan, dibawah manusia masih ada hewan, dibawah hewan baru ada mahluk yang amat kecil virus Covid-19, jangan sampai manusia kalah dengan kuman atau covid-19 ini, manusia mahluk cerdas dan kuat harus mampu mengalahkan kuman, tentu saja kita juga harus berhikmat, berusaha sekuat tenaga, jangan anggap enteng. Dengan kecerdasan, hikmat, hidup sehat, banyak berdoa atau era et labora kita pasti bisa menang berperang membasmi covid-19 ini” Ungkapnya.


Related Posts:

Komunitas Peduli Kasih Indonesia Salurkan Bantuan Bagi Pekerja Media Nasrani

Pdt. Dr. Harry Saragih bersama PEWARNA Indonesia
REFORMATANEWS.com, Jakarta - Dalam situasi perekonomian dunia yang saat ini porak poranda akibat pandemi  covid-19. Indonesia adalah satu satu negara yang saat ini terpapar Covid-19 tidak hanya terdampak dari segi jumlah korbannya, namun  turut terdampak secara ekonomi.

Sebagai perwujudan kasih kepada sesama anak bangsa, komunitas Peduli Kasih Indonesia terpanggil untuk berbagi kasih kepada wartawan Nasrani yang kesehariannya bertugas melakukan peliputan di dunia Kekristenan. Bantuan yang diberikan berupa 15 paket sembako (Sembilan bahan pokok).

Saat ditemui di kawasan Cipinang, Jakarta Timur, Sabtu pagi (25/04/2020), inisiator Peduli Kasih Indonesia, Pdt. Dr. Harry Saragih, menuturkan tentang tiga poin yang mesti dimaknai oleh umat nasrani dan para hamba Tuhan di masa pandemi.

“Kalau kita lihat Covid-19 ini bukan hanya melanda Indonesia tetapi sudah melanda dunia. Karena saya sebagai hamba Tuhan memberikan pencerahan khususnya  kepada umat Nasrani. Ada tiga hal yang harus kita lakukan yang pertama adalah kita harus kembali kepada Allah. Kita tahu akibat teknologi gadget yang sudah melanda dunia sangat mudah mendapat informasi akibatnya manusia tidak bijak dalam menggunakan teknologi informasi.  Kadang dalam pertemuan keluarga, ibadah gadget (gawai) ini menjadi Tuhan jadi tidak ada kepedulian untuk itu. Melalui wabah pandemi Covid-19 ini mari kembali kepada Allah,” ujar Pdt. Harry.

Sedangkan di poin kedua, Pdt. Harry Saragih berujar soal bagaimana menjadikan masa pandemi dan social distancing sebagai kesempatan umat untuk melakukan perenungan dan menjalin hubungan yang lebih dekat dengan Tuhan.

“Yang kedua akibat pandemi  ini ada pertobatan pada seluruh negara. Di Indonesia para hamba Tuhan harus juga melakukan pertobatan pada Tuhan, pertobatan pandemik. Saat ini kita sedang melakukan kebijakan tinggal dirumah (social distancing),  tinggal di rumah. Kita melakukan apa? Tuhan menghendaki tinggal di rumah kita membuat mezbah Allah di rumah ini, flashback kita merenung, kita action hingga hubungan vertikal dipulihkan,” kata Ketua Bidang OKK (Organisasi, Keanggotaan dan Kaderisasi) dari Dewan Pimpinan Nasional Asosiasi Pendeta Indonesia, ini.

Pesan ketiga yang menjadi penekanannya adalah bagaimana perwujudan kasih harus direalisasikan melalui empati dan aksi terhadap sesama.  

“Nah yang ketiga sehingga saya mau berbagi, kita harus berbagi  karena secara ekonomi sangat berdampak sehingga saya menghimbau anak-anak Tuhan yang diberkati, baik Aras maupun  Ormas mari kita berbagi. Banyak orang orang di luar sana yang terdampak, perlu diperhatikan, perlu dibantu seberapa saja. Tanda kita peduli, tanda kita berempati. Jadi Peduli Kasih Indonesia menekankan poin ketiga ini yaitu empati pada sesama. Peduli Kasih Indonesia mengajak para donatur untuk ambil bagian. Saya berterima kasih kepada Ibu Norma Damanik yang mau men-support Peduli Kasih Indonesia  membagi-bagikan sembako kepada hamba Tuhan, Jemaat , dan para pekerja yang menggunakan tinta yaitu para wartawan Nasrani . Dengan berbagi, mereka menjadi semangat mengerjakan passion-nya,” terang Harry.

Kasih kepada sesama juga dilakukan tim Peduli Kasih Indonesia kepada umat lintas agama yang terdampak Covid-19. “Saya berbagi pada masyarakat di sekitar tempat tinggal saya, seperti para lanjut usia, mereka yang terkena stroke, kena PHK. Di samping itu kita juga berbagi pada pengemudi online, grab car, pemulung, dan orang orang di pinggir jalan di mana saya temui. Saya berharap anak anak Tuhan di manapun berada dari Sabang  sampai Merauke dari Mianggas sampai Pulau Rote. Mari kita berbagi dan satu lagi untuk membuat Covid-19 ini tidak semakin menyebar mari kita tetap tinggal di rumah, disiplin diri, dan berdoa agar pandemi Covid-19 ini segera berakhir,” tutupnya.  

 Arsye Siregar, berbagi kasih kepada jurnalis dari Persatuan Wartawan Indonesia (PEWARNA Indonesia).
Sementara itu produser  film “Horas Amang”, Arsye Siregar, juga turut berbagi kasih kepada jurnalis dari Persatuan Wartawan Indonesia (PEWARNA Indonesia). Bantuan yang diberikan berupa 250 kilogram beras. Bantuan diterima langsung oleh Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat PEWARNA Indonesia, Yusuf Mujiono, beserta Ketua Bidang Hubungan Antar Lembaga DPP PEWARNA Indonesia, Dony Leonardo, di kawasan Meruya, Jakarta Barat, pada Sabtu sore (25/04/2020).

Related Posts:

PEWARNA, GMC-19, STT Agatos Lakukan Penyemprotan Disinfektan

Tim GMC-19 Melakukan penyemprotan disinfektan di Masjid Baiturahman Duta Raya, Duri Kepa Jakarta Barat.

REORMATANEWS.com, Jakarta - PEWARNA Indonesia (Persatuan Wartawan Nasrani) Indonesia bersama GMC-19 dibawah panji PGI (Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia) kembali melakukan aksi sosial turun ke lapangan memerangi laju penyebaran covid-19, kali ini bersama STT Agatos yang berlokasi di Jl. Duta Raya, Duri Kepa Jakarta Barat melakukan aksi penyemprotan disinfektan dibeberapa titik seperti STT Agathos, dua musholla, satu mesjid, dan gereja Agathos pada Rabu (22/04/2020).

Pendeta Karel Tuuk Rektor STT Agathos mengatakan "Saya sangat berterima kasih atas kepedulian PEWARNA Indonesia dan GMC-19 melakukan aksi penyemprotan disinfektan di Kampus STT Agathos. Sesungguhnya tugas utama jurnalis tidak sperti ini, tapi bisa melakukan pengabdian pada masyarakat. Kami mendapat bagian berkat, kampus kami, semua ruangan disterilkan atas usaha dan pengorbanan PEWARNA Indonesia dan Tim covid-19. Sekali lagi saya pribadi, sebagai rektor, atas nama semua pengurus yayasan, dan pembina mengucapkan terimakasih atas apresasinya saya tau ini bukan hanya sekedar program biasa tapi memberikan pembelajaran pada mahasiswa. Bagi kami ini suatu modal hati bahwa ditengah tengah kondisi yang penuh tantangan saat ini kita bisa berbuat sesuatu pada masyarakat terlebih pada saat ini bukan hanya melakukan penyemprotan di STT dan Gereja saja tetapi melayani penyemprotan pada tempat ibadah umat muslim  yaitu mesjid dan musholla diwilayah Duri Kepa. Ini memberikan dampak yang lebih luas bukan saja sosial tapi memberikan pembelajaran hati yang lebih luas melahirkan kebaikan yang lebih luas pada masyarakat" terangnya.  


 Pendeta Karel Tuuk Rektor STT Agathos
Sementara Dewan Penasehat STT Agathos Louis Pakaila yang juga sebagai Ketum PD Makassar mengatakan agar berbuat sesuatu lintas agama seperti ini harus sering dilakukan agar hubungan antar agama tetap harmonis dan saling bergotong royong menjaga NKRI.

Persiapan Penyemprotan di STT Agathos
Apresiasi dan ucapan terimakasih juga disampaikan oleh Ruslan ketua RT 02/07 Duri Kepa Jakarta Barat. Ruslan mengatan "Sebelumnya kami sudah melakukan fogyng tapi belom efektif dengan adanya penyemprotan yang dilakukan oleh PEWARNA Indonesia, GMC-19, dan STT Agathos wilayah kami semakin steril dari covid-19 dan kami berterimah kasih atas apresiasinya, sementara diwilayah kami kesadaran masyarakat menjaga lingkungan cukup baik sehingga wilayah kami aman dari virus corona" terangnya.


Penyemprotan disekitar Musholla dan pemukiman Duta Raya, Duri Kepa Jakarta Barat.


Related Posts:

Seleksi Genetis Sedang Berlangsung Diprediksi 100 Ribu Orang Akan Terpapar Covid-19

 Prof. DR. James Tangkudung, Sportmed
REFORMATANEWS.COM, Jakarta - Seleksi genetis sedang berlangsung di Indonesia ditengah pandemi covid-19. Mereka yang memiliki daya tahan tubuh yang kuat akan bertahan sedangkan mereka yang memiliki daya tahan tubuh yang lemah akan tumbang menghadapi virus corona covid-19. Pernyataan ini disampaikan Jakarta - Seleksi genetis sedang berlangsung di Indonesia ditengah pandemi covid-19. Mereka yang memiliki daya tahan tubuh yang kuat akan bertahan sedangkan mereka yang memiliki daya tahan tubuh yang lemah akan tumbang menghadapi virus corona covid-19. Pernyataan ini disampaikan Prof. DR. James Tangkudung, Sportmed guru besar bidang olah raga di UNJ ketika diwawancarai via telpon Senin pagi (20/04/2019). Puncak Pandemi pada bulan Mei sampai Juni 2020 dan menurun pada awal July 2020, jumlah yang terpapar diprediksi berjumlah sekitar seratus ribu lebih di seluruh wilayah Indonesia.

Melatih Pernafasan Panjang

James Tangkudung menyampaikan kiat-kiat untuk melindungi diri dari serangan covid-19 disamping disiplin melindungi diri yang kuat seperti menggunakan masker, sering cuci tangan, dirumah saja, olah raga, minum vitamin yang tidak kalah pentingya adalah sering melatih bernafas panjang menghirup oksigen sebanyak mungkin. Prof. James mengatakan "Pasalnya virus corona ini bersaing dengan oksigen dan masuk ke darah merah (eritrocit) yang bekerjanya virus ini dengan menghijak yaitu merampok plus mengikat hemoglobin atau HB yang seharusnya HB ini diikat dengan oksigen atau HB 02. Dan jika virus yang bekerja maka kita akan kekurangan oksigen yang dibawa darah merah atau hemoglobin  dan mengalir menembus ke paru-paru, otak jantung, ginjal, hati dan seluruh tubuh, sehingga hal ini yang bisa kita sulit bernafas kemudian infeksi panas atau biasa disebut demam tinggi, tandas staf ahli Kemenpora era Adhyaksa Dault. Selain anjuran tarik nafas dari mulut dan hidung, maka alangkah baiknya kita berolahraga di pagi hari mulai jam 6 sampai jam 9 bisa dirumah atau disekitar rumah" ungkapnya. 

Prof. James Tangkudung dalam kesehariannya aktif  berolahraga dirumahnya.
Prof. DR. James Tangkudung, Sportmed  
Sebelumnya Badan Intelijen Negara telah mengkaji dan membuat skenario arus sebaran virus corona atau COVID-19 di Indonesia. Menurut data BIN puncak penyebaran virus corona terjadi pada Juli 2020. Data hasil kajian BIN tersebut disampaikan Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Doni Monardo dalam Rapat Kerja dengan Komisi IX DPR yang dilakukan secara virtual pada Kamis (2/4).

"Puncaknya akhir Juni (105.765 kasus) atau akhir Juli (106.287 kasus)," kata Doni dalam Rapat Kerja dengan Komisi IX DPR yang dilakukan secara virtual pada Kamis (2/4). Menurut Doni, kasus virus corona akan mengalami peningkatan setiap bulannya sebelum mencapai puncak, 1.577 di akhir Maret, 27.307 di akhir April, 95.451 di akhir Mei, dan 105.765 di akhir Juni.

Doni juga menyampaikan bahwa terdapat 50 kabupaten atau kota prioritas dari 100 yang memiliki risiko tinggi terkait peningkatan penyebaran virus corona ini. Menurutnya, 49 persen wilayah itu berlokasi di Pulau Jawa. Dalam kajian BIN tersebut juga dikatakan setidaknya 10 provinsi yang mengalami kekurangan fasilitas kesehatan dalam penanggulangan COVID-19. “Yaitu DIY, Sulsel, Bali, Kaltim, Sumut, Papua, NAD, Sulteng, dan Maluku,” sebut Doni.

Doni  menjelaskan, kekurangan faskes ini mencakup SDM tenaga kesehatan, ruang isolasi yang tidak memadai, dan jumlah APD. Namun, Doni mengingatkan bahwa kajian BIN ini bisa tidak terjadi bila langkah-langkah pencegahan terus dilakukan.

"Kalau kita bisa melakukan langkah-langkah pencegahan, mudah-mudahan kasus yang terjadi tidak seperti apa yang diprediksi," kata Doni.
 guru besar bidang olah raga di UNJ ketika diwawancarai via telpon Senin pagi (20/04/2019). Puncak Pandemi pada bulan Mei sampai Juni 2020 dan menurun pada awal July 2020, jumlah yang terpapar diprediksi berjumlah sekitar seratus ribu lebih di seluruh wilayah Indonesia.

Melatih Pernafasan Panjang

James Tangkudung menyampaikan kiat-kiat untuk melindungi diri dari serangan covid-19 disamping disiplin melindungi diri yang kuat seperti menggunakan masker, sering cuci tangan, dirumah saja, olah raga, minum vitamin yang tidak kalah pentingya adalah sering melatih bernafas panjang menghirup oksigen sebanyak mungkin. Prof. James mengatakan "Pasalnya virus corona ini bersaing dengan oksigen dan masuk ke darah merah (eritrocit) yang bekerjanya virus ini dengan menghijak yaitu merampok plus mengikat hemoglobin atau HB yang seharusnya HB ini diikat dengan oksigen atau HB 02. Dan jika virus yang bekerja maka kita akan kekurangan oksigen yang dibawah darah merah atau hemoglobin  dan mengalir menembus ke paru-paru, otak jantung, ginjal, hati dan seluruh tubuh, sehingga hal ini yang bisa kita sulit bernafas kemudian infeksi panas atau biasa disebut demam tinggi, tandas staf ahli Kemenpora era Adhyaksa Dault. Selain anjuran tarik nafas dari mulut dan hidung, maka alangkah baiknya kita berolahraga di pagi hari mulai jam 6 sampai jam 9 bisa dirumah atau disekitar rumah" terarangnya. 

Prof. James Tangkudung dalam kesehariannya aktif  berolahraga dirumahnya.

Sebelumnya Badan Intelijen Negara telah mengkaji dan membuat skenario arus sebaran virus corona atau COVID-19 di Indonesia. Menurut data BIN puncak penyebaran virus corona terjadi pada Juli 2020. Data hasil kajian BIN tersebut disampaikan Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Doni Monardo dalam Rapat Kerja dengan Komisi IX DPR yang dilakukan secara virtual pada Kamis (2/4).

"Puncaknya akhir Juni (105.765 kasus) atau akhir Juli (106.287 kasus)," kata Doni dalam Rapat Kerja dengan Komisi IX DPR yang dilakukan secara virtual pada Kamis (2/4). Menurut Doni, kasus virus corona akan mengalami peningkatan setiap bulannya sebelum mencapai puncak, 1.577 di akhir Maret, 27.307 di akhir April, 95.451 di akhir Mei, dan 105.765 di akhir Juni.

Doni juga menyampaikan bahwa terdapat 50 kabupaten atau kota prioritas dari 100 yang memiliki risiko tinggi terkait peningkatan penyebaran virus corona ini. Menurutnya, 49 persen wilayah itu berlokasi di Pulau Jawa. Dalam kajian BIN tersebut juga dikatakan setidaknya 10 provinsi yang mengalami kekurangan fasilitas kesehatan dalam penanggulangan COVID-19.

“Yaitu DIY, Sulsel, Bali, Kaltim, Sumut, Papua, NAD, Sulteng, dan Maluku,” sebut Doni.

Doni  menjelaskan, kekurangan faskes ini mencakup SDM tenaga kesehatan, ruang isolasi yang tidak memadai, dan jumlah APD. Namun, Doni mengingatkan bahwa kajian BIN ini bisa tidak terjadi bila langkah-langkah pencegahan terus dilakukan.

"Kalau kita bisa melakukan langkah-langkah pencegahan, mudah-mudahan kasus yang terjadi tidak seperti apa yang diprediksi," kata Doni.



Related Posts:

Rumah Sakit, APD, Dan Pengabdian Tulus Melebihi Tugas Tanggungjawab Profesi

Kairospos.com, Gunungsitoli Nias- Rumah Sakit (RS) memiliki relasi yang mutlak dan kuat dengan sarana prasarana dan fasilitas dibutuhkan dalam rangka penyelenggaraan pelayanan dan perawatan medis. Relasi mutlak ini juga berlaku antara RS dengan ketersediaan Alat Pelindung Diri (APD). Ketika wabah pandemik covid-19 ini melanda Indonesia dan dunia internasional secara global maka keberadaan dan ketersediaan perangkat perlengkapan APD ini menjadi semakin relevan. Keberadaan dan ketersediaan APD dalam jumlah banyak merupakan sebuah kebutuhan mutlak dan mendesak. Pelaksanaan tugas luhur dan tanggungjawab mulia oleh jajaran RS, dalam hal ini komunitas dokter dan tenaga medis beserta pelayan terkait lainnya mesti selalu dimaknai dan dilengkapi dengan ketersediaan seperangkat kelengkapan APD. Dokter, tenaga medis, dan pelayan medis lainnya senantiasa melaksanakan tugas kemanusiaan ini sebagai tanggungjawab profesi dengan dukungan sepenuhnya APD.

Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Nias di Gunungsitoli, Kepni adalah sebuah rumah sakit khusus yang menjadi salah satu rumah sakit rujukan yang menangani warga masyarakat dan merawat pasien covid-19/virus corona di Kepulauan Nias (Kepni), Sumut. Warga masyarakat dan sesama manusia terpanggil tulus dan peduli kasih untuk bersatu dan bergotong royong mendukung dan membantu jajaran RSUD yang telah dan akan melaksanakan tugas pelayanan dan tanggungjawab profesi medis. Agenda sosial kemanusiaan ini untuk memastikan bahwa jajaran RSUD bertugas maksimal dan bekerja optimum demi untuk kebutuhan dan kepentingan umat manusia. RSUD memiliki kemauan yang kuat dan kepedulian yang tinggi untuk berjuang keras dan bekerja tuntas dengan sepenuh hati demi untuk melayani dan merawati warga masyarakat. Meskipun ada keterbatasan atas kesediaan sarana prasarana, fasilitas, dan khususnya perangkat perlengkapan APD namun jajaran RSUD senantiasa mengutamakan pelayanan dan perawatan kenanusiaan secara sungguh-sungguh demi untuk keselamatan dan kesehatan warga masyarakat di Kepni.

Keterbatasan APD di RSUD harus segera dan secepatnya diatasi dan dilengkapi melalui berbagai bentuk, wujud, pola, dan metode partisipasi dari sejumlah kalangan selain dari jajaran Pemerintah. Warga masyarakat dan jajaran lain terpanggil peduli untuk berbagi tugas dan tanggungjawab dalam rangka mengatasi dan melengkapi keterbatasan dan kekurangan APD. Firman Jaya Daeli telah menyampaikan sumbangan partisipasi sebagai pengabdian sosial kemanusiaan dalam bentuk seperangkat perlengkapan APD kepada RSUD Nias di Gunungsitoli, Kepni. Sumbangan partisipasi diserahkan oleh Kris Harefa mewakili Firman Jaya Daeli yang diterima langsung oleh Direktur RSUD Dokter Julianus Dawolo didampingi para menejemen dan staf RSUD. Kita semua sebagai warga masyarakat dan sesama umat manusia pada dasarnya terpanggil dengan kesadaran penuh dan dengan kepedulian tulus untuk berpartisipasi. Perihal ini terutama melalui program pengabdian dan kegiatan pelayanan kesehatan yang dilaksanakan oleh jajaran RSUD.

Masyarakat dan bangsa Indonesia harus senantiasa bersatu dan bergotong royong melawan covid-19. Virus penyakit ini sama sekali tidak pandang bulu, juga sama sekali tidak memilih dan memilah sasaran berdasarkan latar belakang warga masyarakat dan manusia. Kita semua sebagai warga masyarakat dan umat manusia mesti segera dan dalam tempo cepat melakukan sejumlah kebijakan yang terukur dan yang terencana serta berbagai langkah kegiatan yang konkrit dan yang dibutuhkan. Permohonan maaf disampaikan Firman Jaya Daeli kepada jajaran RSUD Nias di Gunungsitoli, Kepni karena untuk sementara ini tidak dapat mendatangi lokasi setempat di Kepni. Memohon maaf juga jika sumbangan partisipasi yang disampaikan sebagai tugas dan tanggungjawab bersama masih amat kecil. Namun selalu berpengharapan bahwa perihal sumbangan partisipasi ini mungkin dapat bermanfaat sedikit bagi kalangan dokter dan tenaga medis serta pelayan terkait lainnya yang amat membutuhkan APD. Lagi pula sedang fokus dan serius melaksanakan program dan kegiatan yang sama di kawasan Jabodetabek dan wilayah lain lagi di Indonesia.

Jajaran Pemerintah Nasional di bawah kepemimpinan Presiden RI Jokowi dan Wakil Presiden RI K.H. Ma'ruf Amin telah bekerja maksimal dan sedang bekerja optimum untuk melakukan dan meningkatkan Percepatan Penanganan Covid-19. Ada sejumlah regulasi, instrumentasi, dan aksi nyata yang disediakan dalam rangka percepatan penanganan. Ada jugabGugus Tugas di tataran nasional dan di tataran daerah-daerah. Segenap instansi jajaran kesehatan dan rumah sakit di berbagai tingkatan beserta dokter, tenaga medis, dan pelayan medis terkait lainnya di berbagai lokasi tempat, juga sudah dan semakin berjuang keras dan bekerja tuntas mengatasi, melayani, merawati, dan menangani rakyat yang terdampak dan pasien yang terkena.

"Salam Kemanusiaan, Salam Kerakyatan, Salam Kebangsaan"

Related Posts:

dr. Janet Aprilia Stanzah Serahkan Bantuan APD Kepada Puskesmas Pondok Gede

Reformatanews.com, Bekasi - -dr. Janet Aprilia Stanzah anggota DPRD KOTA BEKASI Fraksi PDI Perjuangan Kota Bekasi di dampingi oleh para strukturf ranting  PDI PERJUANGAN Penyerahan bantuan APD dari DPC PDI PERJUANGAN kepada Puskesmas Pondok Gede Kota Bekasi.

Puskesmas ini melayani sekitar 250 pasien dari kelurahan Jati Waringin dan Jati Cempaka. Memiliki 3 tenaga dokter umum, 3 dokter gigi, apotik dan laboratorium sederhana.

Semoga bantuan ini dapat bermanfaat bagi tenaga medis di puskesmas  Pondok Gede khusus nya dalam melayani warga yang sakit agar terhindar dari penularan penyakit, tuturnya.

Ketika diwawancarai lewat sambungan telpon terkait kebijakan PSBB di Kota Bekasi dan sekitarnya dr. Janet mengatakan "Untuk saat ini penerapan PSBB di Kota Bekasi dan sekitarnya merupakan langkah yang cukup tepat untuk memutus mata rantai penularan wabah Covid 19, sebab kita tidak bisa melakukan aturan lock down yang sangat ketat mengingat masih banyaknya masyarakat yang hidup sebagai pekerja lepas harian".  Dengan dampak PSBB masyarakat tinggal dirumah tentu saja tidak bekerja dan tidak ada pendapatan dr. Janet mengatakan "Dengan ketentuan berdiam di rumah, yang pasti pendapatan akan merosot tajam pada semua usaha dari berbagai lini."

"Salah satu solusi yang diberikan pemerintah adalah memberikan bantuan sembako yang di berikan kepada warga yang sangat terdampak wabah Covid, khususnya di daerah BODETABEK ( Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi) sekitar 576 ribu KK senilai total senilai 500 ribu perKK".

Mengenai bentuk kepedulian sosial dalam bentuk nyata turun kelapangan memerangi Covid-19 dr. Janet mengatakan "Program yang sudah Saya akukan adalah melakukan penyemprotan disinfektan ke lingkungan yang padat penduduk, membagikan masker dan hand Sanitizer  ke masyarakat serta  APD ke Puskesmas, guna menjaga kesehatan lingkungan dan masyarakat serta meningkatkan perlindungan bagi  tenaga medis terhadap resiko infeksi Virus Covid 19.

Lebih lanjut ketika ditanyakan apa pendapatkan agar pandemi covid-19 ini segera berakhir tuntas secepatnya dr. Janet mengatakan "Untuk saat ini usaha yang paling maksimal untuk memutus rantai penularan Covid-19  adalah usaha dari masyarakat, mulai Stay at HOME, menggunakan masker, menjaga kesehatan, menjaga kebersihan diri sendiri dan lingkungan" ungkapnya.

Related Posts:

Pewarna Indonesia Bersama GMC-19 Melakukan Penyemprotan Disinfektan Di Kampus dan Rumah Ibadah

Tim bersama Rektor STT IKAT di Rempoa Jaksel
Reformatanews.com - Jakarta, Perang melawan virus corona (Corona Virus Disease-19) atau yang dikenal dengan Covid-19 terus dilakukan oleh masyarakat Indonesia. Gereja dan berbagai lembaga masyarakatpun pun tak tinggal diam dalam upaya tersebut dengan melakukan pelbagai tindakan pencegahan. Karena hingga kini wabah covid 19 masih belum berujung kapan selesainya, dalam rangka turut berkontribusi untuk memerangi virus corona, PEWARNA Indonesia yang didukung STT IKAT dan bekerjasama dengan Gereja Memerangi Covid (GMC) di bawah Persekutuan Gereja Indonesia ini, Senin 14/04/20, menyelenggarakan penyemprotan disefekten di beberapa tempat.

Tim GMC yang beranggotakan 11 relawan tiba di STT IKAT , setelah persiapan sejenak tim kemudian memulai penyemprotan, di kampus biru STT IKAT yang berlokasi di kawasan Rempoa, Jakarta Selatan. Rektor STT IKAT Dr.Jimmy MR. Lumintang MA,MBA,M.Th, menyapa para relawan sembari memastikan lokasi kampus yang bisa diadakan penyemprotan
Di kesempatan itu Jimmy berkoordinasi juga dengan PEWARNA dan Milton serta Ifung coordinator CMG, bahwa penyemprotan penyemprotan disinfektan, bukan hanya di STT IKAT saja melainkan di beberapa lokasi laiinya seperti STT INALTA , sebuah mushola di depan Kampus STT IKAT. Dua gereja GKAI dan GBI Rempoa ditambah satu PURA Mertasari yang terletak diperbatasan DKI Jakarta dan Tangerang Selatan.
Tim bersama pengurus Pure Mekar Sari di Rempoa
Penyemprotan Disinfektan pun di mulai tepat pukul 13.20 wib berawal dari kampus STT Ikat, berlanjut ke kampus STT Inalta, GKAI, Mushola dan GBI Rempoa dan terakhir di Puri Mertasari yang berjarak satu kilo dari kampus STT IKAT.

Milton coordinator penyemprotan disefektan yang sedang menempuh S-2 di STT IKAT yang didampingi Kiki, yang sekaligus wartawan manado.com dan Tabloid Rabuni ini, mewakili STT IKAT mengucapkan terimakasih kepada relawan GMC, PEWARNA Indonesia. Serta teman-teman wartawan yang meliput penyemprotan ini, dengan penyemprotan ini, Milton berharap wabah corona  bisa diputus mata rantai penyebaran virus Corona ya mudah-mudahan virus Corona ini cepat berakhir.
Bapak Gede mewakili Pure Mertasari tak lupa mengucapkan rasa terimakasih kepada relawan GMC dan STT IKAT yang telah mefasilitasi penyemprotan ini, mudah-mudahan wabah segera berakhir. Gede juga mengajak seleuruh masyarakat masyarakat Indonesia, “Mari kita ikuti program pemerintah untuk berdiam diri di rumah jangan berpergian kalau tidak penting-penting sekali”.pungkasnya.
Sebelumnya, relawan GMC-19 berkerja sama dengan PEWARNA Indonesia( Persatuan Wartawan Nasrani Indonesia) dan PGLII (Persekutuan Gereja-gereja dan Lembaga-lembaga Injili di Indonesia) Provinsi DKI Jakarta, turut melakukan penyemprotan cairan disinfektan di gedung STT LETS dan Gereja Kemenangan Iman Indonesia (GKII) jemaat Bekasi, Rabu silam (08/04/2020).

Related Posts:

Jimmy Lumintang :KGPM Rusunawa P. Gebang Laksanakan Ibadah Jumat Agung 10 April

 Rektor STT IKAT Jakarta Dr Jimmy MR Lumintang, MA, MBA, MTH
REFORMATANEWS.com, Jakarta - Kerapatan Gereja Protestan Minahasa (disingkat KGPM), atau disebut juga Gereja Protestan Minahasa adalah kelompok gereja Kristen Protestan di Indonesia tetap akan melaksanakan Ibadah Paskah pada Jumat Agung 10 April 2020 dengan cara live streaming pernyataan tersebut disampaikan oleh Rektor STT IKAT Jakarta Dr Jimmy MR Lumintang, MA, MBA, MTH. Pada Selasa (7/04/2020) di kampus STT IKAT Jl. Rempoa - Jakarta Selatan.

 Jimmy Lumintang mengatakan "KGPM tetap akan melaksanakan ibadah Paskah pada Jumat Agung, karena secara teologis pelaksanaan ibadah Jumat agun itu harus dilaksanakan pada Jumat Agung, tata caranya seperti apa disesuaikan dengan kondisi yang ada, saat ini sudah ada teknologinya melalui live streaming kita tetap berhadapan dengan jemaat. Saya disini dengan memakai toga didampingi oleh penatua, jemaat disana di KGPM Sidang Daniel Rusunawa Pulo Gebang, mereka disana yang terbagi di tujuh blok tiap blok ada Penatua yang melayani. Dengan menggunakan vidio call menunggu aba aba dari Saya untuk memulai perjamuan kudus, ambillah makanlah, kemudian mereka ambil dan Saya arahkan untuk memulai membagikan roti dan memakannya demikian juga dengan membagikan anggur perjamuan. KGPM itu otonom mengikuti kongregasi sesuai dengan kebutuhan. Kalau ibadah Jumat Agung itu ditunda dilaksanakan pada Paskah ibadah apa namanya?" tanya Jimmy. 

Jimmy melanjutnya"Karena bila ibadah Jumat Agung ini ditunda maka maknanya sudah bergeser itu penjelasan apologatenya karena saya sudah menjalankan keinginan jemaat. Karena pengajaran yang diberikan pada mereka tentang makna perjamuan kudus ini. Kenapa ada perjamuan kudus itu pertanyaan dasar ketika mereka dikatekisasi. Tapi Sinode KGPM sendiri mengikuti Imbauan PGI. Ini hanya berlaku di KGPM Sidang Daniel RUSUNAWA P. Gebang"" terangnya.

Pada penjelasan penutupnya Jimmy Lumintang mengatakan "Jemaat ada dirumah masing masing jadi tidak ada pengumpulan warga dan tetap taat pada aturan pemerintah".

Sebelumnya PGI mengeluarkan Pesan Paskah 2020 Dan Tuntunan Merayakan Sakramen Perjamuan Kudus di Masa Pandemi covid-19  Yang ditandatangi Ketum PGI Gomar Gultom tanggal 28 Maret 2020.

Pada Pelaksanaan  Lampiran Pesan Paskah MPH-PGI Pertimbangan-Pertimbangan MPH-PGI terkait Pelaksanaan Perjamuan Kudus pada Masa Pandemic Covid-19 menyetujui pelaksanaan Ibadah Perjamuan Kudus di rumah masing masing dengan cara online. Yang bunyinya pada point c) Alternatif lainnya adalah melaksanakan perjamuan kasih di rumah, yang dilayani oleh kepala keluarga atau warga sidi yang ditunjuk atas nama keluarga. Roti dan anggur Perjamuan Kudus yang disediakan Gereja dan dilayankan oleh pendeta atau pelayan tahbisan dibagikan kepada keluarga-keluarga yang melaksanakan ibadah sesuai dengan liturgi yang disediakan oleh sinode masing-masing.

Pada point d) Di era digital atau online, pilihan lainnya adalah kehadiran pemimpin ibadah secara virtual. 




Related Posts:

Fredrik Pinakunary Menjelaskan Kekarantinaan Kesehatan

Fredrik Pinakunary 
REFORMATANEWS.com, Jakarta - Mencermati kondisi Indonesia ditengah badai pandemi covid-19 yang menimbulkan berbagai persoalan seperti persoalan ekonomi karena banyaknya perusahaan yang nyaris bangkrut dan ada pula yang bangkrut. Karena banyaknya dunia usaha tutup menimbulkan dampak sosial seperti bertambahnya pengangguran sementara kebutuhan logistik cukup tinggi dari mana mereka mencukupi kebutuhan hidupnya sehari hari hingga kondisinya normal. Terhentinya aktifitas keseharian masyarakat sehingga banyak supir taxi, angkot, ojek online tidak mampu lagi mencukupi kehidupan hidupnya sendiri apalagi kebutuhan hidup keluarganya.

Persoalan bertambah pelik karena budaya mudik menjelang lebaran dimana jutaan orang akan pulang kekampung halamannya. Kerumunan massa tidak dapat dihindari dan semakin banyak orang akan terpapar covid-19 di daerah masing-masing pemerintahpun mengeluarkan kebijakan Karantina Wilayah yang sudah diatur dalam Undang Undang Kesehatan untuk membedah dan memberikan pencerahan pada masyarakat luas media ............ mewawancarai Fredrik J. Pinakunary  seorang praktisi hukum dari FREDRIK J. PINAKUNARY LAW OFFICES.  

Melihat situasi Indonesia, khususnya Jakarta saat ini, apakah Bapak melihat sudah diperlukan untuk diberlakukannya masa karantina (lockdown) sesuai dengan Undang-Undang No. 6 Tahun 2018?

Fredrik  menjawab : 
"Kedaruratan masalah kesehatan diatur dalam Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2018 Tentang Kekarantinaan Kesehatan (“UU No. 6/2018”). Di dalamnya juga berisi tentang upaya penanganan melalui pembatasan aktivitas yang terbagi dalam beberapa kebijakan sesuai kebutuhan dan temuan kasus di lapangan."

"Pada Pasal 1 angka 1 UU No. 6/2018 dijelaskan yang dimaksud Kekarantinaan Kesehatan adalah upaya mencegah dan menangkal keluar atau masuknya penyakit dan/atau faktor risiko kesehatan masyarakat yang berpotensi menimbulkan kedaruratan kesehatan masyarakat."

"Selanjutnya, pada Pasal 1 angka 2 UU No. 6/2018 dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat adalah kejadian kesehatan masyarakat yang bersifat luar biasa dengan ditandai penyebaran penyakit menular dan/atau kejadian yang disebabkan oleh radiasi nuklir, pencemaran biologi, kontaminasi kimia, bioterorisme, dan pangan yang menimbulkan bahaya kesehatan dan berpotensi menyebar lintas wilayah atau lintas negara."

"UU No. 6/2018 sendiri tidak mengenal istilah “lockdown”. Istilah yang sering disebutkan dalam UU No. 6/2018 adalah “Karantina” dan “Pembatasan”. Di Pasal 49 ayat (1) tertera bahwa dalam rangka melakukan tindakan mitigasi faktor risiko di wilayah pada situasi Kedaruratan Kesehatan Masyarakat dilakukan Karantina Rumah, Karantina Wilayah, Karantina Rumah Sakit, atau pembatasan Sosial Berskala Besar oleh pejabat Karantina Kesehatan. Berikut pengertian sejumlah istilah menurut UU No. 6/2018 Tentang Kekarantinaan Kesehatan:"

"Karantina Rumah (Pasal 1 angka 8 UU No. 6/2018)
Karantina Rumah adalah pembatasan penghuni dalam suatu rumah beserta isinya yang diduga terinfeksi penyakit dan/atau terkontaminasi sedemikian rupa untuk mencegah kemungkinan penyebaran penyakit atau kontaminasi."

"Karantina Rumah Sakit (Pasal 1 angka 9 UU No. 6/2018)
Karantina Rumah Sakit adalah pembatasan seseorang dalam rumah sakit yang diduga terinfeksi penyakit dan/atau terkontaminasi sedemikian rupa untuk mencegah kemungkinan penyebaran penyakit atau kontaminasi."

"Karantina Wilayah (Pasal 1 angka 10 UU No. 6/2018)
Karantina Wilayah adalah pembatasan penduduk dalam suatu wilayah termasuk wilayah pintu masuk beserta isinya yang diduga terinfeksi penyakit dan/atau terkontaminasi sedemikian rupa untuk mencegah kemungkinan penyebaran penyakit atau kontaminasi."

"Pembatasan Sosial Berskala Besar (Pasal 1 angka 11 UU No. 6/2018)
Pembatasan Sosial Berskala Besar (“PSBB”) adalah pembatasan kegiatan tertentu penduduk dalam suatu wilayah yang diduga terinfeksi penyakit dan/atau terkontaminasi sedemikian rupa untuk mencegah kemungkinan penyebaran penyakit atau kontaminasi." 

"Bila merujuk kembali pada Kedaruratan Kesehatan Masyarakat dan melihat jumlah pasien positif COVID-19 yang terus meningkat, menurut kami sudah waktunya bagi Pemerintah untuk melakukan pembatasan-pembatasan pergerakan warganya guna menurunkan grafik penularan COVID-19. Akan tetapi pembatasan-pembatasan tersebut harus dilakukan dengan dasar-dasar hukum yang jelas agar hak-hak dari warga negara akan tetap terjamin selama masa karantina atau masa pembatasan wilayah tersebut dilakukan." 

"Sebagaimana diketahui, Pemerintah saat ini sudah mengeluarkan Peraturan Pemerintah No. 21 tahun 2020 tentang Pembatasan Sosial Berskala Besar Dalam Rangka Percepatan Penanganan Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) (“PP No. 21/2020”). PP No. 21/2020 merupakan turunan dari UU No. 6/2018 yang antara lain dimaksudkan untuk menjawab kegelisahan kepala-kepala daerah yang saat ini berikhtiar untuk melakukan tindakan konkret guna meminimalisir pergerakan warga ke atau di daerahnya. Jadi, dengan adanya PP No. 21/2020, tindakan yang dapat dilakukan oleh Pemerintah Daerah adalah dengan melakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (“PSBB”)." 

"Sejalan dengan UU No. 6/2018, pengertian PSBB pada PP No. 21/2020 adalah pembatasan kegiatan tertentu penduduk dalam suatu wilayah yang diduga terinfeksi COVID-19 untuk mencegah kemungkinan penyebaran. Salah satu isi dari PP tersebut adalah memberikan kewenangan kepada pemerintah daerah untuk menetapkan PSBB di tingkat provinsi atau kabupaten."

"Pemerintah Daerah dapat menjalankan PSBB dengan persetujuan Menteri Kesehatan berdasarkan Pasal 2 ayat (1) yang menjelaskan bahwa “Dengan persetujuan Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang kesehatan, Pemerintah Daerah dapat melakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar atau pembatasan terhadap pergerakan orang dan barang untuk satu provinsi atau kabupaten/ kota tertentu”. terang Fredrik.

Fredrik melanjutkan "PSBB berdasarkan Pasal 4 PP No. 21/2020, paling sedikit meliputi:
a. peliburan sekolah dan tempat kerja; 
b. pembatasan kegiatan keagamaan; dan/atau 
c. pembatasan kegiatan di tempat atau fasilitas umum

Pasal 5 ayat (1) PP No. 21/2020 menjelaskan bahwa dalam hal Pembatasan Sosial Berskala Besar telah ditetapkan oleh Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang kesehatan, Pemerintah Daerah wajib melaksanakan dan memperhatikan ketentuan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2018 tentang Kekarantinaan Kesehatan.

Kita berharap nantinya Pemerintah Daerah dan Pemerintah Pusat dapat segera menjalankan tindakan-tindakan yang sejalan dengan PP No. 21/2020 guna meminimalisir penularan COVID-19 di Indonesia." ungkapnya.


Kalau pun masa karantina (per wilayah) diberlakukan, apa yang menjadi hak dan kewajiban bagi warga sipil?

Fredrik menjawab :  UU No. 6/2018 mengatur hak dan kewajiban bagi warga sipil apabila karantina diberlakukan, yakni sebagai berikut:

A. Hak Warga Sipil
i. Pasal 7 UU No. 6/2018
“Setiap Orang mempunyai hak memperoleh perlakuan yang sama dalam penyelenggaraan Kekarantinaan Kesehatan.”
Penjelasan Pasal 7 UU No. 6/2018
“Yang dimaksud dengan "perlakuan yang sama" adalah bahwa dalam penyelenggaraan Kekarantinaan Kesehatan tidak boleh bersifat diskriminatif atau membeda-bedakan perlakuan.”
ii. Pasal 8 UU No. 6/2018
“Setiap Orang mempunyai hak mendapatkan pelayanan kesehatan dasar sesuai kebutuhan medis, kebutuhan pangan, dan kebutuhan kehidupan sehari-hari lainnya selama Karantina. “
Penjelasan Pasal 8 UU No. 6/2018
“Yang dimaksud dengan "kebutuhan kehidupan sehari-hari lainnya" antara lain kebutuhan pakaian dan perlengkapan mandi, cuci, dan buang air.”

B. Kewajiban Warga Sipil
i. Pasal 9 UU No. 6/2018
“(1) Setiap Orang wajib mematuhi penyelenggaraan Kekarantinaan Kesehatan.
(2) Setiap Orang berkewajiban ikut serta dalam penyelenggaraan Kekarantinaan Kesehatan.”
ii. Pasal 54 ayat (3) UU No. 6/2018
“Anggota masyarakat yang dikarantina tidak boleh keluar masuk wilayah karantina”

Lalu apa saja yang menjadi kewajiban negara, khususnya kepada warga negaranya, bila masa karantina diberlakukan?

Fredrik memberikan Jawabannya:

UU No. 6/2018 mengatur kewajiban negara kepada pada warga negara apabila masa karantina diberlakukan sedangkan PP No. 21/2020 mengatur mengenai hal PSBB, yaitu sebagai berikut:

A. Dalam Hal Karantina Wilayah
Pasal 55 UU No. 6/2018
“(1) Selama dalam Karantina Wilayah, kebutuhan hidup dasar orang dan makanan hewan ternak yang berada di wilayah karantina menjadi tanggung jawab Pemerintah Pusat.
(2) Tanggung jawab Pemerintah Pusat dalam penyelenggaraan Karantina Wilayah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan melibatkan Pemerintah Daerah dan pihak yang terkait.”

B. Dalam Hal Pembatasan Sosial Berskala Besar
Pasal 4 PP No. 21/2020
“(1) Pembatasan Sosial Berskala Besar paling sedikit meliputi:
a. peliburan sekolah dan tempat kerja;
b. pembatasan kegiatan keagamaan; dan/atau
c. pembatasan kegiatan di tempat atau fasilitas umum.
(2) Pembatasan kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dan huruf b harus tetap mempertimbangkan kebutuhan pendidikan, produktivitas kerja, dan ibadah penduduk.
(3) Pembatasan kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c dilakukan dengan memperhatikan pemenuhan kebutuhan dasar penduduk.
Penjelasan Pasal 4 ayat (3) PP No. 21/2020
“Yang dimaksud dengan "kebutuhan dasar penduduk" antara lain kebutuhan pelayanan kesehatan, kebutuhan pangan, dan kebutuhan kehidupan sehari-hari lainnya.”

Yang membedakan kedua hal di atas adalah, apabila Karantina Wilayah maka kebutuhan hidup dasar orang dan makan ternak yang berada di wilayah karantina menjadi tanggung jawab Pemerintah Pusat, sedangkan untuk Pembatasan Sosial Berskala Besar, Pemerintah tidak mempunyai tanggung jawab seperti itu namun hanya memperhatikan pemenuhan kebutuhan dasar penduduk seperti kebutuhan pelayanan kesehatan, kebutuhan pangan, dan kebutuhan kehidupan sehari-hari lainnya.

Pak Fredrik tentu mengikuti perkembangan isu COVID-19. Menurut Bapak apakah Indonesia perlu mendatangkan bantuan dari pihak luar, seperti peralatan dan tenaga medis asing untuk meredam pandemi ini?

Fredrik kembali menyampaikan pendapatnya:

Dalam berbagai media telah diberitakan pernyataan Menteri BUMN bahwa hingga saat ini BUMN masih kekurangan Alat Pelindung Diri (APD) untuk dokter dan tenaga medis yang menangani pasien Corona jika terus bertambah. Dan faktanya memang terus bertambah. Belum lagi kesiapan di berbagai daerah di Indonesia yang minim jika COVID-19 kemudian berkembang pesat ke daerah-daerah. Mengingat bahwa hal ini berkaitan langsung dengan nyawa manusia, bilamana ada negara lain yang bersedia memberikan bantuan yang murni berdasarkan kemanusiaan, tanpa ada pamrih atau deal-deal tertentu, menurutku bantuan tersebut harus diterima dengan ucapan terima kasih.

Apabila melihat kejadian di negara lain, kita tahu bahwa Italia akhirnya mendatangkan tenaga medis dari Tiongkok yaitu tenaga medis yang berpengalaman menangani pasien COVID-19 di Wuhan. Disinilah saatnya bagi negara-nagara di dunia untuk saling tolong-menolong atas dasar kemanusiaan, bukan bisnis atau kesepakatan-kesepakatan tertentu yang bisa menekan negara penerima bantuan di kemudian hari.
  
Lalu ketika nanti wabah ini usai, apa yang harus menjadi perhatian pemerintah dalam rangka memulihkan keadaan dalam negeri?

Fredrik menjawab:

Ketika wabah ini usai, Pemerintah perlu membuat kebijakan-kebijakan baru terkait upaya pencegahan masuknya wabah dari luar negeri ke dalam wilayah teritorial Indonesia. Artinya tingkat kehati-hatian perlu ditingkatkan di pintu-pintu masuk wilayah negara kita ketika sudah terdengar adanya ancaman seperti virus berbahaya yang sudah terjadi di luar negeri. Selanjutnya alokasi anggaran negara untuk riset dan development di bidang kesehatan perlu ditingkatkan untuk menghasilkan para ahli di bidang medis yang lebih mumpuni di masa yang akan datang.

Dari sisi ekonomi, perlu ada sejumlah kebijakan baru untuk membantu atau memberi insentif dan kemudian memulihkan tingkat perekonomian masyarakat, terutama dari kalangan ekonomi lemah, antara lain pekerja-pekerja harian dan mereka yang berwiraswasta di sektor informal yang paling “terpukul” dengan adanya COVID-19 ini.

Sebelum wabah ini usai pun, pemerintah sudah seharusnya memperhatikan nasib masyarakat kecil, salah satu contoh adalah mereka yang menjalankan usaha kendaraan online yang mencicil mobil atau motor dari perusahaan. Penghasilan mereka sangat merosot selama COVID-19 ini mewabah sehingga mereka mengalami kesulitan untuk mencicil atau membayar angsuran kepada perusahaan sehingga kendaraan ditarik dan mereka menjadi pengangguran. Nah, disini perlu kebijakan Pemerintah yang pro rakyat berupa pengaturan agar mereka diberikan kelonggaran dalam mengangsur kendaraan mereka dan larangan bagi perusahaan untuk menarik atau menyita kendaraan karena mereka tidak bisa mencicil sesuai perjanjian. 

Related Posts: