Kunjungan tugas Ketua Umum PGLII ke Bandar Lampung


"Gereja jangan pernah kalah dengan kelompok intoleran, termasuk yang berkedok kepala daerah, ibadah harus jalan terus"

REFORMATANEW.COM, Bandar Lampung - Setelah tiba di bandara Radin Inten II, 21/2, disambut Sekretaris PW PGLII Lampung *Pdt. Indra Rimbawan* dan Majelis Pertimbangan PW PGLII Lampung *Pdt. Johanes Pardi*, segera menuju gedung gereja GKKD, bertemu *Pdt. Naek Siregar* dengan jemaat, *Pdt. Mardi Utomo* dari GPIN dan jemaat, serta hamba-hamba Tuhan. Percakapan malam itu yang dimulai pkl. 20.00 WIN berlangsung 3 jam, intinya diskusi seputar apa yang terjadi di GKKD pada hari Minggu 19 Feb dan GPIN Filadelfia. Pertemuan ini juga dihadiri *Pdt. Salatieli Daeli* Ketua 3 PGIW Lampung sekaligus anggota FKUB Kota Bandar lampung 

Bahwa telah terjadi pembubaran ibadah di GKKD (Gereja Kristen Kemah Daud) Jl. Sukarno Hatta, Gang Anggrek RT 12 Kelurahan Raja Basa, yang digembalakan oleh *Pdt. Naek Siregar* pada hari Minggu, 19 Feb 2023 oleh Ketua RT dan kelompok massa RT 12 Kelurahan Rajabasa Jaya Bandar Lampung, Bapak Wawan Kurniawan, dengan alasan GKKD tidak memiliki ijin. Juga dilarangnya beribadah GPIN (Gereja Protestan Injili Nusantara) Filadelfia, Tanjung Senang Kelurahan Way Kandis, kota Bandar Lampung, yang digembalakan *Pdt. Mardi Utomo* melalui tanda tangan bahwa GPIN harus menandatangi surat tidak akan menggunakan gereja yang tidak berijin untuk beribadah. Ada ucapan yang keluar dari para kepala daerah ini, "di wilayah ini tidak akan mungkin didirikan gereja!" 
Bahwa GKKD telah berproses mengurus ijin prinsip pendirian rumah ibadah sesuai PBM No.9 dan No.8 Tahun 2006, sejak memiliki tanah di tahun 2013-2015, namun di 2016 dipaksa tutup dengan alasan pemalsuan tandatangan syarat 60 tanda tangan dari masyarakat. Begitu juga GPIN bahkan sebelum berdiri beberapa rumah tinggal. Keberadaan GPIN Filadelfia telah mendaoat dukungan Ketua RT setempat. Namun justru peran kepala daerah, Lurah dan Ketua FKUB Kota Bandar Lampung yang meminta supaya cooling down agar tidak ada kegiatan ibadah. Bahkan dengan berbagai alasan yang tidak masuk akal, dimana Lurah di wilayah GPIN, berucap, "Jikalau ijin diberikan Camat dan Walikota saya (sebagai Lurah) mengundurkan diri!" 

Pertemuan malam ini bersepakat, 
1. Ibadah di GKKD dan GPIN harus terus berlanjut, tidak boleh dihentikan oleh pihak manapun.
2. Proses hukum terhadap Ketua RT Wawan Kurniawan tetap dilanjutkan.
3. GKKD dan GPIN bahkan gereja-gereja di Lampung yang masih berproses PBM No.9 dan No.8 Tahun 2006, diminta terus membangun kerjasama dengan Pembimas Bandar Lampung, agar memiliki Surat Keterangan Tanda Lapor (SKTL) serta memiliki Ijin Prinsip Rumah Ibadah.
4. Mendesak agar para Kepala Daerah, khususnya RT, RW, Lurah untuk memahami dan membantu Sosialisasi PBM No.9 dan No.8 Tahun 2006 agar tidak gagal paham dengan isi PBM No.9 dan No.8 Tahun 2006. 

22/2, bertemu dengan PW PGLII Lampung, berdiskusi dengan Danramil Bandar Lampung *Bapak Mayor TNI AD Yudi Nugroho* yang juga pengurus PW PGLII Lampung, serta *Bapak AKBP Pol Johnsoen Sihotang* dari Bareskrim Polda Lampung, yang pada dasarnya mendukung PGLII dan siap ikut mengawal agar kegiatan keagamaan jangan lagi ada gangguan. Setelah PGLII dan Bapak Daeli dari PGIW Lampung, berlanjut menuju ke Polresta Bandar Lampung, audiensi dengan *Bapak Kombes Pol Ino Harianto* yang sebelumnya bersama Forkompinda Bandar Lampung telah merilis akan mengawal jalannya ibadah GKKD dan GPIN. Di pertemuan audiensi itu, Kombes Pol Ino Hariantor kembali menegaskan ke PGLII, bahwa beliau akan terus mengawal ibadah GKKD dan GPIN bahkan mengawal seluruh gereja di wilayah tugasnya. Karena itu, atas nama PP PGLII menyampaikan apresiasi dan terimakasih yang besar kepada Kombes Pol Ino Harianto yang telah dengan sikap yang bijak mengatasi kasus GKKD dan GPIN, bahkan siap membantu memberi ijin sementara bagi GKKD dan GPIN, untuk kemudian dalam proses selanjutnya mendapat ijin prinsip rumah ibadah permanen. 

Melengkapi tugas PP PGLII ke Lampung, telah mengirimkan surat protes dan keberatan kepada RT, RW, Lurah, Camat dan Kapolres wilayah Raja Basa Lampung, atas penghentian kegiatan ibadah yang dijamin UU dan HAM. 

Dengan demikian, PGLII bersyukur karena adanya pertolongan dari Tuhan Yesus Kristus, kegiatan dan ibadah di GKKD dan GPIN bukan saja berlanjut tetapi juga akan mendapat pengawalan dari aparat kepolisian. 

Sebagai Ketua Umum PGLII terus menghimbau kepada seluruh Anggota dan Pengurus, untuk jangan pernah takut menghadapi kelompok-kelompok intoleran yang selalu menghalangi kegiatan ibadah di gereja. Ibadah dan rumah ibadah dijamin UUD 1945 Pasal Pasal 29 butir 2. *Mari bangkit dan punya nyali melawan* siapapun yang justru menciderai UUD 1955, Pancasila, NKRI dan Bhineka Tunggal Ika yang sudah dibangun dengan baik sebagai Konsensus Kebangsaan sebagai harga mati! Tuhan Yesus berkati gereja-gereja di Indonesia. 

Salam Injili
Ketum PGLII



Related Posts:

Intoleran Masih Ada, Lagi Ibadah Minggu GKKD Bandar Lampung Dihentikan Paksa

REFORMATANEWS.COM, Lampung- Potret kebinekaan, kesetaraan dan kebebasan umat beragama di Indonesia semakin  tercoreng.

Pasalnya,  Ibadah Minggu pagi (19/2/2023) Gereja Kristen Kemah Daud (GKKD) Bandar Lampung yang berlokasi di Jalan Pulau Raya No. 9, Way Kandis, Kota Bandar Lampung, dihentikan secara paksa oleh  oknum warga dari Rukun Tetangga setempat dengan dipimpin oleh Ketua RT mereka sendiri berinisial W.
Dari keterangan tertulis Natania Yosiana Raisa Siregar, putri dari gembala GKKD Bandar Lampung Pdt. Naek Siregar, diketahui W bersama dengan empat orang warga lainnya secara paksa menghentikan ibadah dengan cara memasuki memanjat pagar lingkungan gereja  yang dalam keadaan terkunci.

Meski pihak gereja telah meminta keringanan waktu 1 jam untuk menyelesaikan ibadah terlebih dahulu namun permintaan tersebut diacuhkan oleh W.

Natania juga menjelaskan, W kemudian membuka pintu gedung ibadah hingga ke bagian utama ruang ibadah lalu naik ke panggung sembari berteriak agar ibadah dihentikan dan meminta jemaat gereja keluar dari tempat ibadah, saat itu juga.

"Tidak hanya itu, W juga melakukan kontak fisik dengan cara mendorong dan menarik baju pemimpin gereja dan mengancam akan membawa warga yang lebih banyak lagi," tulis Natania dalam rilis kronologisnya yang diterima redaksi Majalah Gaharu, Senin siang (20/02/2023).

Natania kembali menjelaskan bahwa kejadian ini direspon oleh aparat kepolisian Sektor Kedaton yang datang ke lokasi 15 menit kemudian, guna meredam kericuhan yang terjadi.

Buntut dari kejadian ini pada pukul 15:00 WIB di hari yang sama digelar pertemuan beberapa tokoh masyarakat setempat , aparat kepolisian, Kanwil Agama, FKUB, Camat Rajabasa, Lurah, Kasat Intel Polresta, bersama dengan pihak gereja GKKD Bandar Lampung.

Namun pertemuan tersebut tidak mencapai titik temu, karena W terus berdalih pihak gereja harus mengurus perizinan terlebih dahulu.

"Padahal pihak gereja sudah beberapa kali melakukan proses tersebut dan mendatangi W, namun tidak ada respon," jelas Natania.

*Menunggu Lebih Dari 9 Tahun*

Natania Siregar menjelaskan GKKD Bandar Lampung telah melaksanakan pembangunan gereja mereka di lokasi saat ini sejak tahun 2013 lalu. Diakui Natania, selama proses pembangunan rumah ibadah pihak GKKD belum membuat IMB.

Pihak gereja, lanjutnya, sudah meminta maaf atas kejadian tersebut dan berupaya memenuhi persyaratan yang diperlukan selama kurun waktu 2014-2015. Ketika GKKD melakukan proses perizinan ke lingkungan, pihak mereka dibantu oleh empat orang Ketua RT setempat.

Lebih jauh diurainya, dari 60 tanda tangan dukungan warga setempat yang menjadi prasyarat, GKKD berhasil memperoleh 75 tanda tangan dukungan.

Namun masalah muncul ketika pihak gereja mencoba menghadap ke tingkat kelurahan. Pihak GKKD menerima penolakan untuk menggunakan gedung milik mereka sendiri sebagai rumah ibadah. Pihak gereja lalu mendapatkan informasi bahwa keempat Ketua RT yang sudah membantu gereja telah diganti, salah satu penggantinya hingga saat ini adalah W.

"Sejak saat itu, pihak gereja mengalami kesulitan untuk mengurus perizinan dari awal kembali tanpa adanya alasan yang jelas," jelas Natania.

Natania juga menegaskan, pihak gereja akan tetap berupaya mempertahankan hak mereka dalam menggunakan gedung sebagai sarana ibadah. Karena, lanjutnya, beribadah merupakan hak setiap warga negara yang dijamin oleh UUD 1945.

"Di mana gereja ini pun sudah ada izin persetujuan warga sekitar dan memberikan dukungan 75 tanda tangan beserta fotokopi KTP dan tanda tangan RT Bernama Iwan (RT 04), Babinsa, dan Bhabinkamtibmas tahun 2014," tegasnya.

Related Posts:

UKSW Meraih Peringkat Unggul Hasil Komitmen Rektor dan Jajaran Pimpinan

REFORMATANEWS.COM, Salatiga - Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) bersukacita atas predikat Unggul yang diterima tepat pada tanggal 14 Februari 2023. Berdasarkan Surat Keputusan Badan Akreditasi Nasional Pendidikan Tinggi (BAN-PT) No.111/SK/BAN-PT/AK-KP/PT/II/2023, SK Akreditasi UKSW Unggul berlaku hingga tahun 2027. Rektor UKSW, Prof. Dr. Intiyas Utami, S.E., M.Si., Ak., mengucap syukur bahwa UKSW di usia ke 67 tahun, mendapat anugerah institusi Unggul.
Keberhasilan UKSW dalam meraih peringkat Unggul adalah komitmen Rektor dan segenap jajaran pimpinan di aras Universitas, Fakultas, Prodi sampai staf dalam kerja berbasis standar mutu dan sekaligus menjadi bukti bahwa kampus ini telah melampaui Standar Nasional Pendidikan Tinggi.
Berdasarkan laman BAN PT, UKSW masuk dalam 27 PTS Swasta di Indonesia yang mendapat peringkat akreditasi Unggul, sedangkan dari PTN-PTS masuk pada 53 universitas yang terakreditasi Unggul dari total 3040-an perguruan tinggi di seluruh Indonesia (-Red). Adapun di Jawa Tengah, baru terdapat empat tinggi swasta yang meraih predikat Unggul.
Rektor Intiyas Utami, yang juga merupakan Guru Besar Departemen Akuntansi FEB, menyatakan bahwa pencapaian ini, diraih melalui siklus Standar Penjaminan Mutu Internal (SPMI) UKSW berbasis risiko yang menjadi parameter dalam pelaksanaan aktivitas yang berkenaan dengan jumlah dosen, rasio dosen, jabatan fungsional, jumlah publikasi dari dosen maupun mahasiswa hingga jumlah mahasiswa yang lulus tepat waktu. Rektor turun langsung dalam memimpin persiapan seluruh dokumen yang diperlukan, dengan dukungan tim Satgas yang digawangi oleh Lembaga Penjaminan Mutu. Sistem informasi yang dirancang oleh tim LPM menjadi media yang mendukung untuk merekam semua kegiatan mutu di UKSW.
Tantangan Sedikitnya terdapat tiga tantangan dalam proses meraih akreditasi Unggul yang disebutkan Rektor Intiyas dalam pertemuan dengan awak media pada Kamis (16/02/2023) di Rumah Noto UKSW. Komitmen untuk dapat secara serius menjalankan seluruh standar yang ada di UKSW, membangkitkan kesadaran mutu untuk semua seluruh unsur perguruan tinggi. Lainnya, termasuk juga tracer study dengan menyebarkan kuesioner kepada alumni dan perlu respon dengan rate di atas 50 persen. Hal ini penting karena bukti lulusan UKSW diterima masyarakat adalah dengan tracer study.
Dalam pertemuan yang juga dihadiri Wakil Rektor Bidang Pengajaran, Akademik dan Kemahasiswaan Prof. Dr. Ferdy S. Rondonuwu, S.Pd., M.Sc., Wakil Rektor Bidang Keuangan, Infrastruktur dan Perencanaan Priyo Hari Adi, S.E., M.Si., Ph.D., Ak., Wakil Rektor Bidang Riset, Inovasi dan Kewirausahaan Prof. Dr. Ir. Eko Sediyono, M.Kom., Wakil Rektor Bidang Kerja sama dan Kealumnian Yafet Yosafet Wilben Rissy, S.H., M.Si., LLM, Ph.D. (AFHEA) serta Kepala Lembaga Penjaminan Mutu UKSW Dr. Adita Sutresno, S.Si., M.Sc., dibahas sejumlah terobosan yang akan dilakukan UKSW.
Beberapa di antaranya adalah remodelling OBE Outcome Based curriculum. Mulai semester gasal 2023/2024, UKSW akan mengintegrasi beberapa mata kuliah yang terkait MBKM, salah satunya mengakui keaktifan mahasiswa dan prestasi mahasiswa untuk dikonversi menjadi SKS akademik. Dari bidang lainnya, kerjasama internasional akan terus digenjot.

Langkah Lanjut: Buka Prodi Kedokteran dan Perangkingan Internasional
Akreditasi Unggul yang sudah diperoleh menjadi pendukung pembukaan Program Studi (Prodi) Pendidikan Kedokteran dan Profesi Dokter yang ditargetkan pada tahun ini. Berbagai persiapan sudah dilakukan antara lain bekerjasama dengan YAKKUM untuk dukungan calon RS Pendidikan Utama.
Dengan diraihnya predikat Akreditas Unggul, Rektor Intiyas menegaskan tahapn berikutnya adalah UKSW mempersiapkan peratingan dengan Quacquarelli Symonds (QS) Star Rating dan Times Higher Education (THE). Tahun 2027, UKSW ditargetkan untuk masuk QS Asia Ranking 1100-1200 di Asia.
Untuk mencapai keberhasilan menuju target-target tersebut,  percepatan kualitas dosen ditingkatkan untuk hasilkan luaran riset di jurnal internasioanl bereputasi. Gelontoran dana hibah internal berbasis luaran menjadi dukungan peningkatan kinerja riset dan publikasi dosen. Sementara itu juga akan dilakukan hilirisasi hasil penelitian dosen dan mahasiswa agar tidak mandek pada publikasi saja. Konkritnya dilakukan melalui pendaftaran hak cipta hingga dikerjasamakan dengan instansi lainnya.  Sinergi antara seluruh komponen di UKSW mulai dari pimpinan, dosen, tenaga kependidikan, hingga mahasiswa dan dukungan organ yayasan untuk tetap menjaga kualitas unggul sebagai citra UKSW menjadi kunci utama. 

yus

Related Posts:

Pandangan Ketum PGI terhadap Vonis Hukuman Mati Ferdy Sambo

REFORMATANEWS.COM, Jakarta - Menyikapi vonis hukuman mati atas Ferdy Sambo, yang diterapkan oleh Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Selatan pada Senin (13/02), Ketum PGI menyampaikan sikap dan pandangan sbb:

Pertama. Menghargai proses peradilan yang berlangsung dan memahami perlunya hukuman yang berat atas Ferdy Sambo atas pembunuhan berencana dan tindakan perintangan proses hukum yang dilakukannya. Namun hukuman mati adalah sebuah keputusan yang berlebihan mengingat  Tuhanlah Pemberi, Pencipta dan Pemelihara Kehidupan. Dengan demikian, hak untuk hidup merupakan nilai yang harus dijunjung tinggi oleh umat manusia. Dan karenanya, hanya Tuhan yang memiliki hak mutlak untuk mencabutnya.

Kedua. Penegakan hukum oleh negara haruslah dalam rangka memelihara kehidupan yang lebih bermartabat. Dalam terang ini, hukuman diharapkan adalah untuk mengembalikan para pelanggar hukum kepada kehidupan yang bermartabat tersebut. Oleh karena itu, segala bentuk hukuman hendaknya memberi peluang kepada para terhukum untuk kembali ke jalan yang benar. Peluang untuk memperbaiki diri ini akan tertutup, bila hukuman mati diterapkan. 

Ketiga. Indonesia telah meratifikasi Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia (DUHAM) dan Konvensi Hak-hak Sipil dan Politik, maka mestinya kita tak boleh lagi memberlakukan hukuman mati. Dalam perspektif HAM, hak untuk hidup adalah hak yang tak boleh dikurangi dalam keadaan apapun. Hal ini juga  ditegaskan dalam UUD 1945 Pasal 28 I ayat (1) bahwa “hak untuk hidup, …. adalah hak asasi manusia yang tidak dapat dikurangi dalam keadaan apapun”. 

Keempat. Hukuman mati itu juga mengesankan  lebih merupakan “pembalasan dendam” oleh negara, atau bahkan  frustasi negara dan masyarakat atas kegagalannya menciptakan tata masyarakat yang bermartabat, dan rasa frustasi itu dilampiaskan kepada terhukum.

Kelima. Saya meragukan pendapat sementara pihak yang menganggap hukuman mati akan memberi efek jera sebagaimana yang dimaksudkan oleh ancaman hukuman mati tersebut. Terbukti kasus narkoba terus meningkat meski negara telah mengeksekusi mati beberapa pelaku tindak pidana narkoba.

Pdt Gomar Gultom
Ketum PGI

Related Posts:

STT LETS Mendapat Sertifikat ISO 9001:2015 dari WQA

REFORMATANEWS.COM, Bekasi, Selasa 14/2, STT LETS (Lighthouse Equipping Theological School) mendapat Sertifikat ISO 9001:2015 dari badan sertifikasi Internasional Worldwide Quality Assurance (WQA) UK Limited. Sertifikat manajemen mutu berdasarkan standar Organisasi Standardisasi Internasional (The International Organization for Standardization/ ISO), sejak 2023 dan setelah ini setiap tahun diaudit oleh WQA.
Yayasan Transformasi Membangun Indonesia (YTMI) yang menaungi STT LETS dengan Pembina Dr. Jakoep H. Ezra, DBA., Ph.D dan Ketua Yayasan Firman Schrijver, M,Th, CBC., CLS., memilih model tata kelola Sekolah Teologi yang baik berdasarkan model-model manajemen mutu yang tersedia dan sudah terbukti baik diterapkan di organisasi nirlaba termasuk organisasi keagamaan dan Perguruan Tinggi. 
Tata kelola organisasi yang baik adalah konsep dasar yang diterapkan dalam berbagai organisasi. Manajemen STT LETS wajib mengerti dan memahami tugas dan fungsi serta kewenangan dalam menjalankan visi dan misi Pendidikan Tinggi Keagamaan Kristen agar dapat berkembang dan mendukung proses belajar dan mengajar. adapun Visi STT LETS “Menjadi institusi pendidikan Teologi berbasis karakter yang menghasilkan pembaharu secara holistik untuk mewujudkan generasi emas”.

YTMI selaku pemilik bersama STT LETS memastikan apa yang dilakukan sesuai dengan aturan Badan Akreditasi Nasiolal Perguruan Tinggi (BAN PT), Peraturan dari Kemenag RI, Peraturan dari Kemendikbud Ristek RI serta kebenaran Alkitab. Keuntungan dari sertifikasi ini tentunya memberikan jaminan mutu (quality assurance) dari pihak yang berwenang akan sistem manajemen mutu yang sudah dikembangkan dan diterapkan secara konsisten oleh Sekolah Tinggi Teologi LETS.
Model Tata Kelola Sekolah Tinggi Teologi LETS
Standar berisi tujuh prinsip sistem manajemen guna memberikan kemampuan bagi STT LETS untuk dapat beradaptasi dan menghadapi tantangan kemajuan zaman. Dan harus mampu menyerap dan menyesuaikan diri terhadap berbagai krisis yang terjadi, munculnya pengetahuan dan pandangan teologi yang baru baik yang sejalan dengan Alkitab maupun yang bertentangan dengan etika, moral serta Alkitab.
Ketujuh prinsip manajemen mutu yakni: Customer focus, Leadership, Engagement of people, Process approach, Improvement, Evidence-based decision making, Relationship management
Standar ISO 9001:2015 mengedepankan pendekatan proses ketika STT LETS mengembangkan, menerapkan dan meningkatkan keefektifan sistem manajemen mutu, pada gilirannya diharapkan dapat meningkatkan kepuasan mahasiswa, dosen, tenaga pendidikan, staf administrasi, alumni dan Yayasan Transformasi Membangun Indonesia serta pengguna lulusan pendidikan. Informasi lanjut mengenai STT LETS dapat dilihat pada website https://sttlets.education. 
Sementara itu, Pjs. Ketua STT LET’S, Dr. Antonius Natan, M.A., Th.M mengatakan bahwa sertifikasi ini merupakan wujud nyata dari apa yang dilaksanakan oleh segenap civitas dari STT LET’S. Hal ini menjadi catatan penting dari perjalanan STT LET’S dalam pelayanan pendidikan keagamaan di Indonesia, khususnya dalam manajemen tata kelola sekolah tinggi. sinergitas dengan pelbagai lembaga menjadi poin penting bagi STT LET’S di masa depan, termasuk tantangan teknologi. Disampaikan juga bahwa apa yang dilakukan sesuai dengan aturan Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN PT), Peraturan dari Kemenag RI, Peraturan dari Kemendikbud Ristek RI serta kebenaran Alkitab
Dalam penyerahan Sertifikasi tampak hadir dari WQA Bp Muhammad Aristian Wakil Direktur WQA Asia Pacific bersama staff, Pembina YTMI Dr. Jakoep Ezra, Ph.D., Bendahara YTMI Nanny Wiharjo, SH., MM., MTh, Ketua STT LETS Dr. Ir. Rachmat Manullang, MSI, Pjs Ketua STT LETS/ Wakil Ketua Bidang Akademik Dr. Antonius Natan, M.Th, Wakil Ketua Bidang Kemahasiswaan Dr. Yandry Manoppo, M.Th, Wakil Ketua Bidang Admininstrasi Keuangan Tumpahan Manik, SE, M,Th., para kaprodi, dosen, perwakilan alumni yang hadir Rinto Langitan, M.Th. dan perwakilan mahasiswa.

Related Posts:

BAMAGNAS KOTA BEKASI SUKSES MENGGELAR RAKERDA PERTAMA DAN SIAP MEWARNAI KOTA BEKASI

REFORMATANEWS.COM, KOTA HARAPAN INDAH BEKASI – Dewan Pengurus Daerah Badan Musyawarah Antar Gereja Nasional (Bamagnas) Kota Bekasi sukses menggelar Rapat Kerja Daerah (Rakerda) I, hari ini, Sabtu (11/02/2023) di Maxone Hotel Kota Harapan Indah, Bekasi. Berbagai program kerja dari seluruh departemen berhasil dibuat dan ditetapkan untuk dikerjakan. 
Program kerja yang sangat menyentuh pada kebutuhan warga gereja khususnya sangat terasa pada Rakerda yang dibuka langsung oleh Pembimas Kristen Kota Bekasi Marudut Manik, M.Th dan dihadiri oleh Ketum Bamagnas Pusat Pdt. Dr. Japarlin Marbun serta Sekjen Pdt. Dr. Hence Bulu, S.E., M.Th.
Kepada wartawan, Ketua DPD Bamagnas Kota Bekasi, Pdt. Dr. Yohanes J Sihombing, M.Th menyatakan dengan optimis bahwa Bamagnas siap memberi warna yang lebih baik untuk Kota Bekasi. Sihombing juga menyatakan siap bersinergi dengan seluruh gereja di Kota Bekasi.
“Dengan diadakan Rakerda Bamagnas yang pertama di Kota Bekasi, hari ini, sebagai Ketua DPD Bamagnas Kota Bekasi menyatakan bahwa kehadiran Bamagnas Kota Bekasi akan memberikan warna yang lebih baik untuk Kota Bekasi,” jelasnya.
“Kita bersama-sama bersinergi dengan seluruh gereja-gereja karena Bamagnas ini adalah Badan Musyawarah Antar Gereja, berarti disini tidak ada pandang dari merek gereja apapun, termasuk gereja Katolik, gereja Advent. Semua gereja-gereja digabungkan ada di Bamagnas ini untuk kita bisa mewarnai Kota Bekasi, menggarami Kota Bekasi, sehingga Kota Bekasi menjadi penuh kemuliaan Tuhan,” jelasnya lagi.
Ketua DPD Bamagnas Kota Bekasi sekaligus gembala GBI Mawar Sharon Harapan Indah inipun mengajak semua gereja dapat bergabung dan bekerja bersama untuk kemajuan pelayanan di Kota Bekasi.
“Saya mengajak kita semua gereja-gereja supaya kita boleh bersama-sama, bergabung bersama, bagaimana di Kota Bekasi ada sebuah ormas Kristen yaitu Bamagnas yang akan mengubah banyak hal dalam kemajuan pelayanan di Kota Bekasi,” harap Pdt. Dr. Yohanes J. SIhombing.
Sementara itu, Ketum Bamagnas Pusat, Pdt. Dr. Japarlin Marbun menyampaikan selamat sekaligus menitipkan harapannya agar kehadiran Bamagnas Kota Bekasi mampu memberi dampak yang positif bagi gereja, masyarakat dan warga Kota Bekasi.
“Dengan dilaksanakannya  Rakerda Bamagnas Kota Bekasi ini, saya sebagai Ketua Umum tentu berharap Bamagnas semakin menunjukkan kiprahnya di Kota Bekasi. Kehadiran Bamagnas betul-betul membawa dampak yang positif, baik bagi gereja, masyarakat dan juga warga Kota Bekasi,” tutur Japarlin Marbun.
“Kira-kira itu harapan saya, biarlah pengurus Bamagnas ini bekerja keras dan tentu memperluas kemitraan dengan ormas-ormas keagamaan lainnya dan gereja-gereja yang ada sehingga kita semuanya bisa katakanlah bahu membahu untuk membangun Kota Bekasi menjadi Kota yang lebih baik yang lebih mensejahterakan warganya, sehingga kehadiran Bamagnas menjadi berkat. Selamat bekerja bagi seluruh pengurus, kiranya melalui Rakerda ini betul-betul menghasilkan hail-hasil yang luar biasa,” tutur Japarlin Marbun lagi.
Tak jauh berbeda dengan Ketum Bamagnas Pusat, mewakili Pembina, Pdt. Prof. Dr. Kharel Silitonga, MA memotivasi pengurus untuk memberi warna tersendiri yaitu dekat dengan masyarakat dan menjadi mitra pemerintah.
“Sekalipun ormas yang baru di Kota Bekasi tetapi tingkat nasional. Bamagnas mempunya warna tersendiri yang dekat dengan masyarakat, bahkan menjadi mitra kerja pemerintah Kota Bekasi. Jadi sekali lagi, selamat buat Bamagnas Tuhan memberkati kita,” terangnya singkat.

Mewakili penasihat, Pdt. Stefanus H. Karsten, S.Th lebih menyoroti pada dinamika yang sering terjadi dalam organisasi. Menurutnya, berbagai dinamika karena perbedaan pendapat harus disikapi dengan bijak sehingga membawa Bamagnas lebih maju dan bersinar di Kota Bekasi.
“Ada satu hal yang ingin saya tanamkan bahwa dalam setiap organisasi selalu ada yang namanya dinamika. Itu sebabnya saya merindukan, setiap dinamika dalam organisasi akan membawa Bamagnas semakin maju, membuat Bamagnas semakin bersinar di Kota Bekasi,” jelasnya mengingatkan.
“Terlebih dalam jalinan hubungan dengan pemerintah, dengan gereja terutama, bahkan dalam segala program yang telah disusun nanti akan menunjukkan bahwa Bamagnas benar-benar hadir untuk memberkati,” jelas Sekretaris BPD Bekasi GBI ini lagi mengakhiri nasihatnya.

Related Posts:

Ini Program Perdana BPP GBI Yang langsung Sukses

REFORMATANEWS.COM, Jakarta, Bincang-bincang antara Badan Pengurus Pusat Gereja Bethel Indonesia (BPP-GBI) dengan Pewarta Nasrani Indonesia (Pewwrna ID) yang beberapa waktu lalu dikomunikasikan akhirnya terlaksana pada Jumat, 10/02/2023 di Graha Bethel, Cempaka Putih, Jakarta. Dalam perbincangan itu disampaikan bahwa program awal dari BPP-GBI adalah penanganan Pandemi Covid-19 di Indonesia dengan mengarahkan semua Pengurus Daerah GBI. Program perdana BPP-GBI itu sukses terlaksana. 

"Hari ini kita bisa bertemu untuk berbincang-bincang dan saling bertukar Informasi. Perlu diketahui bahwa BPP GBI selalu mengadakan sidang sinode 4 tahun sekali, terakhir tahun 2019, saya kemudian terpilih menjadi Ketua Umum. Pandemi Covid-19 di Indonesia kemudian menjadi tantangan pertamanya.  Sambil berdoa kepada Tuhan, memohon penyertaan untuk saya dalam menentukan langkah selanjutnya. Ketika ditanya program apa yang akan dilaksanakan? Kami kemudian memutuskan untuk turut serta dalam penanganan Pandemi Covid-19, seperti yang tertulis dalam Alkitab "Yesus berkata; beri mereka makan".  Kemudian para pengurus daerah disampaikan agar dapat membantu dalam penanganan Pandemi Covid-19 di daerahnya masing-masing. Puji Tuhan, di masa sulit Tuhan senantiasa menolong", demikian penjelasan Ketua Umum BPP-GBI, Pdt. Dr. Rubin Adi Abraham. 

Lebih lanjut dijelaskan bahwa BPP-GBI juga berjejaring dengan organisasi gereja internasional, Church Of God yang bermarkas di Cleveland, Ohio, USA. Dalam beberapa program kerja yang dikerjakan, mitra dari GBI sering dilibatkan dalam misi pelayanan. Tercatat, beberapa kali BPP-GBI aktif dalam membantu pemerintah dalam penanganan bencana alam seperti beberapa waktu lalu di Manado, Sulawesi Utara. 

Hadir dalam pertemuan itu dari BPP-GBI selain Ketua Umum, Pdt. Dr. Rubin Adi Abraham antara lain; Sekretaris Umum, Pdt. dr. Josafat Stephanus., M. Th, Sekretaris II, Pdt. Pdt. Naftali Untung., M. Th, dan Sekretaris III, Pdt. Jauhar Wahyudi., M. Th

Sementara itu, Ketua Umum Pewarna ID Yusuf Mujiono mengatakan bahwa Pewarna ID sebagai wadah dari para Pewarta Kristen di Indonesia merasa perlu adanya gerak bersama dalam Pewartaan Firman Tuhan di Indonesia yang selaras dengan prinsip-prinsip kebangsaan. Pewarna ID sebagai bagian dari gereja berharap adanya kerjasama dengan BPP-GBI dalam program-program yang senada. 

"kita berharap ada sinergitas yang dapat dibangun antara Pewarna ID dengan BPH-GBI pada program-program yang terkait dengan isu-isu Kekristenan dan kebangsaan", kata Yusuf Mujiono ketika diminta untuk menyampaikan maksud tujuan dari pertemuan itu oleh Moderator acara.

Related Posts:

Pewarna ID Bahas Festival Palalangon 2023 Dengan Ketua Sinode GKP

REFORMATANEWS.COM, Bandung, Pewarta Nasrani Indonesia (Pewarna ID) beraudiensi dengan Ketua Sinode Gereja Kristen Pasundan (GKP), Pdt. Magyolin Carolina Tuasuun, Senin (06/02/2023) di Kantor Pusat GKP, Pungkur, Bandung. Hal ini sebagai langkah persiapan pagelaran Festival Palalangon dan Gala Premier Film Dokumenter "Babat Alas Palalangon".

"Sebagai wujud nyata dari pelayanan Pewarna ID untuk merawat nilai-nilai Kristiani agar senantiasa selaras dengan rasa kebangsaan agar terciptanya kesetaraan bersama, Pewarna ID bermaksud untuk memohon restu dan dukungan dari Sinode GKP terkait rencana pegelaran Festival Palalangon dan Gala Premier film dokumenter " Babat Alas Palalangon. Itu tujuan kami (Pewarna ID) datang ke kantor Sinode GKP hari ini. Harapan kerjasama untuk ke depan dengan pembuatan film dokumenter di desa lain seperti; Cikembar Cideres dan lainnya, GKP bisa memfasilitasinya. Baik ketersediaan narasumber, pemain dan juga prasarana dan sarana pendukung", demikian disampaikan Ketua Umum Pewarna ID, Yusuf Mujiono saat menyampaikan maksud kedatangan ke Kantor Sinode GKP. 
Selain itu, disampaikan juga terkait persiapan dan giat yang telah dilakukan Pewarna ID di Palalangon, Cianjur, Jawa Barat, termasuk diperlihatkan hasil pengambilan gambar film dokumenter "Babat Alas Palalangon" Kepada Ketua Sinode GKP. Pertemuan tersebut difasilitasi oleh Mantan Ketua Sinode GKP, Pdt. Supriyanto. 

"Film ini sudah masuk finishing sekitar 70 persen. Kami memohon masukan untuk memperlengkapi kedalaman konten film agar film yang kami buat dapat berguna untuk tetap merawat sejarah perjalanan iman di kampung Palalangon", kata Gabriel Hartanto yang bertindak sebagai Director film, yang juga Ketua Bidang Komunikasi Pewarna ID dihadapan Ketua Sinode GKP. 

Ketua Sinode GKP, Pdt. Magyolin Carolina Tuasuun menyambut baik kegiatan yang rencananya digelar pada minggu ketiga Maret 2023 itu. Ia mengatakan bahwa Sinode GKP akan membahas hal ini dalam waktu dekat pada rapat internalnya. 

"Ini (film) bagus, karena dikemas secara visual dan menceritakan sejarah yang berhubungan dengan GKP. Bagus, untuk anak-anak muda GKP agar mengetahui sejarah gereja. Saya akan mencoba berkomunikasi dengan bidang yang mengkaji sejarah gereja di Sinode GKP untuk dapat memberikan masukan secara komprehensif", kata Pdt. Magyolin. 

Sementara itu, Pdt. Supriyanto menyoroti mengenai alur menarik dari film dokumenter "Babat Alas Palalangon". Ia mengatakan bahwa film dokumenter ini menarik karena menampilkan eksistensi dari suatu perkampungan Kristen yang tadinya hutan menjadi sebuah peradaban baru yang membawa dampak positif bagi masyarakat sekitar, khususnya di bidang pendidikan dan pelayanan kesehatan. 

Di akhir pertemuan, disampaikan bahwa baik Pewarna ID maupun Sinode GKP akan saling berkoordinasi terkait penyelengaraan Festival Palalangon dan pemutaran film di beberapa tempat untuk tetap merawat eksistensi peran Kekristenan dalam pembangunan bangsa.

Related Posts:

Pesan Damai Ketum PGI pada Perayaan Harmony Week yang berlangsung di Gedung MPR

REFORMATANEWS.COM, Jakarta 
Pesan Damai Ketum PGI pada Perayaan Harmony Week yang berlangsung pagi pada (5/2) di Gedung MPR disampaikan sebagai berikut : 


Yth Ketua MPR dan Para Wakil Ketua
Para perwakilan negara sahabat
Ketua Kehormatan dan Presidium IRC & para Pimpinan Agama
Ibu/bapak hadirin sekalian

Salam Persaudaraan dari gereja-gereja dalam lingkungan PGI

Dokumen Persaudaraan yang ditandatangani oleh Paus Fransiskus dan Imam El Tayeb, 4 tahun lalu, mestinya menohok kita semua, di tengah dunia yang telah begitu dalam digerogoti oleh budaya kekerasan. Hampir tidak ada hari berlalu tanpa kita mengumbar hawa nafsu. Geopolitik dunia kini membawa kita pada krisis pangan dan enerji dan kegalauan global yang berkepanjangan.

Ini semua bersumber dari kerakusan, ketika setiap orang maupun kelompok berlomba menguasai sumber-sumber yang ada, dan bila perlu menegasikan keberadaan orang dan kelompok yang lain. Inilah sumber kemelut dunia ini.

Joseph G Stiglitz, peraih Nobel bidang ekonomi pernah berkata, kita ini sedang hidup di dekade kerakusan. Segala bentuk kenikmatan dunia begitu menggoda kita dalam keseharian kita. Disadari atau tidak, kita ini selalu berlaku "Untukku!", "Untukku!", dan tidak pernah mampu berkata "Cukup!" (Amsal 30:15).

 Mahatma Gandhi pernah berkata: "dunia ini menyediakan sumber yang  mencukupi untuk memenuhi kebutuhan setiap orang, tapi tidak pernah cukup untuk memenuhi kerakusan setiap orang."

Ternyata Kerakusan ini tidak hanya berlangsung di bidang ekonomi ataupun politik,  juga merangsek ke dalam kehidupan beragama.
Lihat saja, betapa banyak peristiwa kekerasan dan penganiyaan yang berlangsung di dunia ini mengatasnamakan agama. Padahal, kita semua tahu, agama tidak pernah mengajarkan hal seperti itu. Lalu, dari mana praktik kekerasan dan penganiyaan tersebut muncul? Banyak faktor, namun factor paling dominan adalah adanya dogmatisme agama yang kemudian melahirkan klaim kebenaran satu-satunya.

Jika dogmatism dan klaim kebenaran satu-satunya di biarkan, sungguh bahaya. Orang sering menganggap dirinya paling benar dan mengetahui segala hal sehingga orang lain yang berbeda dengannya dianggap sudah pasti salah dan menyimpang. Dan orang lain itu juga sudah pantas disingkirkan, bahkan dengan cara yang paling kejam. Inilah yang menjadikan keseharian kita begitu banal: ingin meraup sebanyak mungkin untuk diri sendiri atau untuk kelompok, partai maupun agamanya sendiri.

Inilah yang menjadikan kita semakin jauh dari persaudaraan, perdamaian dan kemanusiaan.
Kita ini kini seolah sedang menghidupi peradaban yang mengarus-utamakan jumlah penganut, peradaban yang mengedepankan harta, kekuatan dan tahta, peradaban yang memenangkan yang bersuara keras. Sebuah peradaban yang makin menjauhkan kita dari persaudaraan dan kemanusiaan, dan malah melahirkan kebencian dan balas dendam.

Inilah buah keserakahan itu. Bahkan oleh keserakahan itu, kita pun merelakan agama dijadikan kendaraan untuk tujuan kepentingan ekonomi maupun politik. Politik identitas yang sejatinya untuk memperjaungkan keadilan dan nasib mereka yang terpinggirkan, malah dibelokkan untuk meminggirkan mereka yang tidak sehaluan.

Di sini pentingnya peran para pimpinan umat untuk mencerdaskan umat dalam beragama, untuk tidak terjebak pada simbol-simbol agama semata, tetapi menukik pada intisari agama, yakni cinta, persaudaraan dan kemanusiaan.  

Sayangnya pendekatan keagamaan kita sekarang ini banyak yang dijebak oleh dogmatisme beragama. Beragama secara dogmatis sedemikian akan memisahkan kita satu sama lain, sebaliknya, beragama secara substansial justru makin mengeratkan kita satu sama lain, oleh ikatan cinta dan kemanusiaan.

Tetapi kita tidak bisa sampai di sana selama keserakahan menggurita dalam kehidupan beragama kita. Dalam perspektif Kristen, saya mengajak kita semua menghidupi ajakan Kristus dalam Doa Bapa Kami: “Berikanlah kami makanan kami yang secukupnya", serta ajakan untuk selalu berbagi dan untuk selalu berlaku adil.

Sebab perdamaian bukanlah sekedar ketiadaan perang, tetapi perdamaian sejati hanya akan mewujud jika keadilan ditegakkan, dan semua orang mampu untuk berkata: "Cukup" serta   selalu berjuang untuk keadilan.

Terimakasih
Pdt Gomar Gultom

Related Posts:

MARI KITA MERIAHKAN DRUMBAND TARUNA AAU DI MALIOBORO, YOGYAKARTA




REFORMATANEWS.COM, Yogyakarta - Dalam rangka menyambut Taruna Tingkat I dan Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta, Para Karbol (Taruna AAU) akan melaksanakan Kirab dan Display Drumband "Gita Dirgantara" di Sepanjang Jalan Malioboro Yogyakarta, pada hari Sabtu tanggal 4 Februari 2023 dari Pukul 17.00 s.d. 20.00 Wib.

Kirab dan Display Drumband Taruna AAU, akan mengambil Star dari Halaman Gedung Kepatihan menuju Titik Nol km, dan akan berakhir di Sebelah Timur Alun-alun Utara Yogyakarta pada pukul 20.00 Wib.

Pada kesempatan tersebut para Karbol (Taruna AAU) akan berinteraksi dan bersosialisasi dengan seluruh Warga Masyarakat yang hadir. Para kawula muda berkesempatan berdialog dan foto bersama dengan Calon-Calon Pimpinan TNI AU masa depan yang profesional dan tangguh.

Mari kita meriahkan event yang jarang terjadi ini. Event ini akan menjadi ajang sosialisasi sesama kawula muda yang penuh kesan mendalam.

(Kefas Hervin Devananda/Romo Kefas)

Related Posts: