PGI Laksanakan Penanaman Sepuluh Juta Pohon Dan Talkshow Revolusi Mental Di GPIB Immanuel Batam

REFORMATANEWS.COM, BATAM -Kementerian  Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) berkolaborasi dengan Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) dan GPIB Immanuel Batam Provinsi Kepulauan Riau melaksanakan Aksi Nyata Gerakan Nasional Revolusi Mental melalui Penanaman Pohon dan talkshow Revolusi Mental, Jumat (30/9/2022).

Hadir pada kegiatan ini, Deputi Bidang Koordinasi Revolusi Mental, Pemajuan Kebudayaan dan Prestasi Olahraga Kemenko PMK Didik Suhardi, PhD, Staf Khusus Menko PMK Prof Ravik Karsidi, Asisten Deputi Moderasi Beragama Kemenko PMK Thomas Ardian Siregar, Wali Kota Batam diwakili Asisten I Yusfa Hendri, Ketua Umum PGI Pdt Gomar Gultom, Ketua Umum PGW Kepri Pdt Renova Jhonny Sitorus STh, Bendahara I Majelis Sinode GPIB Pdt Victor Pangkerego SE, Ketua Majelis Jemaat GPIB Immanuel Batam Pdt Gabby D Titiathy-M, FKUB Batam dan perwakilan BPDAS Sei Jang Duriangkang Kepualauan Riau.

Kegiatan di awali dengan penanaman Pohon di Halaman GPIB Immanuel Kota Batam.
Secara simbolis dilakukan penanaman Lima Bibit Pohon di Pekarangan Depan Graha Immanuel Batam. 

Penanaman tersebut, secara bersama-sama dilakukan oleh Ketua Umum PGI, Deputi Kemenko PMK, Staf Khusus Menko PMK, Ketua Umum PGW Kepri, Bendahara I Majelis Sinode GPIB dan Wali Kota Batam diwakili Asisten I.

Mewakili Menko PMK Muhadjir Effendy, Deputi Bidang Koordinasi Revolusi Mental, Pemajuan Kebudayaan dan Prestasi Olahraga, Didik Suhardi PhD mengatakan kolaborasi dengan PGI merupakan langkah strategis dalam memperluas pelaksanaan aksi nyata Revolusi Mental di Masyarakat.

“Salah satu aksi nyata yang kita lakukan dalam rangka menanamkan nilai-nilai kegotongroyongan, nilai kemandirian, kita pagi ini melaksanakan penanaman pohon di lokasi gereja,” jelas Didik.

Menurutnya, kebiasaan menanam pohon harus ditumbuhkan apalagi untuk mengurangi dampak pemanasan global. 

“Karena Indonesia menjadi salah satu negara yang diharapkan menjadi penyangga perbaikan iklim di seluruh dunia,” terangnya.

Kemudian, Pdt Gomar Gultom menambahkan, gerakan penanaman pohon yang dicanangkan Presiden Jokowi dan ditindak lanjuti Kemenko PMK harus didukung seluruh elemen Masyarakat

"Termasuk PGI sebagai wujud Revolusi Mental untuk menjaga keseimbangan antara ibadah dengan sikap hidup," katanya

“Oleh karena itu, diperlukan Revolusi Mental dalam memperlakukan alam. Penanaman pohon ini salah satu simbol dari kita. Gereja, pemerintah, masyarakat semua harus menjadikan dirinya sebagai penawar bagi kehidupan dengan memelihara alam sebaik-baiknya,” pesannya.

Sementara Asisten I Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Kota Batam Yusfa Hendri mengapresiasi program penanaman pohon oleh PGI-Kemenko PMK di Batam.

“Ini akan berpengaruh kepada resapan air yang ada di Kota Batam karena kita hanya mengandalkan catchment area di dam yang kita miliki. Oleh karena itu, kita wajib menyelamatkan pohon untuk kehidupan kita dan anak cucu ke depan,” tukasnya.

Ketua Majelis Jemaat GPIB Immanuel Batam Pdt Gabby D Titiathy merasa bersyukur karena dipercaya menjadi tuan rumah penanaman pertama program Sepuluh Juta Pohon ini.  

“Harapannya adalah semua gereja yang ada di Batam ini juga mendukung program dari pemerintah,” pintanya.

Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) memulai Batam sebagai titik pertama dari program Penanaman Sepuluh Juta Pohon bersama Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK). 

PGI merencanakan kegiatan selanjutnya di Kota Balikpapan, Provinsi Kalimantan Timur pada pertengahan Oktober 2022. 

Dalam rangka kolaborasi dengan Kemenko PMK ini, PGI turut mengadakan lomba penulisan dengan tema Revolusi Mental yang nantinya akan dibukukan dan menjadi bahan bacaan umat gereja di seluruh Indonesia. 

(Raja Paluta/Markus)

Related Posts:

Nyekar Bersama Mengenang Satu Tahun Sabam Sirait di TMP Kalibata


REFORMATANEWS.COM, Jakarta - Dalam rangka memperingati satu tahun wafatnya Bapak Sabam Sirait, Yayasan Komunikasi Indonesia(YKI), Pengurus Nasional Perkumpulan Senior (PNPS) GMKI, Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI), Program Doktor Hukum UKI dan Persatuan Wartawan Nasrani (PEWARNA) menyelenggarakan serangkaian kegiatan yakni: Ziarah bersama di TMP Kalibata, kemudian dilanjutkan  Ibadah dan Seminar dengan Tema: "Mencermati RKUHP Dalam Merawat Ideologi Pancasila" siang di Aula UKI Jalan Diponegoro
Ziarah bersama di TMP Kalibata, Jakarta Selatan selain dihadiri tokoh-tokoh Kristen juga dihadiri   Ibu dr. Sondang Sidabutar didampingi dr. Batara Imanuel, Mira Sirait, menantu dan cucu-cucunya,  Kamis (29/09/2022) Pukul 09.00-10.00. Adapun rangkaian acara penyampaian kenangan dengan alm Sabam Sirait dari para tokoh yang hadir, doa bersama dan acara Tabur Bunga. 
Tampak hadir di TMP Kalibata Ketua Umum PGI  Pdt. Gomar Gultom  Dr. Bernard Nainggolan, Ir. Robert Sitorus,  Drs. RE. Nainggolan, Pdt. Bambang Jonan,  Pdt. Dr. Binsar Pakpahan, Ir. Nelson Simanjuntak, Abadi Hutagalung dan tokoh lain yang dekat alm Sabam Sirait semasa hidupnya.
Seperti diketahui Sabam Sirait dikenal seorang negarawan dan politisi kawakan bersama 7 presiden RI yang berpulang 29 September 2021 tepat satu tahun hari ini. Ia lama  berkecimpung sebagai Anggota DPR, DPD, MPR dan DPA RI. Namanya juga sedang diusulkan menjadi Pahlawan Nasional Tahun 2022. 
Ketua Umum YKI Dr. Bernard Nainggolan mengungkapkan  bahwa ternyata sudah satu tahun Bang Sabam meninggalkan kita.  Selama  satu tahun ini  kita belum menggali  pikiran-pikiran originalnya yang mengingatkan beberapa peristiwa yang betul-betul penting, seperti kita diingatkan mewaspadai kelompok-kelompok  pemikiran Pancasila tidak relevan dalam kehidupan. Mereka ada dikelompok, ada partai dan lainnya. 
“Harus dipikirkan aktualisasinya supaya itu  tidak terjadi. Pancasila satu-satunya membuat kita bersama-sama meski dalam pemikiran berbeda,  karena itu Pancasila harus kita pertahankan bersama,” ujarnya. 
Bang Sabam sering mengutip pandangan TB Simatupang tokoh yang dikagumi mengatakan  bahwa Pancasila membuat kita untuk menghargai perbedaan meski ada perselisihan, kita tetap meyakini satu bangsa dalam bingkai NKRI.
Sementara bagi John Pieter Nainggolan yang didaulat menyampaikan kenangan, mengatakan sangat bersyukur kita bisa bersama ziarah ke makam abang kekasih, makam Ompung Sabam.
“Mengenang beliau adalah sama mengenang seorang sahabat, teman dan Bapak, mengajarkan kita bersama untuk mencapai cita-cita kebangsaan. Memberikan hidupnya bagi bangsa ini. Kita berkumpul di sini mengenang kembali perjuangan Bang Sabam. Jadi kita semua harus bisa melanjutkan cita-cita perjuangan Bang Sabam,” ungkapnya. 
Ia melanjutkan, kita tahu abang kekasih kita ini, meski ada di tengah gemuruh politik tetap konsisten berjuang dan ini kita teladani. Kiranya  perjuangan kita semua, menjadikannya  Pahlawan Nasional nanti bisa terwujudkan pada waktunya nanti.
Pada kesempatan itu, dr. Sondang Sidabutar selaku isteri alm Sabam Sirait menyampaikan bahwa dirinya dan keluarga penuh sukacita karena masih banyak orang-orang mencintai alm Sabam Sirait yang telah berpulang satu tahun lalu.
“Terimakasih atas kehadiran semuanya dan telah mencintai Pak Sabam,” ujarnya penuh haru. 
Ketua Panitia Pengusulan Sabam Sirait menjadi Pahlawan Nasional, RE Nainggolan yang khusus datang dari Medan bersama Pdt. Bambang Jonan mengatakan bahwa  tak terasa  Bang Sabam sudah  satu tahun telah bersama dengan Tuhan. Kita ingat semua persahabatan, nasihat dan pemikiran luar biasa yang diteladankannya. 
“Beliau sangat mencintai bangsa ini dan menjadi legacy. Kita berdoa agar  Kakak (dr. Sondang Sidabutar)  sehat dan keluarga juga. Ke depan kita harapkan akan lahir Sabam-Sabam Junior. Kami datang dari Medan sangat berharap Sabam Sirait menjadi Pahlawan nasional,” harapnya.Tidak banyak orang seperti Bang Sabam meski sudah pergi tapi tetap dicintai, saksinya.
Kenangan dengan alm Sabam Sirait juga disampaikan Ir. Nelson Simanjuntak.  Mantan Bawaslu RI yang turut hadir di TMP Kalibata menyaksikan bahwa  sosok  Bang Sabam selalu konsisten berpolitik di luar pemerinltah dan selalu memberi nasihat kepada kami juniornya. 

Sabam Sirait Kitab Suci Berjalan
Ketua umum PGI Pdt. Gomar Gultom menyampaikan jika mengenang Sabam Sirait tak akan ada habis-habis kita bicara tentang sosok dan perjuangannya.  Dalam kitab  Ibrani mengatakan, ingatlah pemimpin-pemimpinmu. Kehadiran kita di sini dalam konteks itu. 
“Bang Sabam ini bisa dikatakan kitab suci berjalan. Bahwa dalam hidupnya  ada banyak firman. Bang Sabam adalah  teladan. Ia  memecahkan mitos bahwa kepahlawanan tidak harus ikut kontak senjata dalam Revolusi Fisik tapi cukup dalam dirinya sendiri. Generasi muda harus belajar dari Bang Sabam. Tentu Bang Sabam juga tidak sempurna tapi sudah disempurnakan Tuhan. Dari beliau kita bisa belajar dan bisa mendekatkan diri sama Tuhan,” paparnya.
“Kita berterimakasih kepada keluarga terutama Kak Sondang yang terus berperan  dibalik sosok Bang Sabam. Harapan  kita semua pengakuan negara menjadi pahlawan nasional. Terimakasih Tim Medan,” imbuhnya.
Doa dibawakan Pdt. Dr. Binsar Pakpahan. Ziarah bersama di TMP Kalibata dihadiri 60  orang.  Lagu Dung “Sonangrohangku” yang juga kesukaan alm Sabam Sirait mengiringi acara tabur bunga.

Related Posts:

Buya Syakur : Kesetaraan menghormati manusia, bukti Cinta Pencipta.

 
REFORMATANEWS.COM, Indramayu  - Mendengar wejangan Buya Syakur tak cukup dua jam. Ilmu Agama, pengetahuan dan terapan yang di miliki membuka mata dan pikiran bagi pendengarnya. "Sebagai sesama ciptaan Tuhan wajib pelihara kesetaraan" ungkap Buya Syakur kepadaTim Panitia Apresiasi Pewarna Indonesia (API) dan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Pewarna Indonesia tahun 2022 pada Selasa 27 September 2022, di Padepokan Majelis Kholwat Buya Syakur, Cikawung, Indramayu. 

Kunjungan silahturahmi Persatuan Wartawan Nasrani Indonesia menemui Buya Syakur dalam rangka menyampaikan hasil polling API yang menobatkan Buya Hamka sebagai Tokoh yang menjaga Keberagaman. "Konsistensi dan pemikiran-pemikiran yang Buya Syakur sampaikan terpilih sebagai penjaga keberagaman, ungkap Yusuf Mujiono ketua umum Pewarna Indonesia. Menurut Yusuf, API Pewarna Indonesia ini ditujukan sebagai penghargaan wartawan bagi tokoh-tokoh yang membawa perubahan baik di masyarakat. "Harapan kami, API pewarna Indonesia bisa menjadi inspirasi banyak orang untuk berbuat yang terbaik bagi masyarakat, bangsa dan negara. 
Sementara Anna Kezia, ketua panitia, berharap Buya Syakur bisa hadir untuk menerima penghargaan pada 28 November 2022 nanti di Jogja Nasional Museum, Jogjakarta. "Kehadiran Buya Syakur membawa pesan kesetaraan" cetus Anna. 
Atas kedatangan tim Pewarna Indonesia Buya Syakur menyambut gembira dan terbuka untuk bekerjasama. 

Sepanjang pertemuan tidak kurang dari 2 jam Buya Syakur mengungkapkan pengalamannya 20 tahun dinegeri orang. Harapannya untuk Pewarna Indonesia terus menjaga kesetaraan bersamanya. Menurut Buya Syakur toleransi diartikan sebagai kebaikan mayoritas kepada minoritas berbeda dengan bila kita setara. "Kita setara sebagai manusia ciptaan Tuhan, dan ini bukti cinta kita pada Tuhan , jelasnya.

Mengenal Siapa Buya Syakur

K.H. Abdul Syakur Yasin, MA lahir 12 November 1960, juga dikenal dengan panggilan Buya Syakur, adalah seorang ulama Indonesia dan pendiri Pondok Pesantren Cadangpinggan.

Masa pendidikan Buya Syakur dari kecil hingga dewasa banyak dihabiskan di pondok pesantren. Beliau secara intensif menggali pengetahuan keagamaan dari Pondok Pesantren Babakan Ciwaringin, Cirebon. Lamanya belajar di pondok pesantren, membuat Buya Syakur menjadi mahir dalam berbahasa Arab. Hal ini kemudian yang membuat Buya Syakur menerjemahkan kitab-kitab bahasa Arab ke dalam bahasa Indonesia.

Setelah menyelesaikan pendidikan di Babakan, pada tahun 1971, Buya Syakur melanjutkan pendidikan di Kairo. Ketika Buya Syakur menjadi mahasiswa di sana, beliau diangkat menjadi ketua PPI (Perhimpunan Pelajar Indonesia) Kairo.

Buya Syakur selesai dengan skripsi sarjananya yang berjudul Kritik Sastra Objektif terhadap karya novel-novel Yusuf as-Siba’i (Novelis Mesir).

Kemudian pada tahun 1977, Buya Syakur menyelesaikan ilmu al-Qur’an di Libya. Pada tahun 1979, beliau menyelesaikan sastra Arab. Dua tahun selanjutnya, tepatnya pada tahun 1981, beliau telah menyeselesaikan S2-nya dalam bidang sastra linguistik di Tunisia. Setelah itu, kemudian beliau diangkat menjadi staf ahli di kedutaan besar Tunisia.

Pada tingkat doktoral, Buya Syakur, mengambil kuliah di London dengan konsentrasi dialog teater dan lulus pada tahun 1985. Jadi kurang lebih sekitar 20 tahun lamanya beliau habiskan untuk belajar di Timur Tengah dan Eropa.

Tepat pada tahun 1991, Buya Syakur pulang ke Indonesia bersama Gusdur, Quraish Shihab, Nurcholis Majid dan Alwi Shihab. Setelah kembali ke Indonesia, beliau membaktikan diri berdakwah di kampung halamannya, di Indramayu.

Lima tahun (1995) setelah Buya Syakur pulang, beliau kemudian mendirikan Yayasan Pondok Pesantren Cadangpinggan tahun 2000 dan pondok pesantrennya tahun 2006. Selain membaktikan diri lewat pondok pesantren yang beliau dirikan, beliau juga sering mengisi kajian pada masyarakat dan tidak jarang kajian tersebut diunggah melalui media sosial.

(Endharmoko)

Related Posts:

"SIKAP NETRAL DITJEN BIMAS KRISTEN ATAS KONFLIK INTERNAL KGBI ADALAH SOLUSI"

REFORMATANEWS.COM, Jakarta - Ungkapan seorang pejabat Ditjen Bimas Kristen ketika dalam dialog diruang Staf Khusus Menteri Agama Republik Indonesia di Lapangan Banteng, Kamis 14 September 2022, antara lain menyebutkan: "Penyelesaian perbedaan pendapat atau perselisihan internal Gereja, sebaiknya dilakukan secara Kristiani ". 
Bahwa ungkapan tersebut patut diapresiasi dan didukung penuh, tegas Jopie Lintong, S.H, M.Th, M.Pd selaku Kuasa Hukum dari pimpinan/Ketua Umum Badan Pengurus KGBI (Kerapatan Gereja Baptis Indonesia) Kongres Minahasa Utara (Hotel Sutanraja, 21-23 Januari 2022) saat ditemui awak media usai pertemuan dengan pejabat Ditjen Bimas Kristen dibilangan Thamrin Jakarta Pusat (Selasa 20 September 2022).
Selengkapnya Lintong menyampaikan, bahwa ketika masuk dalam daftar Audience dengan Dirjen Bimas Kristen yang baru beberapa hari lalu dilantik, dan melalui stafnya menyatakan, bahwa untuk urusan konflik internal Gereja KGBI sebaiknya langsung saja konfirmasi kepada Kasubdit Kelembagaan, dengan alasan ibu Dirjen Bimas Kristen masih baru dalam jabatan ini, jelas staf Dirjen sambil menyodorkan lembaran Audience untuk diteruskan kepada Kasubdit Kelembagaan.

Konflik Internal ditubuh organisasi Kerapatan Gereja Baptis indonesia (KGBI), antara lain disebabkan pihak Ditjen Bimas Kristen terkesan  kurang mencermati atau patut diduga sengaja tidak menghiraukan Pedoman Teknis penanganan konflik Internal Gereja atau Induk Organisasi Gereja sebagaimana amanat Keputusan Dirjen nomor 281 tahun 2020 tentang Petunjuk Teknis Fasilitasi Mediasi dan Penanganan Konflik Internal pada Induk Organisasi Gereja/Sinode di Lingkungan Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Kristen.  
Hal ini tentunya sangat memiriskan jika ternyata pihak Ditjen Bimbingan Masyarakat Kristen tidak melaksanakan upaya "Bimbingan" dan pengayoman kepada umat dalam hal ini untuk Gereja KGBI sebagai bentuk dukungan dan netralitas yang semestinya dilakukan, tegas Lintong.
Adanya surat penegasan yang diterbitkan oleh Ditjen Bimbingan Masyarakat Kristen Kementerian Agama Republik Indonesia yang ditanda-tangani oleh Direktur Urusan Agama (Kristen) tersebut, sangat berpotensi terjadinya perselisihan ataupun pertikaian diantara Jemaat dan/atau Anggota KGBI yang tersebar di seluruh wilayah Republik Indonesia. 

Jopie Lintong,  SH., M.Th., M.Pd, kuasa hukum dari Pdt. Dr. Joubert Warouw. M.Div M.TH selaku Ketua Umum BP KGBI hasil Kongres XVIII tgl 21-23 Januari 2022, menegaskan pula, bahwa adalah Arif-Bijaksana apabila pihak Ditjen Bimas Kristen bersikap Netral dalam menyikapi konflik internal Gereja KGBI demi menciptakan suasana aman, rasa nyaman dan tenteram. Itulah sikap elegan dan Kristiani tentunya, tandas Lintong.

"Sejak surat pemberitahuan tertanggal 23 Pebruari 2022 tentang hasil Kongres KGBI XVIII (Sutanraja, Minahasa Utara-SULUT, 21-23 Januari 2022) telah disampaikan kepada Ditjen Bimas Kristen, selanjutnya surat tanggal 17 Juni 2022 kepada Menteri Agama Republik Indonesia, termasuk Surat tertanggal 5 September 2022 terkait Surat Penegasan dimaksud,  sampai kini belum ada tanggapan tertulis dari pihak Ditjen Bimas Kristen", terutama tentang kiat-kiat penyelesaian konflik dalam bentuk musyawarah sebagaimana amanat Keputusan Dirjen Bimas Kristen nomor 281 tahun 2020 tersebut, ujar Jopie Lintong, Selasa (20/9/22)
"Di depan Kasubdit Kelembagaan Ditjen Bimas Kristen, kami minta kepada Dirjen Bimas Kristen untuk segera mengambil sikap agar segera membatalkan surat penegasan, karena jika hal ini masih didiamkan sangat potensial terjadinya pertentangan dan perseteruan internal gereja KGBI", imbuh Lintong.


Bahwa Induk Organisasi  Kerapatan Gereja Baptis Indonesia dalam ketentuan AD-ART ataupun Buku Merah sangat jelas menyatakan tentang sistem Induk Organisasi Gereja yaitu bersifat "KONGREGASIONAL" dan bukan sistem "SINODAL", pungkas Jopie Lintong

Seperti diketahui Kerapatan Gereja Baptis Indonesia (KGBI) pada tanggal 21 s/d 23 Januari 2022 telah menyelenggarakan Kongres KGBI ke XVIII bertempat di Hotel Sutan Raja Kalawat - Minahasa  Utara yang dipimpin oleh kordinator KGBI dan diikuti oleh 121 utusan Gereja Anggota dari jumlah 161 Gereja Anggota, secara fisik terbatas dan melalui Virtual. 
 
Bahwa Kongres menghasilkan keputusan beberapa keputusan, antara lain memilih dan menetapkan Pdt. Dr. Joubert Waraow M. Div sebagai Ketua Umum, Jannes Legoh, S,Th, MM sebagai Sekertaris Umum dan Ibu Dkn Meady Legoh sebagai Bendahara Umum. 

Salah satu alasan dilaksanakan Kongres KGBI ke XVIII di hotel Sutanraja Kalawat - Minahasa Utara ini adalah, karena BP KGBI periode 2015-2020 yg di Ketuai Pdt. Dr. Sperry V. Terok, M.Th tidak taat dan tidak setia serta melalaikan kewajiban untuk melaksanakan Kongres dimasa akhir tugas pada bulan Oktober 2020, bahkan sesudah penundaan selama satu tahun pun tidak melaksanakan Kongres yang semestinya berlangsung pada bulan Oktober 2021, sehingga BP KGBI Periode 2015-2020 dengan sendirinya berstatus "Demisioner".

Adapun Hasil keputusan kongres KGBI XVIII Minahasa Utara telah di"Akte"kan di kantor Notaris Grace Sophia Judy Sarendatu, SH Nomor 21 dan keputusan  kongres beserta Akta Notaris telah dilaporkan atau diberitahukan kepada Ditjen Bimas Kristen Kementerian Agama, Kementerian Hukum dan HAM dan Kementerian Dalam Negeri RI di Jakarta.

Related Posts:

Pdt. Gomar Gultom, Ketum PGI : Indonesia Kehilangan dengan berpulangnya Prof Dr Azyumardi Azra

Prof. Azyumardi Azra, Prof Dr Hj Situ Ruhabibi Dzuhayatin, Pdt Gomar Gultom, Prof Philip  Wijaya dan Uni Zulfiani Lubis di depan kantor KBRI di Moskow.


REFORMATANEWS.COM, Jakarta - Ketum PGI dengan  berpulangnya Prof Dr Azyumardi Azra Indonesia kehilangan tokoh. Prof Dr Azyumardi Azra, yang meninggal siang ini (18/05) di Kuala Lumpur.

Beliau seorang cendekiawan Minang, yang kepakarannya diakui dunia, dan sangat banyak memberikan sumbangan pemikiran bagi perdamaian dunia. Tak heran kalau Kaisar Jepang menganugerahinya "The Order of the Rising Sun: Gold and Silver Star". Sementara dari Ratu Inggris mendapatkan gelar kehormatan Commander of the Order of the Bristush Empire (CBE)" dan berbagai penghargaan internasional lainnya.

Beliau seorang pemikir independen. Kedekatannya dengan pemerintahan Jokowi, tidak menghilangkan kemandiriannya untuk menyampaikan pandangan-pandangan kristisnya atas kebijakan yang ditempuh oleh Jokowi. 

Baru beberpaa bulan beliau memimpin Dewan Pers, suatu posisi yang sangat strategis dalam mendewasakan dunia jurnalistik kita, sudah melakukan banyak gebrakan.  

Jumat lalu Bang Edi, demikian beliau biasa disapa dalam lingkungan terbatasnya, kena serangan jantung dalam penerbangan ke Kuala Lumpur untuk suatu ceramah. Dirawat dua hari ini di RS Serdang, dekat bandara.  

Saya termasuk di antara mereka yang sangat kehilangannya. Guru sekaligus sobat yang cerdas dan bicara selalu terus terang, tanpa tedeng aling-aling. Saya banyak berlajar darinya dari beberapa perjalanan bersama dengannya. Sebagai seorang akademisi sangat banyak memberikan pencerahan bukan hanya di bangku kuliah, tapi juga masyarakat luas, dengan kiprahnya yang tak  kenal lelah dari satu kota ke kota lainnya, bahkan antar negara, demi mencerdaskan masyarakat. Upaya pencerdasannya sangat lintas batas, yang melampaui sekat-sekat suku, bangsa, agama dan pemisah lainnya.

Menurut saya, beliau termasuk salah satu guru bangsa.  Dan untuk ini saya, atas nama Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia, menyatakan dukacita mendalam. Semoga semua jerih payah beliau dalam membangun keadaban publik bisa kita teruskan bersama, deki Indonesia yang adil, damai dan sejahtera. 

(Pdt Gomar Gultom, Ketum PGI)

Related Posts:

Kontroversinya SURAT PENEGASAN Yang di keluarkan Dirjend Bimas Kristen Membuat Konflik Internal

Foto bersama Staf Khusus Menteri Agama (kanan), Kasubdit Kelembagaan Ditjen Bimas Kristen Kementerian Agama (kiri) Jopie Lintong ditengah Batik Merah Hati 

REGORMATANEWS.COM, Jakarta - Terjadi Konflik di tubuh organisasi Kerapatan gereja baptis indonesia (KGBI) di karenakan adanya surat penegasan yg di keluarkan oleh Dirjen Bimbingan Masyarakat (Bimas) kristen Departen Agama yg di tanda tangani oleh Direktur Urusan Agama Kristen.

Saat di temui awak media  J. J. Lintong SH  selaku kuasa hukum dari Pdt. Dr. Joubert Warouw. M.Div M.TH   Ketua Umum Badan Pengurus (BP) KGBI hasil Kongres XVIII tgl 21-23 Januari 2022 menjelaskan bahwasannya dirinya menyesalkan adanya surat penegasan yg di keluarkan oleh Dirjend Bimas Kristen dan di tanda tangani oleh Direktur Urusan Agama Kristen.

"Sampe saat ini upaya yg telah kami lakukan adalah melayangkan surat kepada Mentri Agama pada tanggal 5 September 2022 perihal  Penolakan dan Keberatan Atas Surat peneggasan yg di tanda - tangani oleh Direktur Urusan Agama Kristen pada Direktorat Jendral Bimbingan Masyarakat Kristen dan sampai saat ini belum ada tanggapan apapun" ujar Lintong sabtu (17/9/22)

Lintong mengingatkan bahwasaanya dengan adanya surat PENEGASAN yg di keluarkan oleh Dirjend Bimas Kristen ini membuat konflik dan kericuhan besar terutama di beberapa daerah dimana Gereja anggota KGBI ini berada.

"Kami minta kepada Dirjend Bimas Kristen dalam hal ini kementrian agama utk segera mengambil sikap agar dapat segera membatalkan surat penegasan karena kl ini masih di diamkan bisa potensial terjadinya pertentangan dan perseteruan internal gereja KGBI" imbuh Lintong
Pada kesempatan ini Lintong juga menerangkan Surat PENEGASAN yang tandatangani oleh Direktur Urusan Agama Kristen yg menjelaskan bahwasanya tim direktorat jendral bimbingan masyarakat kristen kementrian agama RI  telah melakukan kunjungan lapangan tanggal 29 juli 2022 dan mendapatkan fakta  susunan kepengurusan sinode KGBI masa bakti tahun 2022-2027 hasil kongres ke - XVIII di bali thn 2022

"Direktur Urusan Agama yg mengatasnamakan Pelaksan Tugas Dirjen Bimas Kristen ini tidak mencermati secara detil tentang aturan AD-ART Organisasi Kerapatan Gereja Baptis Indnesia krn dalam surat Penegasan menyebutkan bahwa Induk Organisasi sebagai SINODE Kerapatan Gereja Baptis indonesia. Padahal kl kita mengacu dalam AD-ART dan Buku Merah Kerapatan Gereja Baptis Indonesia yg jelas menyatakan kita menganut sistem KONGGREGASIONAL" pungkas Lintong

Seperti di ketahui Kerapatan Gereja Baptis Indonesia (KGBI) pada tanggal 21 s/d 23 januari 2022 menyelenggarakan Kongres KGBI ke XVIII bertempat di Hotel Sutan Raja Kalawat - Minahasa  Utara yg di pimpin oleh kordinator KGBI dan di ikuti 121 utusan gereja anggota secara fisik terbatas dan melalui Virtual. Dalam Kongres menghasilkan keputusan beberapa keputusan antara lain memilih dan menetapkan Pdt. Dr. Joubert Waraow M. Div sebagai ketua umum, Jannes Legoh, S,th, MM sebagai sekertaris umum dan Ibu Dkn , Meaddy Legoh sebagai bendahara umum. Salah satu alasan di laksanakan Kongres KGBI ke XVIII di hoetl sutan raja kalawat - Minahasa utara ini karena BP KGBI periode 2015-2020 (yg di Ketuai Pdt. Dr. Sperry V. Terok, M.Th) tidak taat dan tidak setia serta melalaikan kewajiban untuk melaksanakan Kongres di masa akhir tugas pada bulan oktober 2020, dan juga sesudah penundaan tidak melaksanakan kembali pada bulan Oktober 2021. Hasil keputusan kongres KGBI XVIII telah  di aktekan di kantor Notaris Grace Sophia Judy Saeendatu, SH Nomor 21 dan keputusan  kongres beserta Akta Notaris telah di laporkan kepada kementrian Agama , Kementerian Hukum dan HAM dan Kementerian Dalam Negeri RI di Jakarta.

Sementara pada tanggal 16 Agustus 2022 Kementrian Agama melalui Direktorat Jendral Bimbingan masyarakat Kristen yg di tanda tangani oleh Direktur Urusan Agama Kristen mengeluarkan surat prihal : PENEGASAN yg isinya antara lain mengakui satu keputusan atas nama sinode Kerapatan Gereja Baptis Indonesia yg berpusat/ berkedudukan di jl Tololiu Supit no 54 Tingkulu LK. II PO BOX 1129 Manado 95011 sulawesi utara yaitu hasil kongres  ke - XVIII sinode kerapatan Gereja Baptis Indonesia, di Grand Mega Ressort & SPA, KUTA, PROVINSI BALI, pada tanggal 24-27 Februari 2022 sebagaimana tercantum susunan dalam badan  Pengurus pusat sinode yaitu :
Pertama, Ketua Umum. :  Pdt. Dr. Sperry Terok. M.Th
Kedua, Sekertaris Umum. : Pdt. Dr.
 S. Spencer Tilaar M.Th
Ketiga, Bendahara Umum : Frans Koesegeran, SE. ME
Dan menegaskan tidak membenarkan tindakan pihak - pihak lain yang mengaku dan atau mengatasnamakan senagai pengurus sinode  Kerapatan Gereja Baptis Indonesia

Related Posts:

PEMPROV DKI TERIMA SURAT ADUAN YANG DIBANTAH KEASLIANNYA OLEH KETUA RW10 UTAN KAYU SELATAN

REFORMATANEWS.COM, Jakarta - Lurah Utan Kayu Selatan, Kecamatan Matraman, Jakarta Timur Eric Dasya Rafenda mengadakan rapat para pihak terkait, dalam  membahas prihal Surat Aduan  ke Pemprov DKI Jakarta yang mengatasnamakan Perwakilan dari RW10 Kelurahan Utan Kayu,  surat itu menyampaikan sembilan poin  aduan dan bernada SARA membuat Hendra Krisna Jaya meradang dan tidak terima.

Hadir dalam rapat, Peto Suryadi Ketua RW010, Franki Rompas Ketua RT 01, Kanit Satpol PP Kecamatan Ahmad Yani,  Diah staf kelurahan Babinsa, Hendra Krisna Jaya, Victor Christian, SH dan lainnya.
Lurah mengungkapkan bahwa pertemuan ini menindaklanjuti  surat aduan dari warga ke Gubernur DKI. Sebagai kepala wilayah pihaknya melaksanakan pada dasarnya pertemuan ini bertujuan musyawarah untuk mufakat. 
“Kalau ditanya siapa pengirimnya, kami tidak dikasih tahu DKI. Hanya menindaklanjuti karena dalam surat mengandung atau ada  potensi keresahan warga,” tandasnya.
Menanggapi hal tersebut, Ketua RW 010 menjelaskan bahwa pihaknya  terkejut bahwa ada dugaan  perwakilan RW 010 melakukan  pengaduan kepada gubernur. Karena itu, pihaknya langsung melakukan pertemuan dengan warga, kesimpulannya tidak ada warganya mengirimkan pengaduan terkait protes atas aktivitas di lahan Pak Hendra di RT01.
“Kami (warga RW10) tidak pernah mengirim surat ke Gubernur, itu yang pertama. Kedua, tidak ada perwakilan yang diberikan hak untuk mengajukan aduan. Jelasnya ini diluar tanggung jawab RW10,” tegasnya sembari memberikan surat jawaban tertulis kepada lurah.
Menanggapi hal tersebut Victor Christian selaku kuasa hukum Hendra Krisna Jaya menyampaikan bahwa Surat Aduan itu menyudutkan klien, apalagi mengandung SARA dan tidak mencantumkan identitas pengadu.
“Perlu kami sampaikan bahwa Surat kami ke lurah tanggal  15 Nov 2021, sampai saat ini tidak pernah dibalas padahal itu tentang etikat baik kami. Tujuan UMKM kami membawa pengaruh positif bagi warga sekitar. Pertanyaan kita, apa pelanggaran hukum yang dilakukan. Kami berkawan dengan siapapun,” ujarnya mempertanyakan.
Tanggapan lebih tegas disampaikan Hendra Krisnawijaya, S.E., S.H, bhw pihaknya tidak terima pernyataan dlm Surat tsb berisi Ujaran Kebencian, Ras dan Etnis : Pemilik Keturunan Tiong hoa/ ASENG, Pemilik Arogan sering mengancam warga, Pemilik hanya ingin mencari kekayaan saja dengan mengorbankan warga sekitar, Pemilik tidak pantas menjadi warga masyarakat DKI Jakarta karena Kesombongan/ Arogan suka mengancam, mengadu domba, menyebarkan Fitnah, dan sebagainya.

“Kami ini difitnah kejam, herannya tidak tahu siapa yang melapor. Ini tindak berlandaskan hukum. Ini sama saja hoaks yang ditanggai pemerintah, sedangkan surat kami sudah setahun lebih tidak di respon,” tukasnya dengan nada kecewa.
Ia menambahkan, bahwa aktifitas di lahan miliknya, justru mengakomodir permintaan warga menebang pohon. Hal tersebut diiyakan Ketua RT01 Frenky Rompas bahwa warganya memang meminta hal itu.
“Ketika kami menebang pohon, sebagai etikat baik, justru ada pihak yang melarang aktifitas itu. Kami juga telah membongkar komedi putar mainan anak-anak, kok justru dituding mengganggu lingkungan dan difitnah Rasis lagi,” ujarnya kesal.
Ia juga menyinggung bahwa selama ini semua kegiatan di sana sah mengikuti prosedur dan izin dari pihak terkait. Bahkan perkara juga telah dimenangkan pihaknya. Jika memang ada pengadunya kami akan gugat dan tidak terima diperlakukan demikian. 
Menanggapi itu, Eric mengatakan bahwa pihaknya tidak diberitahu siapa pengadu. “Saya akui sejak awal surat ini kurang pas. Tetapipenindaklanjutan kali ini bukan berarti menjust Pak Hendra. Tadi sudah diklarifikasi Pak RW bahwa warga tidak mengadukan itu, jadi ini kami sampaikan ke pimpinan,” katanya.
Lingkungan kita memang terbatas karena tembok ketemu tembok. Kami juga pahami perlu butuh usaha usai pandemi. “Pak Hendra tentu berhak atas tanah miliknya. Bisa jadi dugaan karena kasus masalah lalu. Kita tidak untuk mencari siapa yang salah, ini mencari win win solution. Semua punya hak, warga, Pak hendra tetapi tentu tidak bertentangan masyarakat,” paparnya.
Pada kesempatan itu, Lurah berpesan khususnya kepada RT01, warga sekitar lahan Pak Hendra kalau ada komplain sebaiknya disampaikan ke Pak RT lebih dulu. Kita ingin ke depan kolaborasi. “Saya kaget, juga ini sensitif. Perintah pimpinan harus kami  tindak lanjuti. Sekarang  sudah jelas bahwa itu bukan surat warga RW010,” tegasnya.
Pemilik lahan Hendra juga mengingatkan selain suratnya ditanggapi kelurahan, diharapkan pihak kelurahan juga membantu pengamanan sehingga pekerja yang ditugaskan bisa berjalan dengan baik, tidak diintimidasi pihak-pihak yang tidak jelas.
“UMKM kami hadir untuk kebaikan warga, prosesnya juga sudah baik-baik. Kami ingin berteman baik bagi warga tidak untuk mencari musuh. Jangan ada diskriminasi dan jangan rasis, semua sama hak dan kewajiban di mata hukum,” pungkasnya.

Related Posts:

Sambut Mahasiswa Baru Pascasarjana STTBI Gelar Talks Show Kebhinnekaan

REFORMATANEWS.COM, Jakarta - Sekolah Tinggi Teologia Bethel Indonesia (STTBI)  menyelenggarakan Talks Show Bertajuk: Merajut Kebersamaan dan Kebhinnekaan dalam rangka menyambut mahasiswa Pascasarjana Tahun 2022, di  ruang STTBI Petamburan, Jakarta Pusat, Jumat (3/09/2022) menampilkan narasumber Dr. Gernaida Kr. Pakpahan dan Yulius Aris Widianto. Kegiatan ini diikuti mahasiswa pascasarjana secara daring.
Dalam paparannya, Dr. Gernaida Kr. Pakpahan mengungkapkan bahwa kebhinnekaan itu bicara keanekaragaman.  Bicara Nusantara bicara kesatuan pulau (tanah) dan air. Semua pulau didiami suku dengan  bahasa masing-masing. Maha Pencitpa telah menetapkan Indonesia dalam kebhinnekaan. Ada satu cocok dengan Oikumenis. Jangan-jangan seolah oikumene itu milik gereja bukan milik Indonsia.
“Gereja harus keluar dari panggungnya, gereja harus bagian integeral bangsa. Hadir hanya di tembok-tembok gereja, tapi lebih luas yakni kebangsaan,” paparnya. 
Kerajaan Allah dalam gereja Not the only nation but all nation. Tugas gereja memberitakan Injil ke seluruh bangsa, tidak hanya bangsa besar saja. Gereja itu kebhinnekaan. Gereja tidak memandang ras, gender dll. Gereja tidak bisa alergi, gereja menghadirkan dalam apa yang dikatakan Alkitab terhadap  bangsa.
“Saya takut kita terjebak masih berpikir feodalistik. Kepemimpin satu bawa gerbong sendiri, ini kegagalan pemimpin, belum tentu the right man in the right place. Ini membawa dampak negatif kebhinnekaan.” 
Contoh, Yusuf the only one di Mesir tapi dia bisa merancang yang baik ke Mesir. Ia bergerak. Bagaimana seorang tawanan menjadi pemimpin di bangsa asing. Pemimpin lain Daniel, Sadrach.

Gereja kalau tidak berubah bisa digilas zaman. Tidak mau mengalianiasi diri.  Isu transpormasi sudah 10 tahun  tapi apa hasilnya sekarang? 
Yang hilang, pertama solidaritas persaudaraan. Hanya dalam kata-kata tidak praktek nyata. Kita sedang merusak kemanusian lain dengan hoaks, bullyng, merusak alam dsb.  Kenapa ada politik identitas karena tidak peduli yang lain.

Berikutnya, integritas dan kejujuran. Rusak sendi bangsa. Ada sisa perhambaan yang melekat di bangsa ini. Keberanian bicara yang jujur. Ketika hadir di pemerintahan harus tunjukkan integritas.
 
Masih klaim mayoritas dan minoritas. Identitas kebabgsaan itu membawa kasih, rahmat dan shalom. Apa yang hilang. Relasi harmonis antara diri dengan Tuhan, sesama, alam. Ini yang rusak. Kita tidak shalom diri kita sendiri.

STTBI hadir lembaga pendidikan, tujuan memanusiakan manusia. Hadir membawa warna kebhinnekaan. Kedua, STTBI ini rumah bersama bagi seluruh stokeholder. Bagian dari integral bangsa Indonesia. STTBI adalah laboratorium kebhinnekaan.

Demikian halnya Yulius Aris Widianto bicara kebhinnekaan bicara Indonesia yang beragam. Inspiring Sutasoma, bicara kebhinnekaan di situ ada sumbangsih anak muda. 
Sepakat mendirikan negara maka disepakati negara bangsa. Ironisnya perbedaan sekarang sudah kondisi akut. Tahun 45 atau 28, sepakat meletakkan primordialis, menjadi keindonesia. Spirit Pancasila adalah kebhinnekaan. Bicara Indonesia kitab suci Pancasila.

Tergelitik orang Kristen, ketika ada membangun identitas berbeda, kita tidak berusaha menjembatani.
Tempat pelayanaan bukan hanya mimbar gereja, tapi seluruh Indonesia. Gereja tidak rahmat bagi sesama. Dalam mimbar masih bicara sesat, harus merubah pradigma.
Kita dicipatakan Indonesia apa yang kita lakukan, kita harus berinteraksi dengan seluruh anak muda. Kita harus keluar untuk berbuat. Kita harus merubah pradigma misalnya diakonia hanya saat bencana. Penting merubah pradigma jangan merubah identitas, itu yang dilakukan Yesus ketika bertemu Samaria. Makanya pendekatan transpormatif bukan karikatif. 

Demokrasi harusnya afirmasi dan oposisi. Membutuhkan kedewasaan berorganisasi. Harus ada orang berani menyuarakan institusi kita melenceng. Dalam konteks Indonesia ada menyuarakan ganti Pancasila, dll harus bergerak untuk memperjuangkan. 

Saya sepakat yang hilang adalah persatuan dan persaudaraan dalam bangsa kita. Yang ditonjolkan identitas. Identitas tidak melekat kepada tubuh tapi ke prilaku. Kalau yang lain membawa politik identitas tapi gereja tidak berlaku sama, tetap mengoptimalkan persaudaraan. Secara formal sudah ada tapi Implementasinya belum. Kita kerja bukan hanya internal, user kita Indonesia.

Kita dinamis dalam manispestasi tapi tidak perubahan pradigma. STTBI harus kerja keras untuk itu, talks show ini satu langkah baik. 

Sebelumnya Dr. Kiki  Sadrach selaku Ketua Seminari STTBI dalam sambutannya, mengatakan bahwa pilihan mahasiswa bergabung di STT ini sangat tepat, karena STT ini bagian seminari  salah satu yang terbaik di Indonesia, baik sisi pendidikan dan kualitas. STTBI saat ini sudah sangat baik. 

Pembumian Sifat Gotong Royong Kebhinekaan Menjadi Fokus Pimpinan STTBI 

Diakhir acara para pimpinan STTBI mengadakan tanya jawab dengan awak media yang diundang.  Terkait kasus kasus intoleransi yang marak terjadi di Indonesia, mengingat wilayah Petamburan masuk katagori jalur merah menurut FKUB DKI dan Kapolda Metro Jaya tapi anehnya STTBI selalu dalam kondisi aman dan terkendali. Salah satunya adalah pembumian sikap gotong royong dengan warga sekitar demikian halnya jika terjadi banjir STTB juga berbagi kasih demikian penjelasan dari para pimpinan.

Menanggapi  munculnya radikalisme, menurut  Ketua STTBI  Dr. Frans Pantan tidak bisa dihindari  karena itu STTBI konsisten mengedukasi warga kampus agar jangan  terjebak di sana. Penting   pencerdasan seluruh warga gereja untuk melawan isu-isu radikalisme. 

“Saya kira intinya chance pradigm dengan memberi pengertian terkait  kemajemukan  dan  bhinneka itu sudah final. Sama dengan interdominasi gereja dalam gerakan oikumenis,” paparnya. 
Apa dilakukan hari ini, permulaan yang bagus, memberikan perhatian  konsep kebangsaan, bahwa bicara bhinneka, maka Kristen itu pasti bhinneka. 

“Kita perlu merawat okumenis, saling memberi ruang dengan lain, bertumbuh berkembang bersama. Perbedaan itu adalah kekayaan.  Saya sudah mengunjungi beberapa negara dan Indonesia  tidak kalah dengan bangsa lain di dunia terkait hal,” imbuhnya.

Menarik disampaikan Dr. Andreas Budi Setyobekti terkait kebhinnekaan bahwa di Magister Theologia STTBI  mengajarkan mata kuliah Spirit Pentakosta. Spirit ini menghidupi nilai dan penerapan di masyarakat. Bukan hanya di gereja, nilai itu ada toleransi.  

“Jadi ketika banjir di lingkungan sekitar kampus, kita langsung terjun membantu merupakan bagian dari spirit pentakosta,” kata Ketua Program Studi Magister Theologia ini.

Selain itu, kata Andreas, ada juga mata kuliah Theologia Kontemporer, di sana belajar semua theologia Kristen dan juga di luar Kristen. Kita juga  akan melibatkan agama lain. 
Senada dengan itu, Dr. Johni Hardori selaku Ketua Program Studi Magister Pendidikan Agama Kristen (PAK)  mengungkapkan bahwa Magister PAK menawarkan mata kuliah Theologia Sistimatika Pentakosta. Diajarkan kenapa ada pentakosta? Di sana Holiness Movement namun cenderung eksklusif. Ini jadi tantangan karena Yesus Pentakostais namun  kenyataannya inklusif,  merangkul semua manusia.

“Maka dalam bertheologia Pentakosta harus  inklusif  dan terbuka, menjangkau  semua suku bangsa,” bebernya.  STTBI juga menjangkau dengan terlibat kerja-kerja bakti. Tidak eksklusif dan bergaul dengan semua kalangan.

Tidak jauh berbeda dengan sejawatnya,  Dr. Susana Khatrine selaku Ketua Program Studi  Magister Pastoral STTBI  menekankan bahwa prodi yang dipimpinnya konsisten mengedukasi pelayanan pastoral di tengah masyarakat majemuk

“Tujuan cakap pelayanan pastoral untuk semua pelayanan gerejawi, tidak hanya gereja tapi juga masyarakat umum. Terjun  praktek langsung ke masyarakat untuk  melatih diri melayani secara personal. Praktek pelayanan pastoral seperti Lapas, RS, Klinik dan lainnya,” jelasnya. Intinya penting  beradaptasi membawa terang Kristus.
Sebelumnya di awal, Dr. Kiki  Sadrach selaku Ketua Yayasan STTBI dalam sambutannya, mengatakan bahwa pilihan mahasiswa bergabung di STTBI ini sangat tepat, karena STT ini bagian salah satu yang terbaik di Indonesia, baik sisi pendidikan dan kualitas. Tujuan STTBI adalah mendukung pelebaran gereja-gereja GBI di Indonesia.  Saat ini ada ribuan Gereja Bethel di Indonesia dan juga terdapat di  20 negara di seluruh dunia. 

“Kalian ini,  kelak akan menjadi salah satu pemimpin gereja,  baik sekarang dan  di masa  depan,” pesannya.


Ketua STTBI  Dr. Frans Pantan juga mengucapkan selamat bergabung bagi seluruh mahasiswa pascasarjana STTBI. Saat ini saat tepat,  untuk memasuki seminari STTBI.  Pihaknya berjanji akan memberikan layanan terbaik ke seluruh  mahasiswa pascasarjana  dan sarjana. 

“Kampus ini tempat strategis, mahasiswa berasal dari  sosial dan budaya memang berbeda. Harus menjungjung kebhinnekaan,” ungkapnya sembari berjanji akan secara berkala membahas topik-topik terkait kebangsaan  dan kebhinnekaan dengan mendatangkan pemateri dari luar Kristen.

Secara aspek  Kristen merespon tugas Amanat Agung dengan  memegang teguh  kebhinnekaan dengan tujuan merawat persatuan. Kekuatan STTBI bagaimana  membangun sebuah relasi, banyak bersentuhan dengan yang lain, dan saling bantu dengan masyarakat sekitar kampus.


Related Posts:

Film Invisible Hopes Raih Piala Citra Bercerita Tentang Kisah Anak Lahir Dipenjara

REFORMATANEWS.COM, Jakarta - Sebuah film documenter yang bercerita tentang nasib anak-anak yang lahir dipenjara besutan sutradara muda Lamtiar Simorangkir menarik bagi tiga lembaga antaranya Yayasan Komunikasi Indonesia, PNPS GMKI dan Pasca Sarjana Universitas Kristen Indonesia. Berangkat dari ketertarikannya flim yang diberi judul Invisible Hopes ini tiga lembaga tersebut menggelar nonton bareng di Bioskop XXI Metropole bilangan Cikini Kamis 1 September 2022, kemudian dilanjutkan dengan diskusi di Kampus Pasca sarjana UKI Diponegoro 
Dr. Hulman Panjaitan SH., MH wakil rector UKI, setelah nonton bareng mengatakan UKI sebagai kampus kasih dan kampus bhineka tetap mengharapkan kerjasama seperti ini antara YKI dan PNPS GMKI dalam bentuk Pengabdian Masyarakat (PKM) sebagai tridharma perguruan tinggi. 
Seperti dengan apa yang kita saksikan saat nonton bareng film Invisible Hopes karya Lamtiar Simorangkir yang notabene aktivis GMKI Pekan Baru ini, sebagai kampus terutama Fakultas Hukum film ini menjadi kontribusi besar. UKI i bisa mengambil kebijakan mengambil empati, misalnya tentang kebijakan hukum pidana jika ada orang yang hamil 6 bulan lalu mendapat vonis hukuman bisa ditunda dulu sampai anaknya lahir hingga 3 bulan, ini hanya contohnya saja. 
Namun sekali lagi dengan apa yang dilakukan saat nonton bareng bekerjasama dengan tiga lembaga ini Hulman mengajak ke depan mari terus bersinergi untuk kebaikan bangsa dan Negara. Sementara  Prof. Dr. dr. Bernadetha Nadeak, MPd, PA direktur pasca sarjana Hukum UKI sangat appreciate karena  behind the scene kondisi anak-anak yang lahir dalam penjara memprihatinkan sekali. 
Untuk itu lanjut Prof Bernadetha UKI baik secara hukum memang sangat tepat namun demikian juga dari sisi kesehatan dan fsikologi ibu dan anak, mengangkat PKM UKI di bidang ilmiahnya baik pendidikan dan juga hukum, karena UKI sendiri boleh dikatakan bergerak PMK di masyarakat dilintas ilmu. 
“Setelah melihat kondisi anak-anak yang lahir di penjara dengan segala dinamika yang dialaminya, Pasca sarjana UKI akan segera menindaklanjuti”, tandas Prof Bernadetha Nadeak sembari mengucapkan terimakasih kepada ibu Produser Lamtiar Simorangkir mantab.
UKI nonton dan berdiskusi film ini sebagai pengabdian masyarakat. Terimaksih untuk program magister hukum yang sudah mengadakan acara ini. Biar hal seperti ini diitindaklanjuti dengan tentu dengan arahan rektor dan warektor akademik UKI.  Ladang kajian buat dosen.
Sedangkan Lamtiar  Simorangkir sutradara dan prosuder. Lam Horas Film sebuah komunitas dan perkumpulan mengangkat film tentang persoalan masyarakat kita. Sebagai filmmaker bertujuan menolong Ibu dan anak lahir yang dibesarkan di penjara. 
“Saya membuat film ini, bukan untuk mencari kesalahan pihak tertentu, namun bertujuan  memperbaiki kondisi terutama anak-anak di penjara.  Tentang cerita pengalaman Lamtiar saat riset di Penjara Semarang, ada seorang ibu hamil dan terkesan LP (negara)  tidak siap. 
Kembali melalui  film ini Lamtiar merasa terpanggil menolong narapidana hamil dan anak-anak, hingga mendapatkan perlakuan yang terbaik. Disisi lain juga ingin adanya perubahan di Lembaga-lembaga Pemasyarakatan di seluruh Indonesia. 
Ketika ditanyakan saat mengambil gambar Lamtiar menegaskan selama produksi film  ada 40 ibu hamil dengan 17 kelahiran selama shooting berlangsung.  Jika di awal-awal gambar agak goyang memang ruang terbatas dan yang mengambil gambarpun dirinya sendiri, ini  sebab sudah ada perjanjian dengan Ibu Kalapas dan Ibu Rutan fokus ibu hamil dan anak saja. 
Setelah nonton bareng diskusipun berlangsung seru membahas tema terkait nasib perempuan dan anak yang lahir di penjara menghadirkan narasumber sebagai pembahas berlangsung di Aula Pasca Sarjana Kampus UKI Diponegoro antara lain Lamtiar Simorangkir Dr. Aartje Tehupeiory, S.H.,M.H., CIQAR.,CIGNR, Pdt Sylviana Apituly dan Dr. Bernard Nainggolan.
Dr. Bernard Nainggolan Ketua Yayasan Komunikasi Indonesia saat menyampaikan padangannya saat diskusi,  film ini tidak biasa-biasa saja namun memiliki kekuatan terutama menyampaikan pesan penderitaan perempuan dan anak di penjara. Menonton film ini sama seperti menonton diri sendiri. Terutama kaitannya dengan pengarusutamaan gender dan perlindungan anak.
“Saya kira kita bukan lagi bicara  law of book tapi law in action. Secara teoritis bagaimana UKI bisa bicara gerakan hukum terkait bias gender yang  kita konkritkan hari ini,” tanggapnya.
Karena YKI bergerak dalam gerakan politik, bahwa hasil kerja Lamtiar Simorangkir tidak cukup hanya jadi tontonan semata tetapi harus berbuat sesuatu terkait nasib ibu hamil dan anak di penjara. Maka gerakan-gerakan  politik akan  kita lakukan di YKI.
“Hukum tidak hadir di ruang hampa, membicarakan ibu dan anak di penjara, itu bagian perjuangan. Lewat film ini kita seharusnya nonton diri sendiri,” tutupnya.

Related Posts:

"GRATITUDE" JUDUL ALBUM ROHANI PERTAMA UNDVD (UNDIVIDED)

REFORMATANEWS.COM, Jakarta - UNDVD (Undivided) adalah band rohani kontemporer interdenominasi yang didirikan pada tahun 2020. Bersama menghasilkan karya yang mengagungkan nama Yesus dan
mencerminkan besarnya kasih Yesus Kristus bagi manusia. Di tahun yang sama Undivided Worship meluncurkan lagu single yaitu: Arti Belas Kasihan, Thy Will Be Done(In Me), dan Jeremiah 33:3.
Pertengahan tahun 2022, UNDVD merilis album perdananya yang bertajuk “GRATITUDE”. Album yang menggambarkan perjalanan hidup Kekristenan yang penuh dengan ucapan syukur, oleh karena karya keselamatan Yesus Kristus yang sudah selesai dan sempurna di kayu salib.
Undivided menggandeng Igor Penyami ‘Saykoji’ serta Yeshua Abraham dan
melibatkan Budapest Scoring Symphonic Orchestra dalam proses pembuatan album.

Pada 1 September 2022, 10 tracklist dengan beragam genre lagu secara serentak resmi dirilis melalui seluruh platform musik digital. Bersamaan dengan itu, secara berurutan Undivided akan dirilis produk kreatif lainnya yaitu video lirik, video live
recording worship moment , hingga video behind the process dari album “GRATITUDE”.
Dari pantauan kami dilapangan Band Rohani anak muda ini akan diminati generasi muda yang saat ini banyak tekanan dari kondisi yang ada khususnya setelah mengalami badai pandemi covid selama dua tahun, mereka terdiri dari lintas gereja dan denominasi

Related Posts: