Silaturahmi Idul Fitri, PEWARNA Indonesia Hadiri Open House Pondok Pesantren Al-Zaytun

REFORMATANEWS.COM, Indramayu- Gema takbir berkumandang di Masjid Rahmatan Lil Alamin, Pondok Pesantren Ma'had Al-Zaytun, di Kecamatan Gantar, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, menandai kemenangan umat Islam setelah selama sebulan penuh menjalani ibadah puasa.

Sebagai Pusat Pendidikan Pengembangan Budaya Toleransi dan Perdamaian, pondok pesantren yang diresmikan pada tahun 1999 oleh Presiden Prof. Dr. Ing. B. J. Habibie ini kerap menjaga pertalian silaturahmi dengan umat lintas agama di Indonesia. Tak terkecuali di momen istimewa Idul Fitri 1 Syawal 1444 Hijriyah, yang jatuh pada 22 April 2023.

Layaknya keluarga, Pengurus Pusat Persatuan Wartawan Nasrani Indonesia (PP PEWARNA Indonesia) turut diundang untuk menghadiri Open House Idul Fitri Ma'had Al-Zaytun. Kehadiran PP PEWARNA Indonesia diwakili oleh Sekretaris Jenderal Ronald Onibala, Bendahara Umum Albert Muntu, dan Anggota Departemen Hubungan Antar Lembaga Ronald Patrick. Kedatangan PP PEWARNA mendapat sambutan hangat dari pihak pondok pesantren yang diterima langsung oleh Sekretaris Syaykh, Abdul Halim, di Masjid Rahmatan Lil Alamin.
Ketika waktu menunjukkan tepat pukul 08:00 pagi, panggilan untuk melaksanakan Salat Ied 1 Syawal 1444 H mengudara dari masjid  yang memiliki menara dengan ketinggian 201 meter itu. Ketinggian 201 meter mewakili filosofi keagungan dari 201 nama-nama Nabi Muhammad. S. A. W.
Tak kurang dua ribuan orang civitas academica, staf, tamu undangan dan keluarga mereka kemudian berjemaah melaksanakan salat yang diimami pendiri Ma'had Al-Zaytun, Prof. Dr. Syaykh Abdussalam Rasyidi Panji Gumilang, M. P.
Pria kharismatik yang juga dikenal sebabai sosok nasionalis ini lalu membacakan penuh Surat Asshaf (surat 61) pada Rakaat Pertama. Di Rakaat Kedua terdapat tiga surat yang dibacakannya yakni Al-Falaq (surat 112), Al-Ikhlas (surat 113), dan Annas (surat 114).
Syaykh Panji Gumilang dalam pesan Idul Fitrinya membuka dengan menyoroti tentang hilangnya kesempatan Indonesia untuk bisa mengambil peran dalam ikut mewujudkan perdamaian dunia melalui diplomasi sepak bola pada ajang Piala Dunia U-20 beberapa waktu silam.
"Kesempatan baik yang dimiliki oleh Indonesia sesungguhnya bukan hanya kesempatan bertanding bola, tetapi andainya itu berjalan maka bisa dimanfaatkan menjadi diplomasi bola. Saling memberi, saling menyerang, saling menguasai. Namun di ujungnya adalah bersalaman. Yang kalah mengaku kalah, yang menang tidak terlalu mengedepankan kesohoran kemenangannya,” ujar Syaykh.

Menurutnya, Indonesia sebagai sebuah Negara besar, bangsa dengan umat muslim terbesar di dunia yang secara jumlah melampaui umat muslim di Jazirah Arab seharusnya bisa menjadi juru damai dari konflik yang terjadi antara Palestina dan Israel saat ini, melalui diplomasi sepak bola. 

Namun juga ditambahkan Syaykh, diplomasi melalui sepak bola bisa ditempuh andai bangsa Indonesia memahami kehidupan bangsa-bangsa di dunia, karena UUD 1945 sendiri memuat tentang mengedepankan prinsip kemerdekaan, menghapuskan penjajahan, ikut melaksanakan pencerdasan bangsa, juga melaksanakan ketertiban dunia.
“Melaksanakan ketertiban dunia ini tentunya dengan berdiplomasi, diplomasi yang tidak hitam-putih, diplomasi yang terkadang (berwarna-red) pelangi, merah, hijau, kuning.  Dan diplomasi itu bukan ujungnya, tetapi prosesnya,” ujar penerima penghargaan sebagai Tokoh Toleransi dari PEWARNA Indonesia, pada tahun 2019 lalu, ini.

Selama satu jam Syaykh juga menyampaikan seputar sejarah bangsa-bangsa besar di dunia, khususnya yang menjadi keturunan dari Nabi Nuh, hingga melahirkan keturunan bagi bapak dari Bangsa Israel maupun Bangsa Arab. Syaykh  juga mengurai korelasinya dengan kehidupan berbangsa dan bernegara saat ini.
Setelah menutup pesan Idul Fitri, Syaykh kemudian bersalam-salaman dengan segenap civitas academica dan tamu undangan yang hadir. Acara kemudian dilanjutkan dengan jamuan makan dan bincang-bincang dengan suasana kekeluargaan bersama  keluarga inti Syaykh maupun para pimpinan Ma’had Al-Zaytun.
Sekilas Tentang Ma’had Al-Zaytun
Berdasarkan informasi yang dihimpun Majalah Gaharu, Pondok Pesantren Ma’had Al-Zaytun merupakan karya visioner dari Syaykh Panji Gumilang yang dibangun sejak tahun 1996 dan diresmikan oleh Presiden ke-3 Republik Indonesia Baharuddin Jusuf Habibie pada tahun 1999. Setahun setelah diresmikan, Masjid Rahmatan Lil Alamin didirikan. ‘Rahmatan Lil Alamin’ secara harafiah memiliki arti ‘Rahmat Bagi Alam Semesta’, yang menjadi pesan penegas bahwa Islam juga menjadi rahmat bagi seluruh umat manusia. Masjid ini memiliki menara setinggi 201 meter, menjadikannya sebagai masjid dengan menara tertinggi ke-3 di dunia.
Berdiri di atas lahan seluas 1.600 hektar, Ma’had Al-Zaytun menyelenggarakan pendidikan mulai dari PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) hingga ke jenjang perguruan tinggi yakni Institut Agama Islam Al-Aziz, yang memiliki 3 Fakultas dan 6 Program Studi. Saat ini total sebanyak 8.600 santri tengah berguru di pondok pesantren, didukung 1.300 tenaga pengajar, pembimbing maupun staf.
Selain menyelenggarakan pendidikan, Ma’had Al-Zaytun juga ikut mengedepankan program Green Economy melalui swasembada pangan. Swasembada pangan meliputi pertanian terpadu dengan  melakukan produksi beras, sorgum, gula, garam, peternakan sapi, kambing, ayam hingga budidaya perikanan dan produksi pupuk organik yang semuanya dilakukan secara mandiri. Sejak masa awal pandemi Covid-19 hingga April 2023, total lebih dari 10 ton bantuan bahan pangan telah didistribusikan oleh Pondok Pesantren Al-Zaytun melalui Pengurus Pusat PEWARNA Indonesia. Bantuan disalurkan kepada para wartawan maupun Hamba Tuhan yang membutuhkan, di wilayah Jabodetabek. 

Saat ini Al-Zaytun juga menyelenggarakan program Blue Economy dengan merambah ke sektor perikanan laut yang berlokasi di Eretan, Kabupaten Indramayu, berjarak 10 kilometer dari Ma’had Al-Zaytun ke arah Pantai Utara Jawa. Melalui program Blue Economy, Al-Zaytun memproduksi kapal penangkap ikan dengan kapasitas 30 gross tonnage, sehingga proses penangkapan ikan laut juga dilakukan secara mandiri.
Salah satu kebiasaan yang menjadi ciri khas Pondok Pesantren Ma’had Al-Zaytun adalah menanamkan semangat nasionalisme kepada seluruh santri dan stafnya. Sebelum memulai kegiatan di pagi hari setiap penghuni pondok pesantren diwajibkan menyanyikan lagu Indonesia Raya, lengkap dengan 3 Stanza.

Kampanye mempopulerkan semangat nasionalisme dan lagu Indonesia Raya 3 stanza juga pernah dipimpin langsung oleh Syaykh Panji gumilang dengan bersepeda sejauh 2.000 kilometer mengelilingi Pulau Jawa, yang memakan waktu 20 hari, pada tahun 2008. Pada tahun 2017, rally sepeda kembali dilakukan sejauh 2.727 kilometer dengan rute Anyer-Panarukan (PP), masih mengusung misi yang sama yaitu mempopulerkan semangat nasionalisme dan mengkampanyekan Indonesia Raya 3 Stanza. (Ron).

Related Posts:

Pewarna Indonesia dan STT IKAT Gelar Pelatihan Pers Kampus 2023

REFORMATANEWS.COM, Jakarta– Persatuan Wartawan Nasrani (PEWARNA) Indonesia kembali melaksanakan pelatihan dasar Jurnalistik untuk mahasiswa. Kali ini dengan menggandeng Sekolah Tinggi Teologi (STT) IKAT Jakarta, kegiatan bertajuk Pelatihan Pers Kampus - Mempersiapkan Mahasiswa Menjadi Pewarta Nasrani, digelar pada Rabu dan Kamis, 12-23 April 2023, Di Kampus STT IKAT, Jln Rempoa Permai, Bintaro, Jakarta Selatan.

Dibuka langsung oleh Ketua Umum PEWARNA Indonesia, Yusuf Mujiono dan pimpinan STT IKAT, Grace Lumintang Gumansalangi, pelaksanaan pelatihan ini diikuti oleh sekira 20 mahasiswa-mahasiswi STT, dan dilatih langsung oleh para Jurnalis anggota dari PEWARNA Indonesia yaitu Nick Irwan, Daniel Tanamal, Sugiyanto, Thony Ermando, dan Ronald Patrick Marlissa.

Materi yang diberikan pada hari pertama antara lain adalah: Dasar Jurnalistik (Menulis Berita), Tehnik Wawancara, Foto Jurnalistik, dan Etika Jurnalistik. Sedangkan di hari kedua, para peserta mendapatkan Praktek Jurnalistik, yang dilaksanakan selama sehari penuh, untuk mendapatkan pengalaman langsung dan mengasah ilmu yang telah didapatkan di hari pertama.
Pimpinan STT IKAT, Grace Lumintang Gumansalangi, mengatakan kepada para mahasiswanya, membuka pintu dan memberikan kesempatan bagi mereka yang tertarik di dunia jurnalistik untuk mengajukan diri dan bergabung menjadi Pers Kampus. “Dipersilahkan mengajukan diri bagi yang tertarik di dunia jurnalisme, untuk bergabung di Pers Kampus, dan mendapatkan pengalaman langsung untuk melayani didunia media,” katanya. Seperti diketahui, STT IKAT memiliki media internal kampus yang sudah cukup lama berjalan dan konsisten berkarya, yaitu Tabloid RABUNI, yang hadir dalam dua format yaitu cetak dan online.

Para peserta yang sebagian besar adalah mahasiswa tingkat awal menyambut baik pelatihan ini dan mengaku sangat senang mendapatkan ilmu yang bisa membekali mereka didunia Jurnalisme. “Saya Bersyukur dan berterimakasih mendapatkan materi jurnalistik ini, dan Kami banyak belajar mengerti dan mendapat wawasan hingga sampai praktek. Kami cukup mengerti tentang materi yang disampaikan, dibawakan dengan kukup jelas dan dimengerti,” kata Andi Silaban, Mahasiswa STT IKAT Semester 2.

Senada dengan Andi, mahasiswa lainnya mengaku terkejut karena materi jurnalistik ini seharusnya diberikan dalam jangka waktu yang panjang, namun hanya dilakukan dalam dua hari saja. “Sedikit demi sedikit, kami mulai mengerti walaupun sangat diusahakan. Karena materi yang katanya untuk enam bulan ini, dilakukan hanya dua hari saja,” ujar Mizpan. “Awalnya saya pikir jurnalistik itu gampang, ternyata susah juga ya karena harus ada tahap-tahapnya. Tapi saya perlahan mengerti,” tambah peserta lainnya, Kesya. 

Sementara itu Ketua Umum PEWARNA Indonesia, Yusuf Mujiono mengatakan bahwa pelatihan ini merupakan bentuk konsistensi PEWARNA dalam bekerjasama, terutama dengan pihak-pihak yang telah melakukan MoU. Selain juga bentuk pelayanan PEWARNA Indonesia dan pengabdian kepada masyarakat. “Ini merupakan tindak lanjut dari MoU PEWRANA dan STT IKAT, terutama dalam hal ini menciptakan pers kampus agar semakin banyak mereka mengerti tentang jurnalistik dan berguna kedepannya,” kata Yusuf.

Kedepannya, PEWARNA Indonesia akan terus melaksanakan pelatihan-pelatihan Jurnalistik, pembekalan profesi dan pengembangan media, kepada para mitra-mitra kerjasama, dengan tujuan pemberdayaan dan pelayanan kepada masyarakat.

Related Posts:

Tali Kasih Pada Pdt Emiritus Petrus Metanfanuan GPIB Sejahtera

REFORMATANEWS.COM, Jakarta - Ucapan terimakasih ataupun tali kasih sudah sepantasnya diberikan generasi muda, generasi penerus pada generasi yang terdahulu yang telah membangun secara rohani inilah suatu keteladanan yang ditunjukkan Persekutuan Kaum Bapak (PKB) Sektor 2 Jemaat GPIB Sejahtera Jakarta Selatan.
Dalam acara tersebut Gotlif Laiskodat selaku Ketua PKB Sektor 2 mengatakan "Acara ini dalam rangka
Terima kasih atas kesempatan dan Waktu yg diberikan oleh Majelis pada kami para kaum bapak yang mempercayakan saya untuk
mewakili saya Gotlif Laiskodat, walau kami masih dalam persiapan untuk masuk dalam unit misioner, yaitu Pelkat PKB yg akan diteguhkan pada tanggal 16 Aprilmendatang. Di malam yang penuh sukacita ini Rabu 12 April kami dengan  segala kerendahan hati bermaksud akan menyampaikan TALI KASIH kepada Bapak kita, Orangtua kita, Hamba Tuhan Pdt emiritus PA Metanfanuan dalam Ibadah keluarga ini & bertepatan dg HUT, kiranya TALI KASIH dapat dapat di terima dan kami yakin TUHAN YESUS akan melipatgandakan segala yang kita butuhkan dengan penuh berkat.
Selanjutnya kami bersyukur selama beliau menjabat KMJ kami banyak diberikan motivasi dalam pengutusan dan panggilan dalam pelayanan 
Kesan kami Disaat beliau sakit kami sedih dan tergerak hati baik dalam doa dan pengharapan akan Mujizat Tuhan bagi kesembuhan Pdt Emiritus P A Metanfanuan, oleh karena itu kesan akan kebaikan beliau tidak dapat kami lupakan" demikian pesan dan kesan koordinator PKB Sek II Gotlif Laiskodat.

Related Posts:

Penutupan Tempat Ibadah GKPS Purwakarta Dikarenakan Tak Berijin


REFORMATANEWS.COM, Purwakarta - Penutupan tempat ibadah jelang tahun politik makin masiv setelah terjadi di Lampung, Lumajang kini terjadi di Purwakarta Jawa Barat sebuah tempat ibadah yang dikelola gereja Kristen Simalungun (GKPS) yang berlamatkan  di Desa Cigelam, Kecamatan Babakancikao, Purwakarta, yang dilakukan oleh Bupati Purwakarta Anne Ratna Mustika dengan dalih tidak ada ijin. 
Terakit dengan penutupan dengan penyegelan tersebut Kristandi saragih Ketua majelis GKPS Purwakarta berujar, “Sayapun kaget karena baru tahu kalau gereja di segel justru melalui berita-berita di media sosial, sangat disayangkan kenapa, tidak memberikan surat pemberitahuan terlebih dahulu”, tukasnya ketika dihubungi media ini melalui sambungan telepon. 
Diakui Krisdian Saragih bahwa tempat ibadah itu sudah dirintis sejak tahun 2010, hingga saat ini bangunanpun masih berupa rumah terbuka dan ada 97 jemaat yang sudah ber-KTP. Maka kalau membuak tempat ibadah itu dilakukan semata karena kebutuhan jemaat GKPS untuk beribadah.
Kemudian berkenaan dengan perijinan yang dipersoalkan sebagai dasar penutupan Krisdian mengaku sejak awal sudah diurus mendapatkan ijin, namun semua juga tahu betapa sulitnya mendapatkan ijin pendrian gereja, maka hematnya sembari tetap mengurus tetap diadakan ibadah ditempat tersebut, karena toh ibadah dijamin oleh negara.
Harapannya pihak bupati bisa memfasilitasi jemaat kami dengan memberikan ijin agar memenuhi aturan yang ada. 
Sementera Pdt Jahenos Saragih yang turut dalam pertemuan-pertemuan bersama FKUB menyesalkan adanya pennutupan tersebur, Jahenos menangkap kesan kalau semua yang diputuskan dalam rapat-rapat tersebut sudah dikondisikan. 
Satu lagi kalau memang alasan perijinan, harusnya sebagai bupati juga memberlakukan aturan tersebut kepada semua tempat ibadah, benarkan semua rumah ibadah sudah ada ijinnya. Namun demikian Jahenos juga menyadari karena ini tahun jelang politik issue-issue ini mulai dipakai beberapa oknum untuk mendapat dukungan. Dan ini hendaknya menjadi perhatian semua pihak terutama pemerintah. Karena menyangkut ibadah itu adalah hak asasi paling hakiki yang dijamin undang-undang. 
Berkenaan dengan penutupan tempat ibadah tersebut Bupati Ratna Mustikan seperti yang dilansir dalam berita kompas mengatakan bahwa di Purwakarta sudah ada 19 gereja yang memiliki ijin, untuk itu dia berjannji akan memfasilitasi pihak GKPS untuk berkoordinasi dengan gereja yang sudah dapat ijinnya sembari menunggu kelengkapan ijin agar bisa mendirikan gereja di tempat yang saat ini dipakai ibadah GKPS.  YM

Related Posts: