REFORMATANEWS.COM, Jakarta - Gereja Kristus Rahmani Indonesia (GKRI) menggelar Musyawarah Nasional (MUNAS) berlangsung dari Rabu (6/10/2021) sampai Jumat (8/10/2021) mengangkat tema Mari Bersatu Hati Melalui Musyawarah Nasional XI Kita memaknai 50 tahun GKRI menjawab tantangan pelayanan dengan KUASA DOA, bertempat di Hotel Luminor Mangga Besar Jakarta Pusat dan di Gereja GKRI Mangga Besar. Munas ke XI ini dilaksanakan dengan cara Hybrid, yaitu tatap muka dan daring.
Kandidat Pengurus Majelis Pusat Sinode GKRI periode 2021 - 2025 terbagi 2 (dua) paket, yaitu paket A dan B. Kandidat Paket A, Ketum : Pdt. Dr. Martin Harefa, Sekum : Pdt. Jimmy Kawilarang, dan Bendum : Pdt. Samuel J. Sutijono. Paket A mendapat dukungan 39 suara.
Kandidat Paket B dengan Ketum : Pdt. Domingus Latiriuw, Sekum : Pdt. Sendy GM Tarigan, dan Bendum : bp. Ade Adianto. Paket B mendapat dukungan suara 25.
Total suara 65 dengan 1 (satu) suara tidak sah.
Setelah terpilih menjadi Ketum MPS GKRI kami mewawancarai Pdt. DR. Martin Harefa, seraya mengatakan "Sebelumnya saya mengucapkan terimakasih atas kehadiran teman teman media, ini adalah pemilihan kedua bagi kami. Apa motivasinya? Kami berdua sebenarnya sudah diusia pensiun, sudah 58 tahun menjelang 59 tahun, sedangkan pak Jimmy senior saya sudah 65 tahun. Kalau ditanya apakah kita kurang kerjaan?, waduh Pak Jimmy ini punya tempat retret di Puncak sekarang banyak ditinggalkan karena pandemi dan juga ngurus sinode, saya berjemaat mengelola jemaat sendiri, saya juga aktif sebagai Sekum di Jaringan Doa Nasional, nah apa motivasinya. Periode lalu kami membenahi organisasi juga legalitas dari sinode kami, itu mandat dari sidang sinode GKRI di Bogor. Puji Tuhan itu berjalan dengan baik, 4 (empat) tahun kita bisa menegaskan kembali tentang legalitas bahwa pemilik SK dari Dirjen Bimas Kristen itu adalah Sinode GKRI yang berkantor di Mangga Besar, nah sekarang muncul tugas yang baru. Ada dua tugas yang baru, yang pertama teman teman GKRI yang ada diluar GKRI Mangga Besar, yang dulu mengeluarkan kami dan ternyata kini mereka illegal. Sekarang keadaanya terbalik. Mereka ingin kembali lagi tapi kita belum sempat ketemu mereka, mereka mau kembali tapi pakai cara mereka. Kami mau menerima mereka dengan cara yang kami atur, karena yang punya legalitas kan kita bukan mereka, jadi ikut aturanlah rumah tangga kita ini, itu satu" ungkapnya
Pendeta Martin Harefa melanjutkan "Yang kedua kami sedang melakukan melakukan regenerasi, karena setelah periode kami selesai harus ada orang orang muda yang sudah siap dilatih untuk melanjutkannya, itu masukan dari saya" ungkapnya.
Sekum GKRI terpilih Pdt..Jimmy Kawilarang mengatakan "Kami berharap GKRI ini satu, sudah banyak orang tahu ada masalah di GKRI, sebetulnya bukan masalah uang, kedudukan, tapi masalahnya karena memang ingin supaya Sinode memiliki kekuasaan dan mengatur Jemaat Lokal menuruti mereka. Dan inilah sebetulnya yang menyimpang dari falsafah dan tata-gereja GKRI. Sebab dalam tata-gereja itu, yang namanya Sinode itu adalah payung wadah musyawarah. Jadi jemaat lokal itu memiliki hak otonomi yang mengatur gerejanya sendiri tapi dari pihak mereka ingin sinode itu memiliki kekuasaan. Yang memiliki kekuasaan itu sinode. Jadi Sinode kami itu unik, kalau di gereja lain kekuasaan tertinggi itu itu ada ditangan Sinode, kalau di GKRI, kekuasaan tertinggi kami ada di Jemaat Lokal.
Kita, pengurus Sinode hanya diberi mandat melalui keputusan sidang sinode. Kita diberikan mandat apa yang dituliskan disini, jadi sebenarnya kita Sinode inilah abdinya Jemaat Lokal. Kita mengabdi bagaimana gereja gereja ini supaya menjadi gereja yang bertumbuh, berdampak, dan menjadi berkat bagi banyak orang " terangnya. (Thony E)
0 Response to "Pdt. Dr. Martin Harefa dan Pdt. Jimmy Kawilarang Kembali Terpilih MPS GKRI 2021 - 2025"
Posting Komentar