Tangerang - Persatuan Wartawan Nasrani Indonesia (PEWARNA)kembali gelar Apresiasi PEWARNA Indonesia ke 4 kalinya Jumat 30/10/20 di hotel Swisbel Tangerang Selatan. PEWARNA Indonesia memberikan apresiasi sebagai bukti penghargaan akan tugas dan panggilannya agar lebih memotivasinya kembali. Bersama ke dua belas kategori lainnya seperti Gus Muawiq figure penjaga keberagaman, Tri Adiantho wakil walikota Bekasi birokrat toleran, Rahayu Saraswati figure muda Nasrani yang menginspirasi, Junedi Salat artis, Ruyandi Hutasoit figur politik melalui Partai Damai Sejahtera, Alm DL Sitorus figure pendidikan yang diwakili Edy Sitorus, Benny Mamoto figure penjaga budaya, Mission Care lembaga misi berpengaruh, Erastus Sabdono figure Ekumene, Andy Noya figure tokoh media, Fredrik J. Pinakunary bidang hukum dari PPHKI(Perhimpunan Pengacara Hukum Kristiani Indonesia) serta Hasudungan Manurung dan Gunawan sebagai sahabat Pewarna bidang hukum dan beberapa figure lainnya seperti Alida Guyer, Asye Siregar, Sumantik, Era Hia, Thomas Wijaya, dll. Gus Muawiq memperoleh penghargaan figure penjaga keberagaman menyampaikan orasi kebangsaan yang sangat menarik, jernih, menyinggung kondisi trans global saat ini seperti kiprah Amerika Serikat dalam mempertahankan eksistensinya melalui film Rainbow walaupun kalah dalam perang di Vietnam. Kiprah anak muda saat ini yang sangat cepat mendapatkan informasi dari manca negara dengan menggunakan medsos dan whatsup. Fedrik Jacob Pinakunary figur muda yang berkiprah bidang hukum ini memberikan komentar setelah menerima penghargaan. Fedrik Jacob Pinakunary pria kelahiran Papua yang menyelesaikan pendidikannya di UNAIR Surabaya ini selain aktif dalam berbagai pelayanan juga secara professional menjaga marwahnya sebagai praktisi hukum melalui kantor hukum PJP Law Offices dan juga seorang litigator yang tangguh dan mumpuni. Sikapnya yang menjunjung tinggi nilai-nilai integritas yang selalu diterapkan ataupun diaplikasikan dalam tindakannya bukti profesionalitas yang dijunjungnya. Disisi lain sekalipun banyak kesibukan menangani klein tak lantas membuat Fredrik melupakan tugas panggilannya untuk membantu sesama, termasuk saat itu mendampingi kasus hukum Tempo yang pernah bermasalah dengan penulisannya tentang Tenabang, selain itu juga turut bersama mendampingi kasus hukum yang dialami New York Time sekaitan tuduhan dari pihak Orde Baru ketika itu, ini bukti kedekatan Fedrik dengan media. Sedangkan kiprahnya mendampingi persoalan-persoalan hukum yang menimpa bagi mereka yang kurang beruntungpun banyak dilakukan seperti pendampingan terpidana mati yang terjadi di Kalimantan, ada anak tuna wicara karena selama ini selalu dilecehkan dan direndahkan akhirnya berbuat nekad dan membunuh beberapa orang. Selain itu juga ada terpidana mati di Malang yang didampingi dan semuanya tanpa di bayar, karena semata didorong rasa kemanusiaan saja. Belum lagi kiprahnya bersama Perhimpunan Profesi Hukum Kristen Indonesia (PPHKI) Fedrik banyak memberikan bantuan hukum seperti mengavodkasi rumah-rumah ibadah yang mengalami gangguan pelarangan dan sebagainya. Bahkan kasus hukum yang menjadi konsennya saat ini yakni adanya penghilangan terhadap 6 siswa SMA di Poso pasca terjadi bencana likuifasi atau benacana alam di sana. “Saya meyakini bahwa anak-anak itu tidak di telan bumi atau meninggal karena taka da bekasnya disana, bahkan ada info kalau anak-anak itu diculik sebagai korban human trafiking”, ungkapnya tegas saat menerima penghargaan dari pewarna. Sangking pedulinya terhadap nasib keenam anak-nak siswa SMU itu Fredrik lantas dengan mengangkat tinggi plakat sembari terucap bahwa penghargaan ini dipersembahkan bagi ke enam anak-anak hilang itu. Kiprahnya itulah yang akhirnya Pewarna Jumat 30/10/20 di hotel Swissbel hotel Tangerang selatan memberikan apresiasi sebagai bukti penghargaan akan tigas dan panggilannya agar lebih memotivasinya kembali
Irjen Pol (Purn) Benny Mamoto memberi sambutan dengan mengatakan "Mengapa Benny Mamoto yang seorang polisi bidang terorisme dan narkoba sangat peduli dengan kebudayaan, saya katakan sejahat jahatnya manusia bila dilakukan dengan pendekatan kemanusian, kebudayaan akan timbul sifat kemanusiaannya dan mau terbuka dan mengaku mengapa dia melakukan kejahatan. Ini yang dilakukan Benny Mamoto ketika menginvestigasi tokoh terorisme di Afganistan dan investigasi terbunuhnya Pendeta Yeremia Zanambani pada 19 September 2020, yang pada akhirnya istri almarhum Pendeta Yeremia mau mengatakan sejujurnya fakta dilapangan dan mau menandatangani BAP" ungkap Benny Mamomoto yang banyak sekali aktif dalam berbagai festival kebudayaan.
0 Response to "APRESIASI PEWARNA INDONESIA KE 4 DIGELAR DI SWISS BELHOTEL"
Posting Komentar