Seleksi Genetis Sedang Berlangsung Diprediksi 100 Ribu Orang Akan Terpapar Covid-19

 Prof. DR. James Tangkudung, Sportmed
REFORMATANEWS.COM, Jakarta - Seleksi genetis sedang berlangsung di Indonesia ditengah pandemi covid-19. Mereka yang memiliki daya tahan tubuh yang kuat akan bertahan sedangkan mereka yang memiliki daya tahan tubuh yang lemah akan tumbang menghadapi virus corona covid-19. Pernyataan ini disampaikan Jakarta - Seleksi genetis sedang berlangsung di Indonesia ditengah pandemi covid-19. Mereka yang memiliki daya tahan tubuh yang kuat akan bertahan sedangkan mereka yang memiliki daya tahan tubuh yang lemah akan tumbang menghadapi virus corona covid-19. Pernyataan ini disampaikan Prof. DR. James Tangkudung, Sportmed guru besar bidang olah raga di UNJ ketika diwawancarai via telpon Senin pagi (20/04/2019). Puncak Pandemi pada bulan Mei sampai Juni 2020 dan menurun pada awal July 2020, jumlah yang terpapar diprediksi berjumlah sekitar seratus ribu lebih di seluruh wilayah Indonesia.

Melatih Pernafasan Panjang

James Tangkudung menyampaikan kiat-kiat untuk melindungi diri dari serangan covid-19 disamping disiplin melindungi diri yang kuat seperti menggunakan masker, sering cuci tangan, dirumah saja, olah raga, minum vitamin yang tidak kalah pentingya adalah sering melatih bernafas panjang menghirup oksigen sebanyak mungkin. Prof. James mengatakan "Pasalnya virus corona ini bersaing dengan oksigen dan masuk ke darah merah (eritrocit) yang bekerjanya virus ini dengan menghijak yaitu merampok plus mengikat hemoglobin atau HB yang seharusnya HB ini diikat dengan oksigen atau HB 02. Dan jika virus yang bekerja maka kita akan kekurangan oksigen yang dibawa darah merah atau hemoglobin  dan mengalir menembus ke paru-paru, otak jantung, ginjal, hati dan seluruh tubuh, sehingga hal ini yang bisa kita sulit bernafas kemudian infeksi panas atau biasa disebut demam tinggi, tandas staf ahli Kemenpora era Adhyaksa Dault. Selain anjuran tarik nafas dari mulut dan hidung, maka alangkah baiknya kita berolahraga di pagi hari mulai jam 6 sampai jam 9 bisa dirumah atau disekitar rumah" ungkapnya. 

Prof. James Tangkudung dalam kesehariannya aktif  berolahraga dirumahnya.
Prof. DR. James Tangkudung, Sportmed  
Sebelumnya Badan Intelijen Negara telah mengkaji dan membuat skenario arus sebaran virus corona atau COVID-19 di Indonesia. Menurut data BIN puncak penyebaran virus corona terjadi pada Juli 2020. Data hasil kajian BIN tersebut disampaikan Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Doni Monardo dalam Rapat Kerja dengan Komisi IX DPR yang dilakukan secara virtual pada Kamis (2/4).

"Puncaknya akhir Juni (105.765 kasus) atau akhir Juli (106.287 kasus)," kata Doni dalam Rapat Kerja dengan Komisi IX DPR yang dilakukan secara virtual pada Kamis (2/4). Menurut Doni, kasus virus corona akan mengalami peningkatan setiap bulannya sebelum mencapai puncak, 1.577 di akhir Maret, 27.307 di akhir April, 95.451 di akhir Mei, dan 105.765 di akhir Juni.

Doni juga menyampaikan bahwa terdapat 50 kabupaten atau kota prioritas dari 100 yang memiliki risiko tinggi terkait peningkatan penyebaran virus corona ini. Menurutnya, 49 persen wilayah itu berlokasi di Pulau Jawa. Dalam kajian BIN tersebut juga dikatakan setidaknya 10 provinsi yang mengalami kekurangan fasilitas kesehatan dalam penanggulangan COVID-19. “Yaitu DIY, Sulsel, Bali, Kaltim, Sumut, Papua, NAD, Sulteng, dan Maluku,” sebut Doni.

Doni  menjelaskan, kekurangan faskes ini mencakup SDM tenaga kesehatan, ruang isolasi yang tidak memadai, dan jumlah APD. Namun, Doni mengingatkan bahwa kajian BIN ini bisa tidak terjadi bila langkah-langkah pencegahan terus dilakukan.

"Kalau kita bisa melakukan langkah-langkah pencegahan, mudah-mudahan kasus yang terjadi tidak seperti apa yang diprediksi," kata Doni.
 guru besar bidang olah raga di UNJ ketika diwawancarai via telpon Senin pagi (20/04/2019). Puncak Pandemi pada bulan Mei sampai Juni 2020 dan menurun pada awal July 2020, jumlah yang terpapar diprediksi berjumlah sekitar seratus ribu lebih di seluruh wilayah Indonesia.

Melatih Pernafasan Panjang

James Tangkudung menyampaikan kiat-kiat untuk melindungi diri dari serangan covid-19 disamping disiplin melindungi diri yang kuat seperti menggunakan masker, sering cuci tangan, dirumah saja, olah raga, minum vitamin yang tidak kalah pentingya adalah sering melatih bernafas panjang menghirup oksigen sebanyak mungkin. Prof. James mengatakan "Pasalnya virus corona ini bersaing dengan oksigen dan masuk ke darah merah (eritrocit) yang bekerjanya virus ini dengan menghijak yaitu merampok plus mengikat hemoglobin atau HB yang seharusnya HB ini diikat dengan oksigen atau HB 02. Dan jika virus yang bekerja maka kita akan kekurangan oksigen yang dibawah darah merah atau hemoglobin  dan mengalir menembus ke paru-paru, otak jantung, ginjal, hati dan seluruh tubuh, sehingga hal ini yang bisa kita sulit bernafas kemudian infeksi panas atau biasa disebut demam tinggi, tandas staf ahli Kemenpora era Adhyaksa Dault. Selain anjuran tarik nafas dari mulut dan hidung, maka alangkah baiknya kita berolahraga di pagi hari mulai jam 6 sampai jam 9 bisa dirumah atau disekitar rumah" terarangnya. 

Prof. James Tangkudung dalam kesehariannya aktif  berolahraga dirumahnya.

Sebelumnya Badan Intelijen Negara telah mengkaji dan membuat skenario arus sebaran virus corona atau COVID-19 di Indonesia. Menurut data BIN puncak penyebaran virus corona terjadi pada Juli 2020. Data hasil kajian BIN tersebut disampaikan Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Doni Monardo dalam Rapat Kerja dengan Komisi IX DPR yang dilakukan secara virtual pada Kamis (2/4).

"Puncaknya akhir Juni (105.765 kasus) atau akhir Juli (106.287 kasus)," kata Doni dalam Rapat Kerja dengan Komisi IX DPR yang dilakukan secara virtual pada Kamis (2/4). Menurut Doni, kasus virus corona akan mengalami peningkatan setiap bulannya sebelum mencapai puncak, 1.577 di akhir Maret, 27.307 di akhir April, 95.451 di akhir Mei, dan 105.765 di akhir Juni.

Doni juga menyampaikan bahwa terdapat 50 kabupaten atau kota prioritas dari 100 yang memiliki risiko tinggi terkait peningkatan penyebaran virus corona ini. Menurutnya, 49 persen wilayah itu berlokasi di Pulau Jawa. Dalam kajian BIN tersebut juga dikatakan setidaknya 10 provinsi yang mengalami kekurangan fasilitas kesehatan dalam penanggulangan COVID-19.

“Yaitu DIY, Sulsel, Bali, Kaltim, Sumut, Papua, NAD, Sulteng, dan Maluku,” sebut Doni.

Doni  menjelaskan, kekurangan faskes ini mencakup SDM tenaga kesehatan, ruang isolasi yang tidak memadai, dan jumlah APD. Namun, Doni mengingatkan bahwa kajian BIN ini bisa tidak terjadi bila langkah-langkah pencegahan terus dilakukan.

"Kalau kita bisa melakukan langkah-langkah pencegahan, mudah-mudahan kasus yang terjadi tidak seperti apa yang diprediksi," kata Doni.



Related Posts:

2 Responses to "Seleksi Genetis Sedang Berlangsung Diprediksi 100 Ribu Orang Akan Terpapar Covid-19"